Saya pikir dia salah satu orangtua yang menunggu anaknya pulang studytour, malam itu pukul 11 malam di lapangan Sempur. Hingga kami ngobrol di depan warung bakso yang sudah tutup, di bawah siraman lampu neon 10 watt. Di bangku kayu yang sedikit basah tersiram hujan. Adi, begitu namanya. Umur kami sebaya, tapi dia (dulu) menikah muda. Anak sulungnya, kini sudah dua tahun bekerja di percetakan Gramedia. " Dia kemarin bilang, sudah bisa "ngredit" motor dari jerih payahnya b ekerja", terselip nada bangga di balik kata-katanya. "Hidup saya berliku-liku mas," katanya ketika mengetahui saya berasal dari Semarang. "Adik saya ada yang jadi tentara, adik wanita saya jadi dosen di Semarang, dan sata jadi tukang parkir", lanjutnya. Saat dia berdiri, membantu sebuah mobil dia terpincang-pincang berjalan. Seakan bisa membaca jalan pikiran saya, dia berkata",Saya dulu kepala satpam di mal Jambu Dua, hingga kemudian dirasionalisasi