Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2018

LUCINTA LUNA

Pagi belum genap, sebuah pesan pendek (sandek) masuk ke ponsel saya. Saya mencoba mengumpulkan ingatan, siapa nama yang tertera di ponsel ini. Setelah proses "recalling" memori yang agak panjang, saya ingat ini adalah salah seorang calon nasabah yang pernah minta dibuatkan proposal program kesehatan. "Pak Bas, ini XXXXX istrinya YYYY. Mau tanya tentang asuransi kesehatan. Ini saya lagi di Rumah Sakit ngurus pembayaran, pakai Asuransi, kenapa nomboknya jadi banyak ya", Tulisnya di sandek. Seingat saya, calon nasabah ini tak jadi ambil Asuransi Kesehatan sama saya. Dua tiga kali minta dibuatkan proposal tapi tak bisa dihubungi lagi dan tak pernah menghubungi. Tapi berhubung memang tak ingat, saya "layani" saja pertanyaannya. Siapa tahu saya memang lupa bahwa dia memang nasabah saya. "Nombok berapa pak, dan nomboknya di mana. Please cek kwitansinya",tanya saya balik, tetap via sandek. Dia menyebut angka puluhan juta, dan me

KABAR BAIK DARI IBU CICIH

Bila anda merasa bahwa suami atau istri anda tajir melintir, dengan kekayaan yang bisa dinikmati tujuh turunan enam tanjakan : ada baiknya bisa membaca baik-baik kisah ibu Cicih ini. Kasus ibu Cicih menjadi viral akhir Februari lalu. Ibu tua berusia 76 tahun ini digugat oleh 5 anaknya sebesar 1,6 Miliar. Alasan para Penggugat : Ibu Cicih (yang notabene ibu kandung mer eka) menjual tanah warisan hak mereka tanpa izin. Suami bu Cicih : Pak Udin (alm.) meninggal dunia setelah sebelumnya mewasiatkan pada istrinya sebidang tanah seluas 332 meter persegi. Mengapa pak Udin memberi wasiat? tak lain karena tak tega -ketika dia sudah meninggal - istrinya harus bersusah payah menghidupi anak dan cucunya. Ibu Cicih hidup di rumah "mungil" bersama keluarga anak bungsunya. Rumah itu dihuni 8 anggota keluarga, bergantung pada uang pensiun almarhum pak Udin yang besarnya Rp 1.2 juta per bulan. Cukupkah uang pensiun sebesar itu untuk menghidupi delapan nyawa? namp

STRABO

Saya yakin kalau ditunjukkan foto ini, anda semua hanya akan mengenal saya, namun tak akan mengenal patung siapa yang ada di samping saya. Tapi kalau saya sebut geografi, atau geography pasti akan teringat sesuatu. Geo berarti bumi, graphy artinya gambar. Ya, orang inilah (yang dipatungkan) yang pertama kali membuat peta bumi. Namanya Strabo. Patungnya berdiri di boulevard pinggir sungai Yesirlimak, atau sungai Hijau yang membelah kota Amasya, Turki. Dia berdiri membelakangi makam raja Pontus di atas bukit, seolah ingin mengatakan bahwa tanpa karyanya Para Agresor di seluruh dunia (termasuk Pontus dan raja-raja Romawi lain) akan sulit menganrungi lautan dan menaklukan dunia. Strabo lahir di kota Amasya tahun 64 SM. Lahir dari keluarga berada di kota yang sarat dengan "aura pendidikan" membuatnya tumbuh sebagai anak yang haus belajar. Barangkali lupa, Muhammad Al Fatih, penakluk Konstatinopel, bersekolah, mengaji serta belajar ilmu perang di &quo

BPJS BUKAN ASURANSI ?

Sudah baca harian Kompas Hari ini? Di halaman 13 ada berita yang ditulis dengan judul yang sangat besar. Ada di foto. Lalu mengapa BPJS bisa tekor seperti ini? Ada "hoax" yang bilang bahwa karena gaji pengelolanya terlalu tinggi, sehingga membebani Layanan yang harusnya diberikan oleh BPJS. Saya bukan direksi atau karyawan BPJS, tapi saya berani bilang itu hoax. Mengarang bebas. Begini ... Salah satu pekerjaan penting dalam organisasi Asuransi adalah pekerjaan Aktuaria. Ini adalah bagian yang mematahkan pendapat bahwa ikut Asuransi itu berjudi. Setor kecil dan pengen dapat besar. Bayar sekarang, tak tahu dapatnya kapan. Bila yang berpendapat seperti itu, saya yakin karena belum baca buku atau -minimal- belajar soal Asuransi. Hanya nggak suka : nggak suka bayar premi atau nggak suka sama agen asuransi. Aktuaria dalam pekerjaan Asuransi berdiri di garda paling depan. Aktuaria yang menentukan seorang nasabah BISA DITERIMA atau TIDAK, kalau DIT

