Namanya Lee. Usianya 24 tahun, berdiri melawan hawa dingin dan angin
bersuhu 13 derajat celcius di depan Pier 5 Pelabuhan Central-Victoria
Harbour Hongkong.
Dia tekun menemui setiap orang yang berada di antara keramaian AIA European Carnival sore itu, pukul 15.00 waktu HKSAR. Lee adalah adalah agen asuransi, sama seperti saya.
Dia tekun menemui setiap orang yang berada di antara keramaian AIA European Carnival sore itu, pukul 15.00 waktu HKSAR. Lee adalah adalah agen asuransi, sama seperti saya.
Saya, orang tropis yang biasa kena sinar matahari, saat matahari enggan
datang dan sisa musim dingin belum selesai seperti ini, jelas tak
tahan. Dua rangkap baju harus dikenakan untuk menahan dingin.
Tapi tidak dengan Lee. Dia tekun hampiri satu demi satu orang, dia sampaikan niatnya untuk meyampaikan kuesioner. Dan dia lakukan itu sejak pukul 11 siang. Sudah 4 jam dia berdiri, menahan angin kencang yang dingin menggigit tulang, dilakukannya itu setiap hari. Malam minggu, pukul 19.30 waktu HKSAR saya menemukannya masih berdiri, menebar kuesioner dan bertanya-tanya.
Lihatlah kita, baru kena gerimis
saja langsung masuk angin, baru ditolak langsung baper. Lalu memutuskan
beristirahat, bangun siang hari dan leyeh-leyeh. Kemudian memilih
menjadi motivator, memotivasi orang dengan -hanya- mengutip kisah
kiri-kanan. Tak mengalami sendiri perjuangannya. Menganjurkan orang
lain untuk semangat, bekerja keras agar "kaya", tapi untuk mengisi
bensin motor sendiri saja masih kerepotan.
Saya, kami di sini memang masih (mudah) manja. Akhirnya tak bisa kemana-mana. Lee, aku malu padamu.
Tapi tidak dengan Lee. Dia tekun hampiri satu demi satu orang, dia sampaikan niatnya untuk meyampaikan kuesioner. Dan dia lakukan itu sejak pukul 11 siang. Sudah 4 jam dia berdiri, menahan angin kencang yang dingin menggigit tulang, dilakukannya itu setiap hari. Malam minggu, pukul 19.30 waktu HKSAR saya menemukannya masih berdiri, menebar kuesioner dan bertanya-tanya.

Saya, kami di sini memang masih (mudah) manja. Akhirnya tak bisa kemana-mana. Lee, aku malu padamu.
Comments
Post a Comment