Skip to main content

TOP INI, TOP ITU : BUKAN JAMINAN

Kejadiannya kamis minggu lalu, di Rumah Sakit tempat saya mengantre untuk disuntik vaksin meningitis.

Antrian masih agak panjang, orang menunggu untuk keperluan yang sama duduk sabar di ruang tunggu.

Duduk di sebelah saya seorang wanita, membawa buku dan selembar kertas dilaminating.

"Menunggu vaksin ya pak",katanya berbasa-basi. "Kenalkan saya Mawar dari XXXXXXX (menyebut sebuah perusahaan asuransi", Lanjutnya memperkenalkan diri. Oke...

Setelah berbasa-basi busuk kesana kemari, dia bilang ",Bapak kan mau pergi jauh nih. Perlu proteksi pak, nanti kalau ada apa-apa sama Bapak, keluarga Bapak bisa menerima uang warisan",Katanya lagi. Okee....

Lalu dia mulai nyerocos menerangkan "produk" yang dibawanya. Kertas berlaminating adalah "Daftar Harga" alias tabel premi.

"Ini ya pak, selain ada manfaat warisan, Bapak juga dicover biaya rumah sakit dan divonis kena jantung atau kanker. Ditambah lagi, ada uang tabungan yang bisa bapak tarik (sambil menunjukkan tabel) tahun ke 7 sekian puluh juta, tahun ke 10 sekian puluh juta dan tahun ke 20 sekian ratus juta",Katanya makin meyakinkan.

"Ini tabungannya saya pasti dapat?",tanya saya.

"Pasti pak, karena ini diinvestasikan dengan hasil lebih besar dari bunga bank : 15% per tahun",Jawabnya meyakinkan.

Lalu saya mulau bertanya soal biaya akuisisi, biaya asuransi, instrumen investasi dan soal "kepastian hasil" tadi. Si Mawar mulai kelabakan, dia bilang ",Sebentar, saya panggilkan Leader saya ya pak, biar dibantu". Okeee...

Lalu datang seorang lelaki muda, perlente, sebut saja namanya mas Kumbang. Dengan sangat percaya diri dia memperkenalkan diri sebagai Leader-nya Mawar sambil menyerahkan kartu nama yang sengaja dia perlihatkan bagian belakangnya.

Tertera di situ aneka rupa prestasi sebagai Top ini, Top itu.

Saya ulangi pertanyaan saya ",Mas, mbak Mawar tadi bilang bahwa kalau saya setor Rp X juta per bulan, saya akan mendapat manfaat asura si jiwa, kesehatan, penyakit kritis dan tabungan sampai Rp X ratus juta di tahun ke 20"?

"Betul pak",jawab si Kumbang ini yakin sambil nyerocos bahwa perusahaannya hebat, dia bisa top leader, top penjualan dan ... Hasil investasi 15% per tahun jelas lebih besar dari bunga bank.

"Bukannya ini produk biaya akuisisinya 200% lebih mas? Artinya kurang lebih dua tahun saya bayar, iuran yang saya setor akan habis? Dan ini hasil di "fund fact sheet" (saya buka website perusahaan asuransi dia) sejak diterbitkan instrumen investasi yang anda tawarkan kasih hasil 8% an. Itu angka pasti 15% dari mana ya?", Cecar saya.

"Itu duit baru saya hitung kepotong biaya akuisisi yang 200%, belum lagi kepotong biaya-biaya asuransi serta pengelolaan investasi. Untuk balik modal saja butuh waktu minimal 8-9 tahun. Darimana hitungan pastinya ya mas",tanya saya sok bloon.

Mas Kumbang mulai defensif, dia bilang perusahaannya hebat dan dia juga hebat ",Pak, Klien saya sudah banyak pak. Kalau nggak gitu saya tak mungkin sampai Top ini, Top itu".

"Ya sudah mas, terimakasih. Saya belum berminat sekarang. Lain kali kita diskusi di kantor saya saja. Cara anda berjualan BERBAHAYA buat nasabah", Pungkas saya sambil menyerahkan kartu nama.

Itulah yang kadang membuat saya sedih, masih banyak agen asuransi yang menjual "investasi" mentang-mentang yang dijualnya Unit Link.

Lebih sedih lagi, yang sudah Top ini, Top itu bahkan membaca "Fund Fact Sheet" serta menghitung "Time Value of Money" saja gelagepan.

