Mau cerita sedikit tentang pertanyaan dari seorang peserta Temu Nasabah Prioritas Region 3 (Jatim, Bali, NTB) sebuah Bank Pemerintah, kemarin.
Setelah saya menyampaikan materi tentang "Suksesi Kendali Bisnis tanpa Kendala" ditinjau dari sisi Perencanaan Waris, seorang Ibu bertanya.
"Pak, kemampuan saya membayar premi saat ini baru XX puluh juta, apakah itu cukup buat mengalahkan INFLASI?", Demikian tanyanya.
Saya jawab secara diplomatis, karena sebagai pembicara saya terikat aturan tak boleh jualan produk", Pertanyaan yang bagus bu".
Inflasi adalah situasi saat uang ada, barang ada, tapi uangnya tak cukup untuk mendapatkan barang itu sebagaimana dua atau tiga tahun lalu. Bukan barangnya yang makin mahal, namun Nilai Uang kita yang turun.
Kalau sekarang inflasi 3% per tahun, artinya tahun depan nilai uang kita turun 3%.
Inflasi yang paling berbahaya, dan itu pasti terjadi adalah saat barang yang mau dibeli ada, tapi uangnya sama sekali tak ada.Kenapa uangnya tak ada? Karena pencari nafkahnya tiba-tiba TIADA.
Maka itu mengapa kematian seseorang disebut Kiamat Kecil, karena tiba-tiba inflasi yang 3% tadi menjadi 100%. Duit bukan cuma turun nilainya, tapi "hilang suplainya" karena yang biasa menyuplai uang : pulang ke "Balik Papan".
"Maka berapapun nilai perlindungan asuransi jiwa yang ibu miliki, itu adalah "Obat" terbaik saat inflasi bagi keluarga yang kelak ibu tinggalkan. Manfaat Uang Pertanggungan akan menggantikan Nilai Uang yang hilang dari diri Ibu", Jawab saya.
"Oke pak, saya lega", Kata si Ibu dari seberang sana.
Cuma ya itu, saya nggak boleh menawarkan mau nambah polis atau tidak. Maklum pemain bayaran.
Comments
Post a Comment