MENERIMA BANYAK, MEMBERI BANYAK

Bukankah naif kalau hari-hari ini kita terlalu percaya pada ramalan orang bahwa negeri ini akan hilang dalam beberapa belas tahun lagi, ketika keluar dari "cangkang" kita sesekali bertemu dengan orang-orang baik, para pekerja gigih yang ingin berbuat baik untuk lingkungannya dan negerinya. Saya mengenal beliau berdua dalam perjalanan mengelilingi Turki dua bulan l alu. Kalau ditanya seperti apa pekerja gigih, maka izinkan saya menuturkan kisah mereka. Pak D dan Ibu E bertemu dan kemudian berjodoh ketika mereka berdua bekerja di sebuah pabrik tekstil di Bandung. Pak D dulu adalah tenaga penjualan merangkap sopir, dan Ibu E di bagian administrasi. Pekerjaan pak D adalah berkeliling pasar se Jawa, menawarkan kain produksi pabrik bosnya. Sesekali bila tak keliling cari order, pak D "nyupirin" bosnya, menemani bos ikut ketemu beberapa pejabat dan rekanan pentingnya. Sang bos, memiliki kebiasaan setiap Sabtu dan Minggu hanya mencurahkan waktu untuk

DISKUSI SEPIRING BURGER

Tadi malam, selesai sharing di Great Agency, AIA Financial Bandung tentang A"suransi sebagai Solusi Perencanaan Waris dan Pajak", bergegas saya jemput Alifa dari kampusnya di Jatinangor. Setelah komplit, berempat, kami bergegas makan bareng di sebuah pusat perbelanjaan di kota Bandung. Seperti biasa, momen yamg sudah mulai langka ini kami manfaatkan untuk ngobrol, diskusi tentang banyak hal. Tadi malam, obrolan kami tentang film "The Founder". Kisah Raymond Kroc, alias Ray Kroc-mengakuisisi McDonald dari tangan Dick dan Mac Donald. McDonald adalah bisnis menjual burget, tadinya. Dick dan Mac membuat inovasi sistem produksi dan layanan cepat burger bernama Spedee, yang memungkinkan membuat burger bisa dilakukan dengan cepat, namun memiliki standar yang sama. Hingga datang Ray Kroc yang menawarkan menjadi Master Franchise burger McDonald. Walau awalnya Dick dan Mac menolak, tapi akhirnya mereka luluh, menyerahkan hak master Franchise pada

NYICIL RUGI ATAU NYICIL UNTUNG ?

Saya ceritakan cerita ini sebagai tambahan pengetahuan untuk kita semua. Terimakasih bro N pertemuan di Bandung kemarin, selain kenyang sama kopi juga kenyang akan pengalaman bagus. Bro N, teman lama saya dulu di koran, menghubungi setelah melihat foto saya di Facebook minggu lalu. Lalu kami janjian ketemu di sebuah kawasan macet di kota Bandung (eh, mana ada jalan tak macet di bandung hari-hari ini?) kami sudah 15 tahun tak ketemu. Dia sekarang bekerja untuk sebuah perusahaan konsultan media dan komunikasi politik. "Duitnya lumayan, Bas. Apalagi musim pilkada kayak sekarang", Katanya sambil ketawa keras. Sepuluh tahun lalu, dia membeli sebuah rumah di kawasan pendukung kota Bandung. "Murah Bas, penawaran dulu cuma Rp 375 juta. Aku cicil 15 tahun pakai KPR, sebulannya Rp 4.6 jutaan. Itu rumah sekarang sudah ada yang nawar Rp 1 Milyar sekarang. Untung dua kali lipat dong aku",Ujarnya sambil cengar-cengir. "Aku mau rencana investasi la

HONDA GELATIK

Foto ini saya comot saja dari internet, foto Honda CB Gelatik, motor yang sama dengan yang dimiliki almarhum Bapak saya dulu. Motor kebanggaan Bapak, karena ini adalah harta berharga yang beliau bisa dapatkan setelah menabung keras bertahun-tahun dari gajinya sebagai "pegawai rendahan" di sebuah instansi pemerintah di Semarang. Harta berharga lain di rumah adalah sepeda onta (sa ya lupa merknya) yang biasa dipakainya berangkat kerja dan belakangan : TV Hitam Putih merk Grundig yang menyala dengan tenaga aki. Motor ini dibeli tunai saat saya kelas lima atau enam SD, harganya ribuan rupiah. Dan hanya dua orang di kampung kami yang memiliki motor ini : ayah saya dan Pak Slamet pegawai agraria. Saking sayangnya, tiap pagi dan sore motor ini dilap mengkilap dan bensinnya selalu diisi penuh. Masih ingat harga bensin premium waktu itu (tahun 1977) Rp 70,- per liter ! Saat itu adalah jaman keemasan minyak bumi Indonesia. Saya ingat setiap nonton "Dunia

