Skip to main content

JANGAN SALAH MEMILIH !

Jumat lalu, dalam rangkaian perjalanan, saya menyempatkan mampir menemui seorang kerabat.  Dari sekedar bertegur sapa ,menengok rumah baru beliau.

Hingga topik pembicaraan mengarah ke asuransi dan tabungan.  Beliau bercerita bahwa kini sudah memiliki satu produk Asuransi dari sebuah perusahaan Asuransi lokal, yang beliau yakini adalah produk investasi/tabungan.  Saya minta diperlihatkan polisnya.

Ternyata, dari polis yang saya baca, produk asuransinya bukan investasi/tabungan yang sebagaimana difikirkan beliau selama ini.  Bayangkan, dengan premi sebesar Rp 500ribu/3 bulan, masa kontrak 10 tahun, nilai Uang Pertanggungan "hanya" Rp 20 juta.  Nominal yang hampir tak ada nilainya, apalagi dihadapkan pada kondisi 10 tahun depan.  Nilai Bonus Asuransinya pun kecil sekali, sepuluh tahun lagi tak sampai Rp 3 juta.

Rupanya, selidik punya selidik, sang Agen Asuransi yang menawarkan produk asuransi itu dulu kepada beliau tak menerangkan dengan detil.  Entah tak mau, atau tak bisa.

Maka, saya berbicara panjang lebar pada Beliau.  Hari-hari ini produk asuransi sudah sedemikian maju.  Produk Asuransi yang dimiliki beliau dari Asuransi lokal itu adalah produk asuransi tradisional yang tidak memiliki program investasi atau tabungan.

Maka, saya mengeluarkan sebuah perhitungan dari Program Manulife Value Protector yang dikeluarkan oleh PT AJ Manulife.  Ini adalah produk asuransi+tabungan yang sesungguhnya, coba cermati :

1. Preminya hanya mulai dari Rp 300ribu/bulan; angka yang ringan.  Walau sebenarnya ironis, ketika menabung kita justru menyisihkan angka yang kecil
2. Uang Pertanggungan cukup besar, dalam beberapa kasus, Uang Pertanggungan bila Tertanggung Asuransinya meninggal nilainya bisa diatas Rp 100 juta, dengan premi sebesar nilai di atas (tergantung umur, jenis kelamin, dan kebiasaan merokok atau tidak)
3. Premi yang Rp300ribu diatas, hanya dipakai untuk membayar asuransi hanya dari tahun 1-4 (itupun tidak full, berjenjang dari 85% di tahun pertama hingga 10% di tahun ke empat).  Tahun ke lima dan sisanya kemana? ya jadi tabungan lah....
4. Bisa Top Up (nambah tabungan) atau Narik tabungan kapan saja.  Leluasa banget.
5. Karena dikelola sendiri oleh manulife, tidak ada potongan biaya yang muncul dari tabungan /top up kita.  Artinya Jaminan uang kita berkembang penuh, dengan "return" bisa mencapai 13 % per tahun bahkan lebih !  Buat yang mau aman, ada Syariahnya juga; jadi uang bebas riba !
6. Bisa ditambahin fitur kesehatan yang memungkinkan double claim, serta sekeluarga diproteksi. 

Maka, melihat apa yang ditawarkan produk MVP Manulife, beliau sadar "ada yang perlu diperbaiki".  Maka, Alhamdulillah, beliau mengambil produk MVP untuk proteksi sekaligus tabungan sebagai langkah konkrit "perbaikan kesalahan" itu.

Dari cerita itu, saya hanya bisa bilang, Teliti sebelum membeli.  Jangan sampai salah pilih.  Uang anda seharusnya berkembang, bukan sebaliknya : mengempis dan hilang.  Hubungi saya untuk tahu lebih banyak.

Comments

Popular posts from this blog

MAU JUAL GINJAL? BACA SAMPAI SELESAI !

Sudah dua tahun tak bertemu, seorang teman mengirimkan "broadcast message" (BM) di perangkat Blackberry saya. BM-nya agak mengerikan : dia mencari donor ginjal untuk saudaranya yang membutuhkan. Soal harga -bila pendonor bermaksud "menjual" ginjalnya bisa dibicarakan dengannya. Membaca BM itu, saya teringat kisah pak Dahlan Iskan dalam bukunya GANTI HATI. Dengan jenaka beliau bercanda, bahwa kini dia memiliki 2 bintang seharga masing-masing 1 milyar, satu bintang yang biasa dia kendarai kemana-mana (logo mobil Mercedez) dan satu bintang jahitan di perutnya hasil operasi transplatasi hati. Ya, hati pak Dahlan "diganti" dengan hati seorang anak muda dari Cina, kabarnya harganya 1 miliar. Lalu, iseng-iseng saya browsing, dan ketemulah data ini, Data Harga organ tubuh manusia di pasar gelap (kondisi sudah meninggal dibawah 10 jam, sumber :http://namakuddn.wordpress.com/2012/04/27/inilah-daftar-harga-organ-tubuh-manusia-di-pasar-gelap/) 1. Sepasang bola mata: U

KAN SAYA MASIH HIDUP ...

“Harta, sebenarnya belum bisa dikatakan pembagian harta karena saya masih hidup. Tetapi saya tetap akan membagikan hak mereka masing-masing sesuai dengan peraturan agama,” ujar ibu Fariani. Ibu Fariani adalah seorang ibu dengan empat orang anak yang baru saja ditinggalkan suaminya Ipda Purnawirawan Matta. Almarhum meninggalkan harta waris berupa tanah, rumah dan mobil senilai Rp 15 Miliar. Pada bulan Maret 2017, ketiga anak ibu Fariani mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Agama Kota Baubau, Sulawesi Tenggara dengan nomor 163/ptg/ 2013/PA/2017, yang inti gugatannya : Meminta bagian mereka selaku ahli waris yang sah atas harta waris almarhum ayah mereka. Dunia makin aneh? Anak kurang ajar? Tidak. Banyak orang yang memiliki pendapat seperti ibu Fariani, sebagaimana yang saya kutip di paragraf pertama di atas. Pendapat yang KELIRU. Begitu seorang suami meninggal dunia, maka hartanya tidak serta merta menjadi miliki istri atau anak-anaknya. Harta itu berubah menjadi h

CERITA 19 EKOR SAPI

Dul Kemit, Dede dan Khomsul datang ke rumah pak Lurah sambil bersungut-sungut. Mereka mencari orang yang bisa menyelesaikan masalah mereka. Pak Lurah menyambut mereka, dan tiga bersaudara ini menyampaikan masalahnya. Ayah Dul Kemit, Dede dan Khomsul baru saja meninggal seminggu lalu. Ceritanya, almarhum ayah meninggalkan WASIAT bahwa 19 ekor sapi yang ditinggalkan dibagi untuk mereka bertiga dengan porsi : Dul Kemit 1/2 bagian, Dede 1/4 bagian dan Khomsul 1/5 bagian. Pak Lurah pusing menghitung pembagiannya, karena pesan almarhum adalah saat membagi : sapi tidak boleh disembelih, dijual atau dikurangi. Untuk itu dia minta bantuan pak Bhabin dan Babinsa. Lalu pak Bhabin bilang", Sapi ada 19. Mau dibagi untuk Anak pertama 1/2, anak kedua 1/4 dan anak ketiga 1/5 tanpa menyembelih, tanpa mengurangi". Ketiga bersaudara itu menangguk-angguk. "Oke kalau begitu, supaya tidak berantem, saya akan sumbangkan satu ekor sapi milik saya untuk MENGG