Ibu Ali sudah menikah dengan pak Ali nyaris tigapuluh tahun, dan sangat berduka saat pak Ali meninggal seminggu yang lalu. Dua anak perempuan mereka datang dari rantau, menemani di rumah masa kecil mereka yang ditempati bu Ali (dan pak Ali sampai akhir hayatnya) hanya tiga hari, karena harus kembali ke kotanya, bekerja. Hanya rumah sederhana, yang mungkin kalau dijual harganya tak lebih dari Rp 1 Miliar, yang ditinggalkan pak Ali. Tidak ada asset lain yang cukup bernilai ditinggalkan. Empat hari setelah anak-anak pulang ke kotanya masing-masing, datang orangtua pak Ali (tepatnya Ibunya) bersama tiga adik lelaki pak Ali. Ibu mertua bu Ali adalah tipe mantan istri pejabat masa lalu. Walau usianya sudah 70 tahunan, tapi masih gesit dan selalu tampil dengan rambut sasak tinggi. Sepertinya, saking berat sasak rambutnya, kelihatan kalau berjalan selalu agak mendongak, dagunya mencuat ke atas. Adik pak Ali juga tipe anak yang bergantung pada (sisa) kekayaan dan kejayaan orang tua. Tak memlik