Saya ceritakan kisah nyata ini tanpa harus membuka asal muasalnya darimana, anggap saja itu rahasia di antara kita.
Sebut saja namanya Kumbang, istrinya namanya Mawar. Mawar bahagia bisa menikah dengan Kumbang, demikian juga sebaliknya, walau usia mereka terpaut cukup jauh : 22 tahun.
Mawar adalah wanita kedua yang dinikahi Kumbang, setelah dia bercerai dengan Melati, istrinya terdahulu. Kita semua tahu, Mawar dan Melati semuanya indah. Dari pernikahan terdahulu, Kumbang memiliki dua orang anak.
Bersama Mawar, dalam lima tahun usia perkawinan, mereka memiliki tiga orang anak yang lucu-lucu.
Suatu kali datanglah seorang agen asuransi menemui Kumbang. Mawar tak mau ikut menemui, hanya nguping dari dalam kamar.
"Milikilah manfaat asuransi ini sebagai solusi untuk perencanaan waris anda, pak Kumbang. Ini akan menjadi "penambal" biaya penyelesaian waris dan tambahan manfaat (waris) untuk istri anda", Kata si agen asuransi yang dari cara "fact finding" secanggih Tin Tin dan Snowy mengendus bakal ada masalah kelak saat pembagian waris bila Kumbang meninggal.
Dengan materi yang dibawanya dari kelas Perencanaan Waris, sang agen asuransi bercerita pada Kumbang. Kumbang mendengar dengan seksama, Mawar mendengar dengan emosi, terutama saat mendengar angka "kontribusi" yang harus dibayarkan.
Tiba-tiba dari arah kamar, dengan mata melotot berkacak pinggang, Mawar keluar dan meminta supaya suaminya tak meladeni agen asuransi itu. "Buang-buang duit aja beli asuransi", Kata Mawar sambil berdiri di samping meja.
Singkat cerita sang agen asuransi pulang tanpa menutup penjualan. Dan sejak itu, kontak Kumbang membloknya, patut diduga Mawar yang melakukannya. Sebal betul dia sama agen asuransi.
Pendek kisah, dua tahun setelah pertemuan itu, Kumbang meninggal. Pembagian waris dilakukan mengikuti Hukum Perdata. Mawar walau sedih juga senang, karena (mengira) dia akan mendapat separo harta yang ditinggalkan suaminya plus 1/8 bagian sebagai porsinya sebagai ahli waris bersama 3 anaknya.
Tapi apa lacur, suatu pagi datanglah Melati- mantan istri sang suami- bersama dua lelaki yang diakuinya sebagai pengacaranya. Mereka menuntut hak dua anak dari perkawinan Kumbang dan Melati dulu.
Tanpa basa-basi, sang Pengacara menyampaikan perihal pasal 852a KUHPerdata : Suami/Istri yang datang pada PernIkahan Kedua atau Lebih tak bisa mendapatkan bagian sama sebagaimana Pasangan yang datang pada pernikahan pertama.
Sang pengacara dengan santai dan lancar menyampaikan bahwa bagian Mawar tak boleh melebihi bagian anak-anak, dengan maksimal hanya 1/4 bagian. Artinya, dengan kondisinya sekarang yang memiliki 3 anak plus ada 2 anak Kumbang dari Melati, total anaknya 5, maka dia hanya akan menerima 1/6 bagian dari harta waris. Jauh dari hitungan dia.
Mendengar hal itu, dia tetiba ingat hal yang diceritakan agen asuransi yang datang pada suaminya dua tahun lalu, bahwa Manfaat Uang Pertanggungan Asuransi akan menjadi tambahan (waris) buatnya. Menggenapkan bagiannya sebagaimana kalau dia istri dari perkawinan pertama.
Tapi apa daya, kontak agen asuransi sudah dia blok, suaminya sudah terlanjur meninggal dan di depannya sudah ada Melati bersama pengacaranya.
Karena sejak 1995 Bombay sudah ganti nama, maka saat ini Mawar hanya bisa Nangis Mumbai.
