Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2015

DIA, PAK GUN ...

“Saya mulai tadinya bertanya-tanya, mengapa kebanyakan mantan karyawan atau teman sejawat saya, setelah pensiun tak lama kemudian meninggal dunia.   Padahal mereka dulu orang-orang yang giat, yang sehat hidupnya,”begitu saja dia membuka pembicaraan. Tadi pagi, saat cericip burung meramaikan halaman belakang sebuah hotel di Bogor, yang sekaligus sebuah restoran taman, begitu saja kami bertemu dan berbincang   panjang. Pak Gunawan, usianya 67 tahun, baru dua tahun lalu pensiun dan memilih tak tinggal diam saja di rumah.   Pagi itu, kami dikumpulkan oleh sebuah perusahaan Asuransi asing yang menjadi mitra kami untuk diberikan banyak pencerahan.    Matahari masih belum garang, saat beliau melanjutkan ceritanya. “Saya percaya, bahwa lahir, jodoh dan mati sudah ada yang menggariskan.   Tapi saya percaya, walau sudah digariskan, kita harus selalu mempersiapkan,”terangnya dengan serius. Sambil menyendok nasi, saya mendengarkan cerita hidupnya.    DIA, PAK GUN Dia, pak Gun : sa

PAK KADIR dan NILAI EKONOMISNYA

“ A good plan violently executed now is better than a perfect plan executed next week.” (George S Patton) Suara tangis itu dari dalam ruang tamu itu nyaring terdengar hingga halaman, tempat kami berteduh dari sengatan panas pagi itu.   Jelaslah, itu suara tangis bu Kadir yang tak menyangka suaminya meninggal secepat itu.    Suara ibu-ibu pengajian yang melantunkan ayat-ayat suci makin membuat suasana pagi itu cukup menyayat. Pak Kadir, belum lagi beranjak 50 tahun usianya.   Saya bertemu terakhir dengannya tiga hari lalu di tempat cucian mobil langganan, lokasi dia rajin mengelus BMW baru kesayangannya.    Dia pengusaha sukses, memasok terigu dan perlengkapan membuat roti ke distributornya di seluruh Indonesia.   Rumahnya paling megah di kompleks saya, dan salah satu indikator kesuksesannya adalah garasinya yang sesak terisi tiga mobil dan dua buah motor gede.   Keluarganyapun kelihatan bahagia. Kabar duka menyeruak kemarin malam.   Pak Kadir koma selepas pingsan saat