Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2017

MANTRA

Mereka tak suka disebut sebagai Korea Utara (selanjutnya saya sebut Korut). Mereka minta -dengan sedikit memaksa- disebut sebagai "People Democratic Republic of Korea". Dipimpin oleh Presiden, anak muda yang disebut kurang stabil secara emosi, Korut seakan tak henti menebar provokasi. Walau dari sejarah kita bisa membaca bahwa ini adalah respons dari ancaman tetangga-tetangganya, yang diprakarsai oleh Amerika. Amerika paska aneksasi daratan Korea oleh saudara tua mereka : Jepang. Tahun 1948, dua saudara ini memutuskan berpisah membawa ideologi yang diusung induk semangnya. Di utara sosialis, di selatan kapitalis. Ini adalah negara dengan sejumlah paradoks. GDP per kapita penduduknya hanya $1000, hanya 1/25 dari GDP per kapita saudara kandungnya : Korea Selatan. Dan dengan GDP sebegitu, mereka masuk rangking 213 dari 230 dari negara termiskin di dunia (CIA World Factbook, 2016). Namun ... Korut adalah Negara dengan kekuatan tentara terbesar ke empa

GIGIH TANGGUH

"Sampai pertemuan ke sembilan belum ada tanda-tanda nasabah saya tergerak untuk mengambil produk Asuransi Kesehatan yang saya tawarkan. Kelihatannya beliau acuh-acuh nggak butuh. Kadang saya ditinggalin ngelayanin pelanggan toko dia. Dua jam, tiga jam. Tapi saya nggak mau nyerah",katanya. Pada pertemuan ke sepuluh, bulan Juli 2017 akhirnya nasabah itu memutuskan mengambil penawaran saya. "Kas ihan aku sama kamu", kata si nasabah. Rezeki dan Musibah memang sudah ada yang mengatur. Pertengahan September 2017, si nasabah masuk Rumah Sakit karena penyakit tipus plus-plus. Jadi kalau anda pikir hanya panti pijat saja yang ada plus-plus, anda keliru. Penyakit juga ada plus-plus. Sepuluh hari dirawat, di kamar VIP biayanya hampir Rp 70 juta. Semua di-cover oleh produk Asuransi Kesehatan yang dengan ogah-ogahan beliau ambil. Dan seminggu selepas keluar RS, si nasabah memanggilnya",Aku mau ngucapin terimakasih. Tolong buatkan untuk keluarg

TRAKTOR TUA dengan MESIN JET

Seingat saya waktu itu tahun 2010, umur MISTERBLEK masih balita lagi lucu-lucunya, lagi giat-giatnya. Matahari belum menunjukkan kekuatan penuhnya saat salah satu staf outlet -yang kebetulan sedang jaga stand di sebuah event di Lapangan Sempur Bogor - menelpon ",Pak, Itu Fulan (sebut saja begitu, jabatannya Manajer di MISTERBLEK) tadi pergi aja abis ngangkat dus es, sampai sekarang belum balik-balik. Ini pembeli udah mulai banyak. Kita di sini kekurangan tenaga". Saya bergegas menelpon si Fulan. Dua kali terdengar nada sambung, tapi tak diangkat. Sorenya, saya menerima kabar dari staf yang lain, Fulan mundur (lebih pas-nya kabur) karena merasa terhina. "Manajer kok angkat-angkat dus es". Fulan baru saya rekrut dua hari sebelum kejadian itu. Resumenya sangat meyakinkan. Lulus tiga tahun sebelumnya dari Institut tempat saya bersekolah, pernah magang di sebuah restoran waralaba, pernah jadi asisten dosen, Ketika saya minta menyusun sebuah ren

OPIK

Namanya Taufik, biasa dipanggil Opik. Kerja di MISTERBLEK di era 2010-2013. Merintis karirnya dari penjaga konter : menyajikan burger, kebab dan mengaduk kopi. Terakhir jabatannya sebagai Penanggungjawab Belanja bahan baku di MISTERBLEK. Opik sudah ikut "jualan" sama saya ke mana-mana. Ngegotong-gotong booth sampai ke Cikarang, Cikande ... kemana-mana. Tahun 2013 akhir dia pamit karena ada t awaran kerja di tempat lain. Hari ini, tidak sengaja, ketemu Opik di Mall Ekalokasari Bogor, dengan baju ala chef-nya. Saat saya tanya kerja di mana, dengan bangga dia bilang ",Saya buka konter kebab sendiri pak. Hasil belajar dulu di MISTERBLEK". Dia namakan konter kebabnya "Ayra". Nama anak perempuan yang dilahirkan istrinya dua bulan lalu. Kebanggaan apa lagi yang bisa mengalahkan kebanggaan ketika melihat orang yang pernah ikut kita berani memperjuangkan hidupnya dengan mandiri. Dan sukses. Opik, kamu luar biasa.

