“A good plan violently executed now is
better than a perfect plan executed next week.” (George S Patton)
Suara tangis itu dari dalam ruang tamu itu nyaring terdengar
hingga halaman, tempat kami berteduh dari sengatan panas pagi itu. Jelaslah, itu suara tangis bu Kadir yang tak
menyangka suaminya meninggal secepat itu.
Suara ibu-ibu pengajian yang melantunkan ayat-ayat suci makin membuat
suasana pagi itu cukup menyayat.
Pak Kadir, belum lagi beranjak 50 tahun usianya. Saya bertemu terakhir dengannya tiga hari
lalu di tempat cucian mobil langganan, lokasi dia rajin mengelus BMW baru
kesayangannya. Dia pengusaha sukses,
memasok terigu dan perlengkapan membuat roti ke distributornya di seluruh
Indonesia. Rumahnya paling megah di kompleks
saya, dan salah satu indikator kesuksesannya adalah garasinya yang sesak terisi
tiga mobil dan dua buah motor gede.
Keluarganyapun kelihatan bahagia.
Kabar duka menyeruak kemarin malam. Pak Kadir koma selepas pingsan saat bermain
futsal. Teman-teman futsalnya tidak
melihat ada yang ganjil dengan pak Kadir malam itu, semua kelihatan oke-oke saja. Dua jam setelah masuk ruang gawat darurat,
pak Kadir diberitakan meninggal dunia.
Kabar duka yang tak terduga.
Bu Kadir ibu rumah tangga yang tak bekerja, dan tak pernah
ikut mengelola usaha suaminya. Duka ini
adalah bencana keluarga untuk mereka. Bu
Kadir tak mengerti bagaimana mengelola usaha suaminya, dan tak cakap mengetahui
ketika tiba-tiba para pemasok menagih hutang-hutang almarhum suaminya.
Bu Kadir dan tiga orang anaknya, kehilangan sumber mata
pencaharian keluarganya. Dia hanya
berfikir akan menjual beberapa aset yang dimilikinya untuk bertahan menghidupi
anak-anaknya. Benar-benar sebuah bencana
keuangan.

Maka, hari-hari ini para financial planner menganjurkan : milikilah produk asuransi, sebelum investasi. Ya, karena pada dasarnya asuransi adalah salah satu alat untuk
menghindarkan diri dari bencana atau kiamat keuangan.
Pertanyaannya, apa hal pertama yang harus Anda ketahui saat Anda
akan mengambil sebuah produk Asuransi ? Hal pertama adalah mengetahui nilai ekonomis Anda. Ketika seorang konsultan keuangan keluarga atau agen asuransi
menemui Anda dan menawarkan sebuah produk asuransi, pertama yang harus Anda
lihat adalah : Berapa Besarnya uang pertanggungan yang ditawarkan. Kebanyakan dari kita justru sibuk melihat
berapa premi yang harus dibayar, dan ini
adalah kesalahan terbesar saat membeli asuransi. Uang pertanggungan adalah
cerminan nilai ekonomis kita sebagai
pemegang polis asuransi, berupa warisan untuk para ahli waris kita.
Menghitung nilai ekonomis dimulai dari berapa rupiah per bulan Anda memberikan ‘uang nafkah’ kepada keluarga untuk menutupi semua kebutuhan keluarga : dari mulai belanja, biaya bulanan anak-anak sekolah hingga cicilan rumah dan mobil. Katakan total yang Anda setor ke ‘menteri keuangan’ di rumah Rp 10 juta per bulan.
Bila kita, sebagai pencari nafkah ‘tidak ada’, maka uang setoran ke menteri keuangan keluarga di rumah tetap harus ada. Sehingga, diperlukan semacam dana abadi, yang –katakan- bila didepositokan harus memberikan bunga deposito Rp 10 juta/bulan. Jelas? Jadi walau pencari nafkahnya sudah tiada, nafkahnya tetap ada. Bila bunga deposito tadi besarnya Rp 10 juta/bulan, atau total Rp 120 juta per tahun, dengan asumsi bunga deposito 5 persen per tahun, maka uang ‘dana abadi’ yang harus disimpan dalam deposito adalah sebesar Rp 2,4 milyar. Itu berarti, nilai ekonomis seorang pencari nafkah yang memberikan nafkah kepada keluarganya Rp 10juta/bulan adalah Rp 2,4 milyar.
Pertanyaanya apakah kita mampu menabung hingga senilai Rp 2,4 Milyar? Bila tidak, maka asuransikan diri Anda dengan uang pertanggungan Rp 2,4 milyar. Artinya, bila Anda
–para pencari nafkah meninggal – asuransi akan membayar Rp 2,4 milyar pada ahil waris sebagai dana warisan yang bisa
didepositokan seperti konsep di atas.
Sehingga bila Anda memilih mencicil mobil Rp 3 juta per bulan, sedangkan Anda membayar
premi asuransi Rp 1 juta per bulan : maka sebenarnya Anda sedang menjerumuskan
keluarga Anda dalam kubangan hutang, atau kesimpulannya Anda tak sayang pada
keluarga Anda. Namun, tetap juga
diperlukan juga kecermatan tingkat tinggi untuk memilih produk asuransi yang tepat. Itu pentingnya Anda berkonsultasi dengan konsultan keuangan keluarga yang tepat serta
terpercaya.
Selamat menghitung nilai ekonomis Anda, putuskan mengambil program asuransi yang tepat dan semoga bencana keuangan bu Kadir tak menimpa Anda sekeluarga. Amin
Comments
Post a Comment