Posting pertama blog ini, sengaja saya sodorkan sebuah pertanyaan yang sangat mendasar : MENGAPA ASURANSI
Apa yang selalu dibayangkan orang ketika bertemu seorang agen asuransi ? Ditakut-takutin soal kematian, atau terbayang tabungan anda akan dikuras oleh kewajiban membayar premi asuransi, ataukah karena agen asuransi selalu memaksa.
Jaman sudah berubah. Bila anda saat ini berurusan dengan Lembaga Keuangan, entah untuk urusan Pinjaman Dana atau Leasing Kendaraan, misalnya. Mengapa mereka mengharuskan kita menandatangani perjanjian asuransi? Adakah itu karena mereka peduli pada "jiwa" kita saat terjadi sesuatu yang membuat kita tak mampu membayar kewajiban (baca : cicilan)? TIDAK ! Perusahaan Pembiayaan justru memikirkan bagaimana uang yang mereka pinjamkan akan kembali, bahkan pada saat anda tak mampu membayar "cicilan" pada mereka. Asuransi memberikan "proteksi" pada asset mereka, yang dipinjamkan pada anda.
Karena, jiwa kita tak ada yang bisa memproteksi. Mati itu pasti.
Itulah hidup. Mereka -para perusahaan pembiayaan itu- sudah berfikir jauh ke depan. Mereka tak peduli anda sehat atau tidak, saat ini kaya atau tidak. Mereka juga tak peduli berapa banyaknya tabungan anda saat ini. Yang mereka fikirkan adalah, bagaimana resiko yang mereka hadapi sekecil mungkin atau boleh dibilang tak ada.
Maka, sudah saatnya kita berfikir ulang soal pentingnya asuransi. Asuransi bukan lagi soal mati. Asuransi kini menjadi bagian dari tabungan atau investasi. Bukan kita yang membutuhkan asuransi, tapi orang yang kita sayangi yang akan menikmatinya kelak.
Pernahkan anda berfikir, bila anda saat ini berusia 25 tahun, memutuskan memulai disiplin menyisihkan Rp 400.000,-/bulan (yang buat sebagian orang ini hanya uang jajan 2-3 kali makan di Pizza Hut), maka 22 tahun kemudian anda akan "ketiban bulan" mendapatkan hasil "tabungan" tadi menjadi 1,2 Milyar plus jaminan "tidak menyusahkan keluarga" saat sakit atau meninggal dunia. Bandingkan bila kedisiplinan anda tadi di-depositokan ke bank, hanya "berbuah" kurang dari 300 juta rupiah nantinya.
Jadi, ubah sudut pandang anda sekarang. Tulisan-tulisan dan kisah saya nanti akan membantu membuka tabir gelap yang selama ini menutupi pemahaman anda soal asuransi.
Maka, selamat menikmati, semoga menginpirasi.
Apa yang selalu dibayangkan orang ketika bertemu seorang agen asuransi ? Ditakut-takutin soal kematian, atau terbayang tabungan anda akan dikuras oleh kewajiban membayar premi asuransi, ataukah karena agen asuransi selalu memaksa.
Jaman sudah berubah. Bila anda saat ini berurusan dengan Lembaga Keuangan, entah untuk urusan Pinjaman Dana atau Leasing Kendaraan, misalnya. Mengapa mereka mengharuskan kita menandatangani perjanjian asuransi? Adakah itu karena mereka peduli pada "jiwa" kita saat terjadi sesuatu yang membuat kita tak mampu membayar kewajiban (baca : cicilan)? TIDAK ! Perusahaan Pembiayaan justru memikirkan bagaimana uang yang mereka pinjamkan akan kembali, bahkan pada saat anda tak mampu membayar "cicilan" pada mereka. Asuransi memberikan "proteksi" pada asset mereka, yang dipinjamkan pada anda.
Karena, jiwa kita tak ada yang bisa memproteksi. Mati itu pasti.
Itulah hidup. Mereka -para perusahaan pembiayaan itu- sudah berfikir jauh ke depan. Mereka tak peduli anda sehat atau tidak, saat ini kaya atau tidak. Mereka juga tak peduli berapa banyaknya tabungan anda saat ini. Yang mereka fikirkan adalah, bagaimana resiko yang mereka hadapi sekecil mungkin atau boleh dibilang tak ada.
Maka, sudah saatnya kita berfikir ulang soal pentingnya asuransi. Asuransi bukan lagi soal mati. Asuransi kini menjadi bagian dari tabungan atau investasi. Bukan kita yang membutuhkan asuransi, tapi orang yang kita sayangi yang akan menikmatinya kelak.
Pernahkan anda berfikir, bila anda saat ini berusia 25 tahun, memutuskan memulai disiplin menyisihkan Rp 400.000,-/bulan (yang buat sebagian orang ini hanya uang jajan 2-3 kali makan di Pizza Hut), maka 22 tahun kemudian anda akan "ketiban bulan" mendapatkan hasil "tabungan" tadi menjadi 1,2 Milyar plus jaminan "tidak menyusahkan keluarga" saat sakit atau meninggal dunia. Bandingkan bila kedisiplinan anda tadi di-depositokan ke bank, hanya "berbuah" kurang dari 300 juta rupiah nantinya.
Jadi, ubah sudut pandang anda sekarang. Tulisan-tulisan dan kisah saya nanti akan membantu membuka tabir gelap yang selama ini menutupi pemahaman anda soal asuransi.
Maka, selamat menikmati, semoga menginpirasi.
Comments
Post a Comment