Baru saja menonton Podcast Deddy Corbuzier dengan Edho Zell, dan menarik.
Edho Zell menyoroti fenomena berbondong-bondongnya orang ke Youtube, dengan tujuan mendapatkan income (dari monetisasi). Dimana itu ya tidak salah.
Tapi Edho mengingatkan bahwa, kalau mau masuk Youtube sekarang, hanya untuk monetisasi : terlambat.
"Jadilah Kreator Konten dan Influencer, jangan (hanya) jadi Yutuber, selebgram atau Tik Toker", Sarannya. Konten Kreator harus siap masuk ke multi platform, selalu menjadi pioner untuk platform-platorm sosial media baru.
Namun ada catatan, tambahnya. Seorang konten kreator yang baik, adalah konten kreator yang memiliki "standar kualitas" pada konten yang dibuatnya... mau dimuat di manapun platformnya.
Saya merasa cocok dengan pendapat itu. Saya menulis di Facebook sejak lebih dari 10 tahun lalu. Menulis dalam arti yang sebenarnya, (berusaha) ada isinya. Tidak sekedar pamer foto selfie, atau berbagi curhat, tulisan receh untuk "caper" alias cari perhatian. Setiap malam saya memikirkan tulisan apa yang ingin saya share, yang kalau bisa ada manfaat buat yang membaca.
Website (www.basriadhi.com) sudah berusia tujuh tahun lebih. Artikelnya sudah ratusan. Belakangan mulai juga masuk ke Instagram dan ... Youtube. Konten di Youtue, walau yang "nonton" baru sampai ratusan orang, tapi nyaris selalu mendapat respon yang baik. Pembuatannya saya usahakan serius, konsep dan visualisasi saya pikirkan dengan matang. Nggak asal tayang.
Maka mengutip kata Edho Zell, saya setuju : jadilah Inspirator di media sosial, jangan cuma jadi netijen.
Punya ilmu tapi jarang berbagi ilmunya di sosial media. Giliran orang menulis sesuatu, bisanya hanya komen (negatif pula... tidak memberi pencerahan baru). Kalau memang ada orang yang "salah menulis", ya diluruskan dengan argumentasi dan dasar kelimuan yang jelas... tak cuma dibilang salah, tapi tak disampaikan benarnya bagaimana.
Lebih parah lagi... ada temannya menulis negatif, didukung beramai-ramai. Itulah netijen julid, demikian kata Mak Lambe Turah.
Yuk, Kita jadikan diri kita Konten Kreator yang bermartabat, dengan konten berstandar tinggi, memberi inspirasi. Apalagi kabarnya punya ilmu level dewa.
Jangan cuma jadi netijen julid...
Edho Zell menyoroti fenomena berbondong-bondongnya orang ke Youtube, dengan tujuan mendapatkan income (dari monetisasi). Dimana itu ya tidak salah.
Tapi Edho mengingatkan bahwa, kalau mau masuk Youtube sekarang, hanya untuk monetisasi : terlambat.
"Jadilah Kreator Konten dan Influencer, jangan (hanya) jadi Yutuber, selebgram atau Tik Toker", Sarannya. Konten Kreator harus siap masuk ke multi platform, selalu menjadi pioner untuk platform-platorm sosial media baru.
Namun ada catatan, tambahnya. Seorang konten kreator yang baik, adalah konten kreator yang memiliki "standar kualitas" pada konten yang dibuatnya... mau dimuat di manapun platformnya.
Saya merasa cocok dengan pendapat itu. Saya menulis di Facebook sejak lebih dari 10 tahun lalu. Menulis dalam arti yang sebenarnya, (berusaha) ada isinya. Tidak sekedar pamer foto selfie, atau berbagi curhat, tulisan receh untuk "caper" alias cari perhatian. Setiap malam saya memikirkan tulisan apa yang ingin saya share, yang kalau bisa ada manfaat buat yang membaca.
Website (www.basriadhi.com) sudah berusia tujuh tahun lebih. Artikelnya sudah ratusan. Belakangan mulai juga masuk ke Instagram dan ... Youtube. Konten di Youtue, walau yang "nonton" baru sampai ratusan orang, tapi nyaris selalu mendapat respon yang baik. Pembuatannya saya usahakan serius, konsep dan visualisasi saya pikirkan dengan matang. Nggak asal tayang.
Maka mengutip kata Edho Zell, saya setuju : jadilah Inspirator di media sosial, jangan cuma jadi netijen.
Punya ilmu tapi jarang berbagi ilmunya di sosial media. Giliran orang menulis sesuatu, bisanya hanya komen (negatif pula... tidak memberi pencerahan baru). Kalau memang ada orang yang "salah menulis", ya diluruskan dengan argumentasi dan dasar kelimuan yang jelas... tak cuma dibilang salah, tapi tak disampaikan benarnya bagaimana.
Lebih parah lagi... ada temannya menulis negatif, didukung beramai-ramai. Itulah netijen julid, demikian kata Mak Lambe Turah.
Yuk, Kita jadikan diri kita Konten Kreator yang bermartabat, dengan konten berstandar tinggi, memberi inspirasi. Apalagi kabarnya punya ilmu level dewa.
Jangan cuma jadi netijen julid...
Setujuuu
ReplyDelete