Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2020

BERSATULAH REMUKAN REMPEYEK

Kalau ditanya, bila ada kesempatan (bukan uang), maukah anda membangun Rumah Ibadah atau Rumah Sakit untuk melayani kaum Dhuafa? Saya kira, jawaban hampir semua orang adalah : MAU. Mungkin ada yang bertanya lagi, kok yang ditanya "Ada Kesempatan", bukan "Ada Uang"? Barangkali ada yang belum tahu, beberapa hari lalu Pemerintah RI meluncurkan Sukuk Wakaf Ritel (SWR) 001 dan Cash Sukuk Linked Sukuk (CWLS) Ritel, dengan masa penawaran pada publik mulai 9 Oktober -12 November 2020. Dulu, kalau berbicara Wakaf, maka kita berbicara untuk orang kaya raya yang tanahnya berserakan di mana-mana. Orang kaya seperti ini memiliki "privilege" mendapatkan Satu dari Tiga amal perbuatan yang menurut Hadits Riwayat Muslim dari Abu Hurairah : tak putus pahalanya walau orangnya sudah meninggal. Lalu bagaimana halnya dengan "remukan rempeyek" seperti saya ini, yang tanahnya cuma satu pengki? Bisakah ikut menikmati "privilege" seperti orang-orang kaya itu? Ja

PAK TUA DAN GAS ELPIJI

Sesi Client Gathering untuk sebuah Bank minggu lalu, materi yang saya bawakan : Mempersiapkan Dana Pensiun untuk Masa Keemasan.  Di akhir sesi ada seorang peserta bertanya ",Pak, buat apa susah payah mengumpulkan duit buat pensiun. Toh nanti kebutuhan hidup kita juga nggak banyak". Lalu saya ceritakan kisah nyata ini pada nasabah tersebut. Suatu hari datang ke distributor gas elpiji seorang lelaki tua yang membawa satu tabung gas elpiji gas 12 kilogram. Pada pemilik toko gas, dia menyampaikan keluhannya. "Jaman sekarang berbeda, makin banyak koruptor. Bahkan isi gas elpiji dalam tabung saja dikurangi". Si pemilik toko dengan rada tersinggung, bertanya balik", Maksudnya apa nih pak". "Iya, jaman dulu saya punya gas 12 kilo ini bisa dipakai selama 30-45 hari. Sekarang baru 20 hari sudah habis", Jelas si Kakek. Pemilik toko langsung ngeh. "Bapak pensiunan ya? Tiap pagi dan sore mandi pakai air panas? Makan harus yang hangat supaya nggak masuk a

KIAMAT KECIL

Mau cerita sedikit tentang pertanyaan dari seorang peserta Temu Nasabah Prioritas Region 3 (Jatim, Bali, NTB) sebuah Bank Pemerintah, kemarin. Setelah saya menyampaikan materi tentang "Suksesi Kendali Bisnis tanpa Kendala" ditinjau dari sisi Perencanaan Waris, seorang Ibu bertanya. "Pak, kemampuan saya membayar premi saat ini baru XX puluh juta, apakah itu cukup buat mengalahkan INFLASI?", Demikian tanyanya. Saya jawab secara diplomatis, karena sebagai pembicara saya terikat aturan tak boleh jualan produk", Pertanyaan yang bagus bu". Inflasi adalah situasi saat uang ada, barang ada, tapi uangnya tak cukup untuk mendapatkan barang itu sebagaimana dua atau tiga tahun lalu. Bukan barangnya yang makin mahal, namun Nilai Uang kita yang turun. Kalau sekarang inflasi 3% per tahun, artinya tahun depan nilai uang kita turun 3%. Inflasi yang paling berbahaya, dan itu pasti terjadi adalah saat barang yang mau dibeli ada, tapi uangnya sama sekali tak ada.Kenapa uan

SATPAM PELIPAT GANDA UANG

Masih dengan Bank yang sama, hanya saja kemarin sesi Webinar "Temu Nasabah Prioritas" untuk Nasabah mereka di wilayah Kanwil 2, Greater Jakarta. Ada pertanyaan mendasar yang dilontarkan salah satu peserta yang namanya menyerupai Menteri Keuangan kita, ibu Sri Mulyani. Atau jangan-jangan itu kemarin bu Menteri ya... "Saya mau ada produk asuransi jiwa yang tak membuat saya rugi?", Demikian tanyanya. Saya bingung dan bertanya," Maksud Ibu rugi, apa ya?". "Ya pak, ada nggak produk asuransi yang tidak membuat uang kita berkurang?", Lanjutnya. Maka saya bercerita. Ibaratkan Ibu memiliki sebuah rumah, yang rumah itu dan isinya bernilai Rp 1 Miliar. Karena rumah dan isinya itu sangat berharga, ibu mau merekrut Satpam untuk menjaga rumah itu. Ibu nggak ngerti cara merekrut Satpam, maka ibu mencari Agen Penyalur Satpam. Singkat cerita, Agen Penyalur Satpam sudah bekerja dengan baim serta menerima Fee dari jerih payahnya.  Pak Satpam sudah tersedia dan dia