Menawarkan produk asuransi, tidak bisa hanya modal Top ini, Top itu. Jualan banyak, nasabah banyak tapi kalau mereka tak memahami fitur, benefit, manfaat, syarat dan ketentuan produknya buat apa?

Menjual Unit Link kok sebagai produk investasi, ya repot. Ternyata Top ini, Top itu bukanlah jaminan.

Comments

Popular posts from this blog

MAU JUAL GINJAL? BACA SAMPAI SELESAI !

Sudah dua tahun tak bertemu, seorang teman mengirimkan "broadcast message" (BM) di perangkat Blackberry saya. BM-nya agak mengerikan : dia mencari donor ginjal untuk saudaranya yang membutuhkan. Soal harga -bila pendonor bermaksud "menjual" ginjalnya bisa dibicarakan dengannya. Membaca BM itu, saya teringat kisah pak Dahlan Iskan dalam bukunya GANTI HATI. Dengan jenaka beliau bercanda, bahwa kini dia memiliki 2 bintang seharga masing-masing 1 milyar, satu bintang yang biasa dia kendarai kemana-mana (logo mobil Mercedez) dan satu bintang jahitan di perutnya hasil operasi transplatasi hati. Ya, hati pak Dahlan "diganti" dengan hati seorang anak muda dari Cina, kabarnya harganya 1 miliar. Lalu, iseng-iseng saya browsing, dan ketemulah data ini, Data Harga organ tubuh manusia di pasar gelap (kondisi sudah meninggal dibawah 10 jam, sumber :http://namakuddn.wordpress.com/2012/04/27/inilah-daftar-harga-organ-tubuh-manusia-di-pasar-gelap/) 1. Sepasang bola mata: U

KAN SAYA MASIH HIDUP ...

“Harta, sebenarnya belum bisa dikatakan pembagian harta karena saya masih hidup. Tetapi saya tetap akan membagikan hak mereka masing-masing sesuai dengan peraturan agama,” ujar ibu Fariani. Ibu Fariani adalah seorang ibu dengan empat orang anak yang baru saja ditinggalkan suaminya Ipda Purnawirawan Matta. Almarhum meninggalkan harta waris berupa tanah, rumah dan mobil senilai Rp 15 Miliar. Pada bulan Maret 2017, ketiga anak ibu Fariani mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Agama Kota Baubau, Sulawesi Tenggara dengan nomor 163/ptg/ 2013/PA/2017, yang inti gugatannya : Meminta bagian mereka selaku ahli waris yang sah atas harta waris almarhum ayah mereka. Dunia makin aneh? Anak kurang ajar? Tidak. Banyak orang yang memiliki pendapat seperti ibu Fariani, sebagaimana yang saya kutip di paragraf pertama di atas. Pendapat yang KELIRU. Begitu seorang suami meninggal dunia, maka hartanya tidak serta merta menjadi miliki istri atau anak-anaknya. Harta itu berubah menjadi h

CERITA 19 EKOR SAPI

Dul Kemit, Dede dan Khomsul datang ke rumah pak Lurah sambil bersungut-sungut. Mereka mencari orang yang bisa menyelesaikan masalah mereka. Pak Lurah menyambut mereka, dan tiga bersaudara ini menyampaikan masalahnya. Ayah Dul Kemit, Dede dan Khomsul baru saja meninggal seminggu lalu. Ceritanya, almarhum ayah meninggalkan WASIAT bahwa 19 ekor sapi yang ditinggalkan dibagi untuk mereka bertiga dengan porsi : Dul Kemit 1/2 bagian, Dede 1/4 bagian dan Khomsul 1/5 bagian. Pak Lurah pusing menghitung pembagiannya, karena pesan almarhum adalah saat membagi : sapi tidak boleh disembelih, dijual atau dikurangi. Untuk itu dia minta bantuan pak Bhabin dan Babinsa. Lalu pak Bhabin bilang", Sapi ada 19. Mau dibagi untuk Anak pertama 1/2, anak kedua 1/4 dan anak ketiga 1/5 tanpa menyembelih, tanpa mengurangi". Ketiga bersaudara itu menangguk-angguk. "Oke kalau begitu, supaya tidak berantem, saya akan sumbangkan satu ekor sapi milik saya untuk MENGG