“Pak, nasabah saya ini pengusaha. Dia selalu bilang tak perlu
Asuransi karena usahanya jalan bagus, assetnya banyak dan tak punya
hutang”, Demikian kata salah seorang peserta.
“Kalau boleh tahu pak, usaha calon nasabah itu apa”,tanya saya.
“Kalau boleh tahu pak, usaha calon nasabah itu apa”,tanya saya.
“Dia punya pabrik kain dan distributor benang pak”,Jawab peserta itu lagi.
“Ketika dia menjual kain dan benangnya pada para distributor, apakah dia mengutip pembayaran di muka dari distributor atau pembeli (sebelum kirim barang, bayar duluan) atau setidaknya tunai?”, Tanya saya lagi.
“Setahu saya tidak pak”, Jawabnya.
“Yakin ?”,tanya saya sekali lagi, mencoba meyakinkan.
“Yakin pak. Karena istri saya kerja di sana di bagian Keuangan, membawahi beberapa kolektor yang tugasnya menagih hutang”, Jawabnya, malu-malu.
“Pak, ada dua kemungkinan atas pernyataan pengusaha itu : bahwa dia memiliki PIUTANG namun mengaku TIDAK PUNYA HUTANG”,kata saya.
Kemungkinan pertama, dia kaya raya dengan uang tak terbatas, bahkan mungkin lebih kaya dari Jeff Bezos (orang terkaya di dunia, pemilik Amazon.com).
Kemungkinan kedua, dia berbohong.
Semua orang ingin tak punya hutang. Hidup tidak memiliki hutang adalah hidup yang sangat ideal.
Tapi bagi pengusaha, itu agak “utopis”. Dia memberi piutang ke orang, dan menutupnya dengan modal sendiri. Hebat, tapi rada mustahil.
Bagi orang yang memiliki hutang, baik itu hutang pribadi maupun hutang dagang (yang dibuat atas nama pribadi), dia memiliki “peluang” menghambat ahli waris menerima hak atas harta yang ditinggalkannya.
Perjalanan harta yang dikumpulkan oleh si pengusaha itu hingga menjadi
harta waris sangatlah jauh dan panjang. Setiap kali dia menambah hutang
(walau dalam skenario dia hidup terus, hutang itu akan terbayar) maka
membuat perjalanan harta menjadi harta waris makin panjang.
“Maka, datanglah ke pengusaha itu dengan gambar ini pak”,kata saya pada peserta itu.
Kita datang bukan mau minta duit dia. Kita datang untuk memberikan kesadaran, bahwa hanya amal perbuatannya di dunia yang kelak dia bawa sebagai bekal di “alam sana”.
Hutang (dan wasiat, bila ada) harus dilunasi sebelum harta itu benar-benar bisa dibagi.
Dan Solusi Program Asuransi adalah caramu membantu pengusaha itu, menciptakan cara terefektif dan terefisien bagi keluarga melunasi hutang dan melanjutkan hidup sebagaimana mestinya.
Sekali lagi, kita datang sebagai pembawa solusi, karena banyak orang (berharta) tidak tahu seberapa jauh perjalanan (hartanya) itu hingga sampai ke orang-orang yang dikasihinya.
_____________________
Gambar 1. Alur perjalanan harta menjadi harta waris yang bisa dinikmati ahli warisnya.
Gambar 2. Dasar hukum bahwa hutang harus dilunasi
“Ketika dia menjual kain dan benangnya pada para distributor, apakah dia mengutip pembayaran di muka dari distributor atau pembeli (sebelum kirim barang, bayar duluan) atau setidaknya tunai?”, Tanya saya lagi.
“Setahu saya tidak pak”, Jawabnya.
“Yakin ?”,tanya saya sekali lagi, mencoba meyakinkan.
“Yakin pak. Karena istri saya kerja di sana di bagian Keuangan, membawahi beberapa kolektor yang tugasnya menagih hutang”, Jawabnya, malu-malu.
![]() |
Perjalanan Harta menuju Ahli Waris |
“Pak, ada dua kemungkinan atas pernyataan pengusaha itu : bahwa dia memiliki PIUTANG namun mengaku TIDAK PUNYA HUTANG”,kata saya.
Kemungkinan pertama, dia kaya raya dengan uang tak terbatas, bahkan mungkin lebih kaya dari Jeff Bezos (orang terkaya di dunia, pemilik Amazon.com).
Kemungkinan kedua, dia berbohong.
Semua orang ingin tak punya hutang. Hidup tidak memiliki hutang adalah hidup yang sangat ideal.
Tapi bagi pengusaha, itu agak “utopis”. Dia memberi piutang ke orang, dan menutupnya dengan modal sendiri. Hebat, tapi rada mustahil.
Bagi orang yang memiliki hutang, baik itu hutang pribadi maupun hutang dagang (yang dibuat atas nama pribadi), dia memiliki “peluang” menghambat ahli waris menerima hak atas harta yang ditinggalkannya.

“Maka, datanglah ke pengusaha itu dengan gambar ini pak”,kata saya pada peserta itu.
Kita datang bukan mau minta duit dia. Kita datang untuk memberikan kesadaran, bahwa hanya amal perbuatannya di dunia yang kelak dia bawa sebagai bekal di “alam sana”.
Hutang (dan wasiat, bila ada) harus dilunasi sebelum harta itu benar-benar bisa dibagi.
Dan Solusi Program Asuransi adalah caramu membantu pengusaha itu, menciptakan cara terefektif dan terefisien bagi keluarga melunasi hutang dan melanjutkan hidup sebagaimana mestinya.
Sekali lagi, kita datang sebagai pembawa solusi, karena banyak orang (berharta) tidak tahu seberapa jauh perjalanan (hartanya) itu hingga sampai ke orang-orang yang dikasihinya.
_____________________
Gambar 1. Alur perjalanan harta menjadi harta waris yang bisa dinikmati ahli warisnya.
Gambar 2. Dasar hukum bahwa hutang harus dilunasi
Comments
Post a Comment