Lebaran, selain liburnya yang ditunggu : mudik, ngumpul dengan sanak keluarga, orangtua. Rasanya kok, tak ada momentum seindah lebaran.
Lebaran juga ditunggu, karena –bagi yang bekerja di kantor- bakalan menerima THR : Tunjangan Hari Raya. Ini semacam oase di musim kering, karena ini jadi semacam bonus, pendapatan di luar dugaan. Bagi yang perusahaannya “basah” jumlahnya bisa berlipat dari gaji yang biasa diterima. Tapi, buat yang perusahaan “kering”…jumlahnya ya cukuplah buat membeli biscuit dan kacang goreng.
Lalu, kemana cerita THR kita tahun lalu? Jadi apa dia? Barangkali-kebanyakan-THR langsung habis tak tentu rimba begitu telah kita terima. Daftar belanja langsung menanti jauh sebelum uang THR masuk rekening. Walhasil, justru tabungan tersedot untuk menambah kekurangan belanja dari THR tersebut. Gawat.
Adakah mau diulang kesalahan itu? Harusnya tidak. Ada beberapa tips yang bisa saya sampaikan bagi anda yang akan menerima THR tahun ini.
PERTAMA. Langsung sisihkan antara 5-10% untuk bersedekah. Janji dari semua agama untuk urusan sedekah itu sama : Berbagilah, maka engkau akan menerima berlipat dari jumlah yang anda bagi. Artinya sebenarnya tak ada batasan persentase untuk urusan ini, makin banyak makin baik. Tapi…ambil jumlah paling konservatif. Bersedekah bisa disalurkan ke lembaga yang kompeten atau disalurkan langsung : silakan pilih berdasar kesukaan anda
KEDUA. Langsung sisihkan 20-25% untuk membayar hutang. Saya tak tahu hutang mana yang anda bayar atau lunasi dengan jumlah segitu. Tapi porsi itu juga tak mengikat, semakin besar hutang anda, menyisihkan jumlah lebih besar juga tak masalah.
KETIGA. Sisihkan 20-25% untuk menambah potfolio investasi, atau menambah polis asuransi/proteksi baru. Bila Proteksi sudah cukup (sudah meng-cover nilai ekonomis para pencari nafkah), maka belikan produk investasi. Ya, banyak orangtua kebingungan ketika anaknya mulai masuk sekolah (karena tak ada asuransi pendidikan); atau bingung ketika sang pencari nafkah sakit atau meninggal dunia (karena tak punya proteksi kesehatan atau jiwa). Nah, lebih maju lagi investasi adalah cara untuk mengatasi keinginan umumnya para karyawan yang masih bekerja, untuk bisa membuka usaha sendiri. Membuka usaha selain ada resiko waktu juga resiko gagal.
Coba bayangkan. dengan mendiamkan Rp 5 juta selama 10 tahun di instrumen investasi sederhana seperti Reksadana, dengan asumsi hasil investasi 10% per tahun, maka uang itu akan menjadi Rp 13 jutaan. Itu didiamkan, kalau tiap tahun terima THR dan ditambahin segitu juga, maka pada tahun ke 10 ada duit Rp 92 jutaan. Lumayan kan...
KEEMPAT. Baru gunakan sisanya untuk berbelanja : merayakan hari lebaran.
Coba tips ini, saya yakin Lebaran anda akan lebih baik ketimbang lebaran tahun lalu, paling tidak dari sisi persiapan.
Lebaran juga ditunggu, karena –bagi yang bekerja di kantor- bakalan menerima THR : Tunjangan Hari Raya. Ini semacam oase di musim kering, karena ini jadi semacam bonus, pendapatan di luar dugaan. Bagi yang perusahaannya “basah” jumlahnya bisa berlipat dari gaji yang biasa diterima. Tapi, buat yang perusahaan “kering”…jumlahnya ya cukuplah buat membeli biscuit dan kacang goreng.
Lalu, kemana cerita THR kita tahun lalu? Jadi apa dia? Barangkali-kebanyakan-THR langsung habis tak tentu rimba begitu telah kita terima. Daftar belanja langsung menanti jauh sebelum uang THR masuk rekening. Walhasil, justru tabungan tersedot untuk menambah kekurangan belanja dari THR tersebut. Gawat.
Adakah mau diulang kesalahan itu? Harusnya tidak. Ada beberapa tips yang bisa saya sampaikan bagi anda yang akan menerima THR tahun ini.
PERTAMA. Langsung sisihkan antara 5-10% untuk bersedekah. Janji dari semua agama untuk urusan sedekah itu sama : Berbagilah, maka engkau akan menerima berlipat dari jumlah yang anda bagi. Artinya sebenarnya tak ada batasan persentase untuk urusan ini, makin banyak makin baik. Tapi…ambil jumlah paling konservatif. Bersedekah bisa disalurkan ke lembaga yang kompeten atau disalurkan langsung : silakan pilih berdasar kesukaan anda
KEDUA. Langsung sisihkan 20-25% untuk membayar hutang. Saya tak tahu hutang mana yang anda bayar atau lunasi dengan jumlah segitu. Tapi porsi itu juga tak mengikat, semakin besar hutang anda, menyisihkan jumlah lebih besar juga tak masalah.
KETIGA. Sisihkan 20-25% untuk menambah potfolio investasi, atau menambah polis asuransi/proteksi baru. Bila Proteksi sudah cukup (sudah meng-cover nilai ekonomis para pencari nafkah), maka belikan produk investasi. Ya, banyak orangtua kebingungan ketika anaknya mulai masuk sekolah (karena tak ada asuransi pendidikan); atau bingung ketika sang pencari nafkah sakit atau meninggal dunia (karena tak punya proteksi kesehatan atau jiwa). Nah, lebih maju lagi investasi adalah cara untuk mengatasi keinginan umumnya para karyawan yang masih bekerja, untuk bisa membuka usaha sendiri. Membuka usaha selain ada resiko waktu juga resiko gagal.
Coba bayangkan. dengan mendiamkan Rp 5 juta selama 10 tahun di instrumen investasi sederhana seperti Reksadana, dengan asumsi hasil investasi 10% per tahun, maka uang itu akan menjadi Rp 13 jutaan. Itu didiamkan, kalau tiap tahun terima THR dan ditambahin segitu juga, maka pada tahun ke 10 ada duit Rp 92 jutaan. Lumayan kan...
KEEMPAT. Baru gunakan sisanya untuk berbelanja : merayakan hari lebaran.
Coba tips ini, saya yakin Lebaran anda akan lebih baik ketimbang lebaran tahun lalu, paling tidak dari sisi persiapan.
ReplyDeleteMANTAAAP , bro.... Tengkiyu
🙏