Ketika cerita ini dibuat dulu, pagi sedang cerah. Matahari bersinar
lembut, tidak panas cuma hangat. Bunga-bunga bergembira dengan
warna-warna cerahnya. Burung gereja bercericip di teras sekolah mengais
remah makanan untuk sarapan pagi : ketika seorang murid dengan murung
mendatangi gurunya yang sedang membaca.
"Mengapa engkau murung, muridku",sapa sang guru.
"Guru, beri aku resep hidup bahagia",jawab sang murid, tiba-tiba.
"Mengapa engkau murung, muridku",sapa sang guru.
"Guru, beri aku resep hidup bahagia",jawab sang murid, tiba-tiba.
Sang guru mengernyitkan dahi dan berkata",Kau ambillah satu sendok makan di dapur dan segelas minyak goreng".
Sambil kebingungan sang murid menurut saja. Sejenak dia bergegas ke dapur, menbawa sebuah sendok dan segelas minyak goreng. Mengangsurkannya pada gurunya.
"Coba kamu taruh minyak goreng memenuhi sendok itu, bawa sendok berisi minyak itu dengan mulutmu dan bawalah keliling halaman sekolah",perintah sang guru pada muridnya itu.
Sang murid dengan berhati-hati menggigit ujung sendok berisi minyak, berkeliling taman dengan sangat berhati-hati agar minyak di sendok tak tumpah. Dan dia berhasil kembali ke tempat semua, tanpa setetes minyakpun tumpah.
Alih-alih memberi pujian, sang guru malah
bertanya",Sepanjang halaman yang lewati tadi, tidakkah kau lihat bunga
mawar sedang mekar, rumput menghijau segar dan burung-burung gereja
berlompatan?.
"Enggak guru, aku terlalu berkonsentrasi pada sendok berisi minyak ini. Di halaman tak sempat kulihat apapun juga",jawab sang murid.
"Nah sekarang kau ulangi bawa sendok berisi minya ini, kelilingi halaman sekolah seperti tadi, dan nikmati pemandangannya",perintah sang guru lagi.
Sang murud menurut, menggigit ujung sendok di mulutnya dan mulai bekeliling. Kali ini dia sambil mengamati pemandangan halaman sekolah yang dilewatinya.
"Apa yang kau lihat?",tanya Guru setelah murid itu sampai.
"Ya guru, tadi aku melihat kumbang sedang mendekati kelopak bunga matahari di sudut utara halaman, seekor tikus tanah malu-malu mengintip di halaman rumput dekat pot bunga...dan ayam tetangga mengajak anaknya mencari makan di pojok halaman dekat tempat sampah",jawab sang murid lancar.
Nah muridku, itulah resep hidup bahagia. Kita kadang terlalu fokus pada hal yang kita tak pahami apa maksudnya. Kita fokus pada perintah bos kita, pertikaian pilkada kota orang, dan kak Emma (eh...) yang sebenarnya kita nggak ngerti apa konteks dan latar belakangnya.
Dan karena fokus kita seperti itu, kita tak melihat alam semesta itu indah. Yang kita baca di medsos hanya pertikaian semata, tak melihat keindahan dari foto teman-teman yang sedang berwisata.
Semua tampak muram dan syaraf jadi tegang. Akhirnya hidup jadi tak bahagia.
** Foto bersama pak Herman, seorang Pramuka bisu tuli yang berjalan kaki dari Sibolangit, Sumatera Utara. Berencana berkeliling Indonesia berjalan kaki. Mengumpulkan satu juta tangan dukungan untuk "Damai Indonesia". Saat foto ini diambil, adalah hari ke 73 dari perjalanan kakinya.
Sambil kebingungan sang murid menurut saja. Sejenak dia bergegas ke dapur, menbawa sebuah sendok dan segelas minyak goreng. Mengangsurkannya pada gurunya.
"Coba kamu taruh minyak goreng memenuhi sendok itu, bawa sendok berisi minyak itu dengan mulutmu dan bawalah keliling halaman sekolah",perintah sang guru pada muridnya itu.
Sang murid dengan berhati-hati menggigit ujung sendok berisi minyak, berkeliling taman dengan sangat berhati-hati agar minyak di sendok tak tumpah. Dan dia berhasil kembali ke tempat semua, tanpa setetes minyakpun tumpah.

"Enggak guru, aku terlalu berkonsentrasi pada sendok berisi minyak ini. Di halaman tak sempat kulihat apapun juga",jawab sang murid.
"Nah sekarang kau ulangi bawa sendok berisi minya ini, kelilingi halaman sekolah seperti tadi, dan nikmati pemandangannya",perintah sang guru lagi.
Sang murud menurut, menggigit ujung sendok di mulutnya dan mulai bekeliling. Kali ini dia sambil mengamati pemandangan halaman sekolah yang dilewatinya.
"Apa yang kau lihat?",tanya Guru setelah murid itu sampai.
"Ya guru, tadi aku melihat kumbang sedang mendekati kelopak bunga matahari di sudut utara halaman, seekor tikus tanah malu-malu mengintip di halaman rumput dekat pot bunga...dan ayam tetangga mengajak anaknya mencari makan di pojok halaman dekat tempat sampah",jawab sang murid lancar.
Nah muridku, itulah resep hidup bahagia. Kita kadang terlalu fokus pada hal yang kita tak pahami apa maksudnya. Kita fokus pada perintah bos kita, pertikaian pilkada kota orang, dan kak Emma (eh...) yang sebenarnya kita nggak ngerti apa konteks dan latar belakangnya.
Dan karena fokus kita seperti itu, kita tak melihat alam semesta itu indah. Yang kita baca di medsos hanya pertikaian semata, tak melihat keindahan dari foto teman-teman yang sedang berwisata.
Semua tampak muram dan syaraf jadi tegang. Akhirnya hidup jadi tak bahagia.
** Foto bersama pak Herman, seorang Pramuka bisu tuli yang berjalan kaki dari Sibolangit, Sumatera Utara. Berencana berkeliling Indonesia berjalan kaki. Mengumpulkan satu juta tangan dukungan untuk "Damai Indonesia". Saat foto ini diambil, adalah hari ke 73 dari perjalanan kakinya.
Comments
Post a Comment