Lagi nunggu hasil tes penerimaan mahasiswa baru, di sebelah duduk seorang Bapak yang juga menunggu. Oh ya, ini tes saya, bukan tes anak saya...
"Gimana tesnya tadi mas, bisa?", Tanya beliau berbasa-basi. Lalu kami berkenalan.
Beliau adalah pemilik salah satu agency property terkenal di kota Bogor. "Kuliah lagi supaya nggak pikun mas", Jawabnya saat saya tanya ngapain repot kuliah lagi (padahal sudah kaya raya).
Beliau senang mendengar bahwa saya juga mengelola agency bisnis asuransi. "Cara mengelola bisnisnya sama mas, mengelola manusia yang banyak maunya", Sambungnya.
Kebetulan kami mau mengambil kelas yang sama, tapi jurusan yang berbeda.
Pas wawancara, ditanya pengen umroh? jawabnya : Pengen banget pak. Pengen penghasilan besar supaya biaa nyenengin keluarga? Jawabnya : wah impian yang pengen diwujudkan banget pak. Pengen ngajak keluarga dan orangtua jalan-jalan? Jawabnya : Pasti pak. Semangat? Semangat banget pak ... Tapi tiap kali diundang Training atau pelatihan ada aja alasannya.
"Mas, kita ini bukan nggak bisa kaya, sejahtera. Tapi kita ini banyak MALASnya. Jangankan buat sekolah bayar ratusan juta begini. Buat training disubsidi (malah gratis, tinggal modal kuping saja) ngolat-ngolet saja kerjaannya. Ketika jualan nggak tembus-tembus, ngeluhnya jualan susah", Kata beliau sambil mengangkat teleponnya yang berbunyi.
"Gimana tesnya tadi mas, bisa?", Tanya beliau berbasa-basi. Lalu kami berkenalan.

Beliau senang mendengar bahwa saya juga mengelola agency bisnis asuransi. "Cara mengelola bisnisnya sama mas, mengelola manusia yang banyak maunya", Sambungnya.
Kebetulan kami mau mengambil kelas yang sama, tapi jurusan yang berbeda.
Pas wawancara, ditanya pengen umroh? jawabnya : Pengen banget pak. Pengen penghasilan besar supaya biaa nyenengin keluarga? Jawabnya : wah impian yang pengen diwujudkan banget pak. Pengen ngajak keluarga dan orangtua jalan-jalan? Jawabnya : Pasti pak. Semangat? Semangat banget pak ... Tapi tiap kali diundang Training atau pelatihan ada aja alasannya.
"Mas, kita ini bukan nggak bisa kaya, sejahtera. Tapi kita ini banyak MALASnya. Jangankan buat sekolah bayar ratusan juta begini. Buat training disubsidi (malah gratis, tinggal modal kuping saja) ngolat-ngolet saja kerjaannya. Ketika jualan nggak tembus-tembus, ngeluhnya jualan susah", Kata beliau sambil mengangkat teleponnya yang berbunyi.
Saya kok jadi terasa ingat sesuatu, apa ya? Si Bapak lagi ngomongin siapa ya? Eh... Seperti kena sindir.
Comments
Post a Comment