Siang belum lagi genap, saat pesan pendek (SMS) itu masuk ke ponsel saya. Pengirimnya seorang teman, yang belum lama berselang saya presentasikan perlunya asuransi kesehatan buat dirinya, apalagi karena profesinya, sang teman ini lebih banyak berada di jalanan dan bekerja hingga larut malam, rentan resiko kecelakaan atau sakit. Dia sudah mengerti isi presentasi saya, karena saya sudah mengulangnya hingga tiga kali. tapi dia memilih menunda. Dan SMS itu berbunyi, dia perlu pinjaman uang untuk membayar biaya obat istrinya yang terbaring sakit. Saya, terus terang tak terbiasa dengan mudah meminjamkan uang. Sebagian bilang pelit, tapi -buat saya- pengalaman sudah banyak berbicara, sehingga saya sangat berhati-hati dalam hal meminjamkan uang. Tapi, dalam hati saya sangat menyesalkan, mengapa saya tak bisa me mbantu dia. Bukan...bukan dengan meminjamkan uang, tapi "memaksanya" mengambil program asuransi kesehatan yang sudah tiga kali saya presentasikan. kalau saja, dia m