Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2015

Cak Durasim dan Kisahnya

Ini adalah warung tenda favorit saya.   Racikan bebek gorengnya yang kriuk, sambelnya yang pas membuat kami balik dan balik lagi ke sana. Asli, rasanya kelas bintang lima.   Cak Durasim, begitu dia menyebut namanya-asli Lamongan, adalah pemilik warung tenda yang buka tiap malam di halaman ruko depan   kompleks rumah kami.   Dari ceritanya, selain disitu dia memiliki dua cabang lain di Bogor.   Anak buahnya kini ada 14 orang.   Dengan punya dengar, kabarnya total omzet tiga cabangnya mencapai 8-12 juta per malam.     Tak heran, di usianya yang genap 40 tahun Cak Durasim sudah naik haji dan –kabarnya- memiliki rumah megah di kampungnya. Tapi bukan cerita soal bisnis Cak Durasim yang ingin saya bagikan.    Enam bulan lalu -seperti biasa- sambil menyiapkan bebek goreng pesanan kami, Cak Durasim bercerita.   Waktu itu musim hujan, dan dia harus turun langsung di warung tendanya karena beberapa anak buahnya sedang sakit.   Maklum, mereka bekerja dari jam 5 sore hingga 11 malam.

Asuransi Kesehatan, Buat Apa ?

Tidak banyak yang bisa saya ceritakan soal klien saya yang satu ini.   Namanya, sebut saja pak Amin, adalah salah satu dari ratusan klien yang sudah saya “bantu” sepanjang karir saya di bidang Perencanaan Keuangan Keluarga. Pak Amin, saya bertemu dengannya setahun lalu saat beliau merasa perlu menambah asset investasi plus proteksinya.   Sebuah produk Unit Link (Paduan Proteksi dan Investasi) diambilnya dari AIA melalui saya.   Hingga dalam perbincangan itu,   saya menjelaskan perlunya sebuah produk perencanaan bila pak Amin sakit.   Orang menyebutnya Asuransi Kesehatan.   Tapi pak Amin tak tertarik, karena beliau merasa hasil usaha dagangnya cukup untuk membiayai biaya Rumah sakit, bilapun nanti dia sakit. Skema Stroke Hingga dua minggu lalu, saya mendengar pak Amin masuk dan dirawat di Rumah Sakit karena Stroke yang menyerangnya tiba-tiba.   Tak menunggu waktu lama, saya menjenguknya.   Pak Amin terlihat membaik, walau masih sulit bicara.   Dari istrinya, saya menden