KASUS WARIS IBU MANIS

Ya, sebut saja tokoh dalam kisah yang akan saya ceritakan ini bernama Ibu Manis. Kalau ada yang bertanya kisah ini fiksi atau nyata : saya bilang ini setengah fiksi dan setengah nyata. Tapi apapun, semoga isinya bisa menjadi bahan pelajaran tentang sebuah Proses Pembagian Harta Warisan. Ibu Manis sedang berduka, karena suami yang dicintainya baru saja meninggal dunia. Almarhum suaminya seorang pengusaha yang meninggalkan selain harta juga beberapa hutang. Hutang pribadi dan Hutang Usaha. Aset yang ditinggalkan almarhum selain rumah, kendaraan berupa mobil dan motor juga tabungan dan uang tunai. Oh ya, ibu Manis ini beragama Nasrani sehingga berdasar kesepakatan keluarga, proses pembagian warisnya dilakukan berdasar Hukum Waris Perdata/Barat. Dari perkawinannya dengan almarhum suaminya, Ibu Manis memiliki tiga orang anak. Sulungnya kelas 1 SMA dan bungsunya masih kelas 5 SD. Perjalanan mereka masih panjang, masih perlu banyak biaya. Proses pembagian Harta

THOMAS ALVA EDISON DAN SURAT AN-NUR

ni adalah pose mainstream kami di bawah kubah museum Hagia Sophia di Turki. Walau dari jauh kelihatan kubah raksasa ini bulat, tapi sebenarnya tak sepenuhnya bulat, malah lonjong. Garis tengahnya bila diukur dari Barat ke Timur 31 meter, namun dari Utara ke selatan 32.5 meter. Hagia Sophia sebuah bangunan bekas basilika, masjid, dan sekarang museum, di Istanbul, Republik Turki. Dari masa pembangunannya di tahun 537 M sampai 1453 M, bangunan ini merupakan katedral Ortodoks dan tempat kedudukan Patriark Ekumenis Konstantinopel, kecuali pada tahun 1204 sampai 1261, ketika tempat ini diubah oleh Pasukan Salib Keempat menjadi Katedral Katolik Roma di bawah kekuasaan Kekaisaran Latin Konstantinopel. Bangunan ini menjadi masjid mulai 29 Mei 1453 sampai 1931 pada masa kekuasaan Kesultanan Utsmani. Kemudian bangunan ini menjalani serangkaian renovasi, dibuka sebagai museum pada 1 Februari 1935 oleh Republik Turki hingga kini. Di atas kubah yang menjadi latar kami berfot

SECARA TEKNIS : BANGKRUT

Cerita ini saya unggah atas ijin dari ayah klien saya. Ayah klien saya inilah yang mengenalkan saya pada klien, dan tujuan menceritakan ini semata sebagai bahan pelajaran untuk kita semua. Klien saya ini adalah laki-laki usia menjelang tengah 30-an, suami dari seorang istri, ayah dari seorang anak berumur tiga tahun. Usia pernikahan mereka baru menginjak tahun ke lima pada 2018 ini. Suami istri bekerja, dengan total pendapatan sekitar Rp 65 juta per bulan, ini yang membuat mereka masuk golongan menengah menjelang atas. Klien saya bekerja di sebuah perusahaan jasa yang karena pekerjaannya, mengharuskan banyak melakukan perjalanan dinas dan menjamu rekanan. Tentu saja semua pengeluarannya ditanggung kantor. Istrinya bekerja untuk sebuah perusahaan energi multinasional, hobinya memelihara kucing. Di rumah, istrinya memelihara lima ekor kucing "mahal". Karena kantornya terpisah, mereka masing-masing memiliki satu buah mobil. Rumah? Selama limat tah

LIMA RIBU DULU, LIMA RIBU KINI

Masih soal kedatangan Raja Saudi, masih belum bosen. Gambar di bawah (atau samping) adalah gambar uang Rp 5.000,- terbitan tahun 1958. Konon, uang segitu pada jaman itu bisa buat beli mobil. Lalu apa hubungannya sama Raja Saudi? Orang bilang Raja Saudi datang membawa uang US$ 25 Miliar. Benarkah begitu? Ternyata tak persis seperti itu. Persisnya adalah dia membawa KOMITMEN INVESTASI nyaris senilai US$ 25 Miliar. Baru komitmen, lha MoU-nya saja baru ditandatangani. Datang dari mana uang yang dikomitmenkan itu? Datangnya dari (rencana) jual saham Saudi Aramco yang 5% itu. Konon nilainya US$ 100 Miliar, masih "konon" karena kejadian IPO baru akan ada di suatu waktu nanti di tahun 2018. Belum kejadian. Nah, kenapa kok Raja Saudi repot-repot keliling Dari Malaysia, Indonesia, Jepang sampai China-nya sekarang? Ya, karena buat orang punya duit, duit didiamkan saja itu RUGI. Duit harus diputar, di-INVESTASIKAN. Supaya nanti hidup orang Arab Saudi