SELESAI

Kalau sudah selesai mempersiapkan yang Wajib (Waris), maka sudah waktunya memikirkan yang Sunah. Dan yang Sunah itu kalau bisa yang pahalanya tidak putus-putus. Seorang Nasabah Prioritas dari kota Palu bertanya",Apakah manfaat asuransi jiwa saya bisa berikan pada yayasan-yayasan sosial yang ingin saya bantu?". Maka itulah jawaban saya pada pertanyaan tersebut. Makanya saya belajar dalam Konsep agama Hindu ada ASHRAMA, atau empat Tahapan Hidup Manusia. Tahapan paripurna kehidupan manusia adalah "Sannyasa". Pada tahapan ini, diharapkan manusia "selesai dengan urusan (dunia) dirinya sendiri". Dalam agama Nasrani-menurut referensi yang saya baca- dikenal dengan istilah Asketis atau Askese. Maka, pada tahapan mempersiapkan warisan yang baik dan cukup, serta wakaf yang tanpa pamrih : bukan lagi soal mampu membayar. Namun, lebih ke urusan "selesai dengan urusan diri sendiri". Dan itulah "Masa Keemasan" yang saya maksud dalam materi saya tadi.

PLTS ITU MAHAL?

Katakan tulisan ini untuk menjawab beberapa pertanyaan, apakah membangun sebuah instalasi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) "off grid" seperti yang saya share kemarin itu "mahal"? Sebelum saya jawab, saya ceritakan dulu sebuah kisah untuk anda semua. Tahun 2006, saya memulai usaha saya bernama "MISTERBLEK COFFEE". Dimulai dari ide -atau tepatnya mimpi- yang sederhana, membuat dan menyajikan kopi ala Starbucks tapi dengan harga yang bisa dijangkau khalayak umum. Rasa dan penampilan bintang lima, tapi harga kaki lima. Tentu ada saja orang yang bertanya (bahkan mencibir) : Mana bisa bikin kopi "seperti itu" dengan harga murah? Alat bikin kopi kan mahal, bahan baku kopi nggak gampang didapat, sewa lokasi memang gampang, operasionalnya juga tak murah. Bikin usaha kopi seperti cafe dan menjual produknya dengan harga murah? Impossible to the max lah ... Tapi pertanyaan harus dijawab. Saya "pulang ke kampus" bertanya pada teman-teman yang

PANEN GRATIS

Sejak bekerja sepenuhnya dari rumah bulan Maret 2020 lalu, praktis kami tak bepergian ke tempat yang lebih jauh dari radius 50 kilometer dari rumah. Termasuk "liburan long weekend" kali ini. Sederhana, kami mencoba sebisa mungkin menghindari kerumunan yang berujung pada potensi penularan Covid. Penakut banget ya? Ya, karena kami sudah menjadi saksi bagaimana beberapa orang dekat -teman dan nasabah- harus "pulang" duluan karena Covid setelah menjalani perawatan di RS yang menelan biaya RATUSAN JUTA rupiah! Untuk membunuh rasa bosan, kami mengalihkan bujet travelling ke kegiatan lain. Istri saya berkebun dan saya membangun instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Serba DIY (Do It Yourself) bermodal tutorial di Yutub, ilmu Fisika jaman SMA dan hasil Ekskul Elektronika saat SMP. Dan inilah hasilnya, saya mau berbagi untuk anda semua.  Dengan dua panel surya berkekuatan 400 Watt Peak (Wp) yang disalurkan ke aneka peralatan seperti di gambar serta dua aki @150 Am

BERKAH JADI MASALAH

Dengan kursi roda yang didorong oleh cucunya, Angga, nenek Darmina memasuki ruang sidang dengan badan gemetar. Tak terbayang di usianya yang ke 78, dalam deraan osteoporosis akut dia harus menghadapi sidang gugatan waris dari anak-anaknya sendiri. Ibu, atau Nenek, Darmina tentu hidup bahagia saat almarhum suaminya masih ada bersama empat anak perempuan dan satu anak lelakinya (yang belakangan meninggal duluan sebelum ayahnya). Beberapa bidang tanah di sekitar kampungnya mereka miliki, termasuk 3 bidang tanah seluas 12 meter persegi yang belakangan menjadi obyek sengketa waris. Situasi berubah saat almarhum suami Nenek Darmina meninggal pada April 2019. Sebelum meninggal, almarhum berwasiat : sepeninggalnya kelak anah yang dimilikinya jangan dijual, supaya bisa jadi modal untuk kehidupan anak dan cucunya kelak. Pesan yang mulia. Tapi dari sisi Hukum Waris (Islam) bolehlah berwasiat seperti itu? Jawabannya : Boleh. Karena ketentuan wasiat dalam Hukum Islam adalah tidak boleh membagi hart