Pagi belum genap, sebuah pesan pendek (sandek) masuk ke ponsel saya. Saya mencoba mengumpulkan ingatan, siapa nama yang tertera di ponsel ini. Setelah proses "recalling" memori yang agak panjang, saya ingat ini adalah salah seorang calon nasabah yang pernah minta dibuatkan proposal program kesehatan. "Pak Bas, ini XXXXX istrinya YYYY. Mau tanya tentang asuransi kesehatan. Ini saya lagi di Rumah Sakit ngurus pembayaran, pakai Asuransi, kenapa nomboknya jadi banyak ya", Tulisnya di sandek. Seingat saya, calon nasabah ini tak jadi ambil Asuransi Kesehatan sama saya. Dua tiga kali minta dibuatkan proposal tapi tak bisa dihubungi lagi dan tak pernah menghubungi. Tapi berhubung memang tak ingat, saya "layani" saja pertanyaannya. Siapa tahu saya memang lupa bahwa dia memang nasabah saya. "Nombok berapa pak, dan nomboknya di mana. Please cek kwitansinya",tanya saya balik, tetap via sandek. Dia menyebut angka puluhan juta, dan me