Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2014

PEDULI bukan TIBA-TIBA PEDULI

Tadi pagi, seperti biasa, sambil menyeduh kopi saya sempatkan membaca beberapa kabar dari teman di situs jejaring sosial. Sebuah kisah tentang seorang tua penjual amplop di depan msjid Salman ITB menyeruak. Di zaman amplop menjadi komoditi yang terpinggirkan, beliau tetap setia menjualnya. Di zaman yang yang makin serakah dan tak punya hati nurani, beliau hanya setia pada keuntungan Rp 25,- per lembar amplop yang dijualnya. yang bahkan, bila amplopnya laku 100 lembar, keuntungannya tak cukup untuk membeli sebungkus nasi dari warteg. Tapi kisah itu jauh, saya tak mengenal si Pak Tua, saya jarang lewat Masjid Salman, karena saya tinggal di Bogor. Dan, di dekat saya ada kisah serupa, saya temukan di kantor tempat saya "bantu-bantu" bikin kopi dan teh. Ada pak Saman-sebut saja begitu. sudah 18 tahun bekerja di kantor ini. Sejak kantor ini belum ada kursi katanya. Tugasnya dulu membagi-bagikan koran promosi, hingga kini setelah 18 tahun posisinya tetap -kurang lebih- sama. Di anta

MELATIH KONSISTENSI dan KONSISTENSI

Rubrik BENGKEL UANG edisi 24 November 2014 Apalagi yang lebih sulit daripada melatih konsistensi ?  Maka itulah yang terjadi hari-hari ini.  banyak orang tak sukses, bukan karena mereka tak pintar tapi karena mereka terlalu mudah berhenti,  Maka Konsisten juga perlu dilatih.  Itu pendapat saya. Maka, dalam rangka merawat dan melatih konsistenti, seminggu sekali setiap Senin saya menulis Kolom Tetap di Harian Bogor.  Kolom itu bernama BENGKEL UANG. Bengkel Uang hanya berisi hal-hal sederhana soal mengelola keuangan keluarga.  Bukankah benar bahwa orang kaya bukan sekedar orang yang banyak menghasilkan uang?  Tapi mereka yang bisa mengelola uangnya dengan baik lah yang pantas disebut orang kaya. Lalu apa itu mengelola uang dengan baik?  Itu adalah semacam keahlian untuk menyisihkan "uang kecil" agar masa depan keluarga (atau yang bakalan ditinggalkan) tetap terjamin.  Ada atau tak ada si mesin uang, hidup orang yang ditinggalkan tetap sejahtera.  Sederhana saja. Han