Tugu Pancoran Pagi Hari Suwito adalah nama Bapak saya, almarhum, berasal dari desa Gubug, Grobogan-Purwodadi. Sebuah desa kecil, yang nyaris tak terlihat di peta dan hingga kini gagap menghadapi kemajuan jaman. Setiap pagi, jam 03.00 beliau berjalan kaki puluhan kilometer menuju stasiun kereta "terdekat", menunggu kereta barang yang bisa ditumpanginya menuju sekolah di kota Purwodadi. Pulangnya demikian juga. Sepul ang sekolah, beliau masih " angon" kambing ke hutan jati pinggir desa. Cita-citanya hanya satu : menjadi pegawai negeri, karena semua kakaknya berhenti sekolah dan "hanya" menjadi petani di lahan berkapur yang kini sebagian sudah tenggelam oleh air waduk Kedungombo. Di ladang peng-angon-an dia melamun, memiliki rumah tembok yang tak tenggelam seperti rumah-rumah kayu di kampungnya yang dibangun tanpa pondasi. Setiap pagi pukul 03.00 tanpa sarapan, Suwito muda membawa satu dua buku -dan tentu semangat besar- yang dimil