Skip to main content

Mengapa Asuransi (2)



Kalau kemarin kita berdiskusi dengan Stefani, kini saatnya kita berdiskusi dengan Ida Farida, yang akrab disapa Ida.  Dalam kesehariannya, Profesional Financial Planner ini banyak memberikan tips-tips praktis soal asuransi dan Investasi.  Menurut Ida, saat jaman makin modern, semua dituntut serba cepat, gaya hidup juga ikut menyesuaikan.  Termasuk gaya mengatur keuangan.

Ida bertutur, dulu mungkin jaman orangtua kita tak memerlukan asuransi pendidikan, karena –pada jamannya- pendidikan masih murah, tuntutan gaya hidup juga rendah.  Berbeda dengan kini. Dulu kita beli pulsa handphone hanya untuk telepon dan SMS saja, kini harus membeli lebih banyak pulsa untuk mengakses fitur berbasis internet.  Kebutuhan yang diciptakan oleh gaya hidup makin banyak.  Dan ida pun berbagi, mejawab pertanyaan Mengapa Asuransi ?

Asuransi Jaminan Dana Pensiun.  Semoga umur kita panjang, demikian doa semua orang.  Kita merintis karir saat usia kita muda, dan pension pada –setidaknya- usia 55 tahun, tentu salah satu harapannya, kelak bisa menikmati hasil yang telah kita kerjakan itu.  Tapi apa daya, kalau sebagian harta yang kita sisihkan itu justru tergerus oleh laju inflasi, bukannya terkumpul malah hancur nilainya.  Belum lagi kalau cita-citanya tercapai, di tengah jalan umur tak panjang; maka tabungan biasa tak akan bisa meneruskan.  Sehingga Asuransi Dana Pensiun adalah instrument tabungan yang menjamin nilai dana pension tak tergerus nilai inflasi, plus jaminan “dana warisan” bila umur anda tak panjang.  Tabungan biasa, tentu tak bisa memberikan ini semua

Investasi Unit Link.  Makhluk apa pula ini, sergah beberapa orang.  Kata Ida, inilah produk modern yang bisa menggabungan unsure proteksi (asuransi) dan unsure investasi (tabungan).  Kalau anda menabung di bank, saat si penabung meninggal dunia, tabungan akan berhenti.  Tapi dengan Unit Link, tabungan akan diteruskan oleh perusahaan asuransi.  Kalau tujuannya di akhir masa kontrak menabung ingin mendapat Rp 500juta-tapi di tengah jalan usia tak panjang – perusahaan asuransi akan meneruskan hingga tabungan itu benar bernilai Rp 500juta.  Inilah dunia canggih bernama UnitLink.

** Tulisan ini dimuat di Rubrik Keuangan Keluarga, Radar Depok 24 Agustus 2013

Comments

Popular posts from this blog

MAU JUAL GINJAL? BACA SAMPAI SELESAI !

Sudah dua tahun tak bertemu, seorang teman mengirimkan "broadcast message" (BM) di perangkat Blackberry saya. BM-nya agak mengerikan : dia mencari donor ginjal untuk saudaranya yang membutuhkan. Soal harga -bila pendonor bermaksud "menjual" ginjalnya bisa dibicarakan dengannya. Membaca BM itu, saya teringat kisah pak Dahlan Iskan dalam bukunya GANTI HATI. Dengan jenaka beliau bercanda, bahwa kini dia memiliki 2 bintang seharga masing-masing 1 milyar, satu bintang yang biasa dia kendarai kemana-mana (logo mobil Mercedez) dan satu bintang jahitan di perutnya hasil operasi transplatasi hati. Ya, hati pak Dahlan "diganti" dengan hati seorang anak muda dari Cina, kabarnya harganya 1 miliar. Lalu, iseng-iseng saya browsing, dan ketemulah data ini, Data Harga organ tubuh manusia di pasar gelap (kondisi sudah meninggal dibawah 10 jam, sumber :http://namakuddn.wordpress.com/2012/04/27/inilah-daftar-harga-organ-tubuh-manusia-di-pasar-gelap/) 1. Sepasang bola mata: U

KAN SAYA MASIH HIDUP ...

“Harta, sebenarnya belum bisa dikatakan pembagian harta karena saya masih hidup. Tetapi saya tetap akan membagikan hak mereka masing-masing sesuai dengan peraturan agama,” ujar ibu Fariani. Ibu Fariani adalah seorang ibu dengan empat orang anak yang baru saja ditinggalkan suaminya Ipda Purnawirawan Matta. Almarhum meninggalkan harta waris berupa tanah, rumah dan mobil senilai Rp 15 Miliar. Pada bulan Maret 2017, ketiga anak ibu Fariani mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Agama Kota Baubau, Sulawesi Tenggara dengan nomor 163/ptg/ 2013/PA/2017, yang inti gugatannya : Meminta bagian mereka selaku ahli waris yang sah atas harta waris almarhum ayah mereka. Dunia makin aneh? Anak kurang ajar? Tidak. Banyak orang yang memiliki pendapat seperti ibu Fariani, sebagaimana yang saya kutip di paragraf pertama di atas. Pendapat yang KELIRU. Begitu seorang suami meninggal dunia, maka hartanya tidak serta merta menjadi miliki istri atau anak-anaknya. Harta itu berubah menjadi h

TUHAN TAHU, TAPI MENUNGGU

Pernah ketemu orang yang "terjebak" di masa lalu?.  Kemarin saya ketemu orang model seperti itu. Menemani salah satu anggota team saya melakukan "Joint Field Work" (JFW),  kemarin kami ketemu dengan calon nasabahnya, seorang pria usia 42 tahun di sebuah warung kopi di daerah Cibubur. Team saya bilang, dia sudah tiga keli ketemu calon nasabahnya ini, namun belum berhasil meyakinkannya juga. "Masih mbulet, banyak pertanyaan, mas", Ujarnya. Maka saya putuskan melakukan JFW. Kami sudah tiba di lokasi setengah jam sebelum pertemuan, dan dia hadir 25 menit dari waktu yang dijanjikan. Kalau itu calon nasabah saya, sudah saya tinggal dari tadi. "sori, macet", katanya berbasa-basi. Seperti biasa, setelah diperkenalkan, saya mengeluarkan dua kartu nama. Kartu nama pertama ada logo MDRT (Million Dollar Round Table), sambil menyampaikan bahwa saya adalah agen yang menjadi anggota MDRT Internasional, organisasi elit pelaku industri asuransi. K