Di mall pinggir tol ini, sedang ada pameran dan penjualan apartemen Meikarta. Salesnya ada puluhan orang, dengan berbagai 'corak' dan 'model'.
Umumnya mirip cara penjualannya : ada orang lewat, dipepet, diajak ngobrol, diangsurkan brosur. Kalau target tertarik diajak ngobrol di sofa yang sudah disediakan, kalau tak tertarik ya... lewat begitu saja.

Begitu targetnya turun dari mobil, dia biarkan saja targetnya lewat. Namun dia hafalkan, dia tandai. Tak berapa lama, target yang dia sasar lewat menuju booth valet. Dari jauh, dia hampiri, diajak ngobrol dan diangsurkan brosur seperti biasa. Target nampaknya tak tertarik... tapi sales ini tak menyerah, sampai akhirnya sales dan target sampai di booth valet.
Target mau bayar valet, dan betapa terkejutnya dia ketika petugas valet bilang",Sudah dibayar pak, sama mbak ini". Sembari menunjuk si sales apartemen.
Rupanya, sejak turun dari mobil, biaya valet mobil sudah langsung dibayarin si sales ini.
Si target nampaknya tak menyangka, mungkin kaget campur senang, memutuskan berterima kasih ...dan sales itu rupanya berhasil mengambil hati si target. Si Target berhasil juga 'dibujuk' untuk duduk di sofa, berhitung pakai kalkulator.
Itulah gambaran kecil kehidupan kita. Sebagian besar orang memilih menunggu rezekinya jatuh dari pohon durian, namun ada orang yang mau sedikit berfikir, rada cerdas dikit... dan berhasil.
Orang-orang cerdas seperti ini, kalau ditanya : Produk apa yang paling laku dijual? Akan menjawab .... Produk yang paling laku, adalah produk yang dijual. Bukan produk terbaik, bukan produk yang sempurna.
Dan salesman yang baik adalah salesman yang melakukan penjualan, bukan yang ganteng, cantik apalagi kebanyakan drama korea.
Comments
Post a Comment