Sebut saja namanya Kumbang, istrinya namanya Mawar. Mawar bahagia bisa menikah dengan Kumbang, demikian juga sebaliknya, walau usia mereka terpaut cukup jauh : 22 tahun.
Mawar adalah wanita kedua yang dinikahi Kumbang, setelah dia bercerai dengan Melati, istrinya terdahulu. Kita semua tahu, Mawar dan Melati semuanya indah. Dari pernikahan terdahulu, Kumbang memiliki dua orang anak.
Bersama Mawar, dalam lima tahun usia perkawinan, mereka memiliki tiga orang anak yang lucu-lucu.
Suatu kali datanglah seorang agen asuransi menemui Kumbang. Mawar tak mau ikut menemui, hanya nguping dari dalam kamar.
"Milikilah manfaat asuransi ini sebagai solusi untuk perencanaan waris anda, pak Kumbang. Ini akan menjadi "penambal" biaya penyelesaian waris dan tambahan manfaat (waris) untuk istri anda", Kata si agen asuransi yang dari cara "fact finding" secanggih Tin Tin dan Snowy mengendus bakal ada masalah kelak saat pembagian waris bila Kumbang meninggal.
Dengan materi yang dibawanya dari kelas Perencanaan Waris, sang agen asuransi bercerita pada Kumbang. Kumbang mendengar dengan seksama, Mawar mendengar dengan emosi, terutama saat mendengar angka "kontribusi" yang harus dibayarkan.
Tiba-tiba dari arah kamar, dengan mata melotot berkacak pinggang, Mawar keluar dan meminta supaya suaminya tak meladeni agen asuransi itu. "Buang-buang duit aja beli asuransi", Kata Mawar sambil berdiri di samping meja.
Singkat cerita sang agen asuransi pulang tanpa menutup penjualan. Dan sejak itu, kontak Kumbang membloknya, patut diduga Mawar yang melakukannya. Sebal betul dia sama agen asuransi.
Pendek kisah, dua tahun setelah pertemuan itu, Kumbang meninggal. Pembagian waris dilakukan mengikuti Hukum Perdata. Mawar walau sedih juga senang, karena (mengira) dia akan mendapat separo harta yang ditinggalkan suaminya plus 1/8 bagian sebagai porsinya sebagai ahli waris bersama 3 anaknya.
Tapi apa lacur, suatu pagi datanglah Melati- mantan istri sang suami- bersama dua lelaki yang diakuinya sebagai pengacaranya. Mereka menuntut hak dua anak dari perkawinan Kumbang dan Melati dulu.
Tanpa basa-basi, sang Pengacara menyampaikan perihal pasal 852a KUHPerdata : Suami/Istri yang datang pada PernIkahan Kedua atau Lebih tak bisa mendapatkan bagian sama sebagaimana Pasangan yang datang pada pernikahan pertama.
Sang pengacara dengan santai dan lancar menyampaikan bahwa bagian Mawar tak boleh melebihi bagian anak-anak, dengan maksimal hanya 1/4 bagian. Artinya, dengan kondisinya sekarang yang memiliki 3 anak plus ada 2 anak Kumbang dari Melati, total anaknya 5, maka dia hanya akan menerima 1/6 bagian dari harta waris. Jauh dari hitungan dia.
Mendengar hal itu, dia tetiba ingat hal yang diceritakan agen asuransi yang datang pada suaminya dua tahun lalu, bahwa Manfaat Uang Pertanggungan Asuransi akan menjadi tambahan (waris) buatnya. Menggenapkan bagiannya sebagaimana kalau dia istri dari perkawinan pertama.
Tapi apa daya, kontak agen asuransi sudah dia blok, suaminya sudah terlanjur meninggal dan di depannya sudah ada Melati bersama pengacaranya.
Karena sejak 1995 Bombay sudah ganti nama, maka saat ini Mawar hanya bisa Nangis Mumbai.
Comments
Post a Comment