HIDUP YANG MEMANTUL

Saya hampir tak bisa melihatnya dari atas panggung, hingga ketika moderator membuka kesempatan bertanya. Dia sigap berdiri, mengacungkan tangan. Jelas terlihat diantara penanya lain yang rata-rata hanya duduk. Di seminar kemarin. "Pak, mengapa anda mau mengambil resiko memulai sebuah usaha baru -dan itu usaha asuransi yang banyak orang meremehkan dan mencibir - saat satu usaha yang sudah dija lani sudah berjalan baik?", tanyanya. "Pertanyaan yang sulit dijawab sebenarnya",kata saya. "Tapi oke, akan saya coba jawab". Banyak masa sulit dalam hidup sudah saya lewati. Barangkali masa tersulit, dasar dari semua jurang kesulitan hidup adalah saat saya kuliah. Dan masa paling sulit itu bisa saya lalui dengan banyak tertawa dan aneka rupa kenangan. Maka seperti bola basket, hidup saya dilemparkan ke atas, lalu jatuh dan memantul lagi ke atas. Maka seperti bola basket juga, bola dalam hidup saya tak akan berhenti memantul...ke ata

JIMPITAN

"Dik, mbak Warsinya pak Parjo semalam akhirnya meninggal. Mesakno (kasihan), dua hari lalu -seperti sudah punya firasat - dia sempat pesan sama ibu, kalau dia sampai meninggal uang santunan kematian dari JIMPITAN minta dibayari buat nebus ijazah anaknya yang baru saja lulus SMA",kata Ibu saya semalam lewat telepon mengabarkan. Didik adalah nama panggilan saya di kampung, dan mbak Warsi adalah tetangga, tinggal berselisih empat rumah dari rumah kami ke arah Selatan. Mbak Warsi adalah salah satu tokoh penting dalam masa kecil, karena dia selalu membiarkan kami - anak-anak kecil nakal - bermain layang-layang, benthik, petak umpet di halaman rumahnya yang luas dan rata. Mbak Warsi, semalam meninggal setelah setahun didera kanker payudara, di rumahnya yang sederhana dan nyaris tak berubah sejak saya tinggalkan kampung 27 tahun lalu. Dan dari ibu saya diingatkan lagi akan kata JIMPITAN. Saya ingat di tahun-tahun 1980an, saat itu saya masih unyu-unyu, di temb

ARAB SAUDI dan TELUR PECAH

Beritanya dibuka dengan kata-kata "Kabar bahwa Saudi Arabia mengajukan pinjaman pada IMF sebesar 10 Miliar dollar adalah sangat mengejutkan". Sejak harga minyak terjun bebas dari US$ 147 (2008) hingga US$ 47 saat ini, tentu problem yang tidak bisa dibilang ringan bagi Saudi. Awal tahun ini, Raja Saudi berkeliling ke beberapa negara : termasuk China dan Indonesia membawa komitmen investasi. Indonesia dijanjikan kebagian "kue" US$ 25 Miliar, yang oleh kaum hore-hore medsos dan grup watsap "digoreng" sedemikian rupa, seakan Raja Saudi datang membawa uang sebagai ummat seagama yang peduli. Padahal itu baru komitmen, baru akan direalisasi setelah IPO 5% saham Aramco (yang digadang-gadang nilainya bakal US$ 100 Miliar) yang belum tahu kapan kejadiannya. Dan tiba-tiba muncul kabar ini, pinjamnya dari IMF pula. Kita tahu IMF memiliki riwayat kurang baik dalam "cawe-cawe" urusan negara yang dipinjaminya. Indonesia salah satunya ...

TEKNOLOGI ITU MEMUDAHKAN dan MENDEKATKAN

Atas perkenan sahabat saya ibu Nina Kurnia Dewi , tadi malam saya dan 250-an pimpinan JAMKRINDO seru berdiskusi dalam acara bernama "Kul-WA". Kuliah via Watsapp. Saya pikir gagasan ibu Nina ini jenius banget. Di saat orang lain berpikir betapa mahalnya mengumpulkan 250 orang level pimpinan dari seluruh Indonesia di satu tempat, maka bu Nina membuat terob osan ",Bagaimana kalau kita undang para narasumber berdialog, memaparkan idenya melalui grup Watsap?". Bulan lalu pematerinya ibu Noni Purnomo, Presiden Direktur Blue Bird Grup. Tadi malam giliran saya. Cukup sarungan dan kaosan kami berdiskusi seru soal bagaimana membangun UMKM, membangun Literasi keuangan mereka : supaya uang yang sudah mereka kumpulkan dari usaha bisa memberi "impact" lebih besar lagi pada komunitas dalam bentuk investasi-investasi yang produktif. Tidak justru kena tipu Koperasi Pandawa dan sejenisnya, atau dipakai kawin lagi....eh. Ya, semalam kami berdiskusi bag

PANCI BOCOR dan MASA DEPAN

Beberapa hari ini saya kesulitan menjerang air karena panci yang biasa saya pakai bocor, bolong di dasarnya. Saya minta tolong salah satu karyawan saya mencari tukang tambal panci bocor. Jaman saya kecil namanya tukang patri. "Susah pak, nggak ada lagi tukang patri kayak gitu",kata karyawan saya setelah dua hari keliling pasar Bogor. Mengingat tukang patri, saya teringat jaman kecil dulu. Ada profesi lain pada jaman itu bernama "Tukang Golek Tegesan". Golek dalam bahasa Jawa artinya Mencari, Tegesan artinya puntung rokok. Kalau susah makan, ibu saya suka menakuti saya "Kalu bandel, nggak mau makan, ntar kamu diambil sama tukang golek tegesan". Tukang ini bekerja keliling kampung ke kampung mengumpulkan puntung rokok yang masih ada cengkeh dan tembakaunya. Dulu belum populer rokok filter, semua rokok adalah tipe kretek. Sehingga ketika dirokok dan ukurannya tinggal sejepitan jari, rokok itu dibuang. Jadilah puntung rokok, yang diamb