Pernah ketemu orang yang "terjebak" di masa lalu?. Kemarin saya ketemu orang model seperti itu.
Menemani salah satu anggota team saya melakukan "Joint Field Work" (JFW), kemarin kami ketemu dengan calon nasabahnya, seorang pria usia 42 tahun di sebuah warung kopi di daerah Cibubur.
Team saya bilang, dia sudah tiga keli ketemu calon nasabahnya ini, namun belum berhasil meyakinkannya juga. "Masih mbulet, banyak pertanyaan, mas", Ujarnya. Maka saya putuskan melakukan JFW.
Kami sudah tiba di lokasi setengah jam sebelum pertemuan, dan dia hadir 25 menit dari waktu yang dijanjikan. Kalau itu calon nasabah saya, sudah saya tinggal dari tadi. "sori, macet", katanya berbasa-basi.
Seperti biasa, setelah diperkenalkan, saya mengeluarkan dua kartu nama.
Kartu nama pertama ada logo MDRT (Million Dollar Round Table), sambil menyampaikan bahwa saya adalah agen yang menjadi anggota MDRT Internasional, organisasi elit pelaku industri asuransi.
Kartu nama kedua ada logo CFP (Certified Financial Planner), dengan menjelaskan bahwa saya adalah konsultan untuk masalah Perencanaan Waris dan Pajak yang tersertifikasi oleh negara (BNSP) dan Organnisasi Profesi (FPSB).
Lalu kami mulai berbasa-basi busuk. Lelaki ini saat ini sedang merintis usaha sendiri (setidaknya itu pengakuannya). Namun, sepanjang pertemuan, dia hanya bercerita keberhasilan, prestas-prestasinya di masa lalu. Pernah menjadi Manajer di sana, Wakil Direktur di sini, dan sambil memandang kartu nama saya yang pertama, dia bilang",Saya masih belum ngerti, kenapa masih ada aja orang jadi agen asuransi".
"Lho memangnya kenapa pak, kalau agen asuransi?", Tanya saya mencoba mengkorfimasi ucapannya.
"Ya gitu deh, kerjaannya ngejar-ngejar orang melulu. Saya ini capek sebenernua urusan sama agen-agen asuransi. Dikejar-kejar terus. NGGAK ADA KERJAAN LAIN, APA",Jawabnya sambil mengisap rokok elektriknya dengan muka "asam".
Terus terang emosi saya kesulut, belum lagi presentasi apa-apa, ini orang sudah "merendahkan" profesi orang.
Saya keluarkan Ipad saya, saya tunjukkan padanya sebuah TABEL. "Bapak tahu kenapa agen asuransi mengejar-ngejar Bapak?. Bukan karena Bapak adalah orang yang penting buat agen atau perusahaan asuransi ", Tegas saya.
Dia melongo, melihat tabel sejenak, tetap melongo. Nggak ngerti. "Ini namanya Tabel Mortalitas Indonesia 2011", jelas saya.
Perusahaan asuransi bekerja bukan berdasar ilmu tebak-tebakan, untung-untungan apalagi berjudi. Perhitungan Tarif Resiko menggunakan -setidaknya- standar tabel statistik yang sama : Tabel Morbidita, Tabel Natalita, Tabel Mortalita dan tabel statistik lainnya.
Tabel ini, namanya tabel MORTALITA, atau tabel Peluang kematian. Dapatnya dari mana? Dari hitungan statistik berdasar kejadian yang sudah ada sebelumnya. Bukan nebak, apalagi judi. Tabel untuk menghitung tarif resiko seorang nasabah (Cost of Insurance, Biaya Asuransi).
Silakan dilihat, contoh saja, usia Bapak 42 tahun. Lihat angka paling kanan : 2,59. Itu artinya Dari 1,000 orang berusia 42 tahun akan (terjadi peluang) meninggal sebanyak 2,59 orang sebelum mencapai usia 43 tahun.
"Jadi, maaf ya pak, jangan "ge-er". Bagi Perusahaan Asuransi VALUE BAPAK hanyalah 2,59 permil (bukan persen). Karena peluang perusahaan asuransi membayar klaim bapak hanyalah 2,59 dari 1000 kejadian", Jelas saya.
Dia tersentak. Makin tersentak ketika saya bilang", Mereka -para agen asuransi - mengejar Bapak, karena peduli dan sayang pada keluarga Bapak. Sebab, VALUE Bapak adalah 100% buat mereka, nyaris tak tergantikan. Hanya Uang Pertanggungan yang dibayar perusahaan asuransi yang bisa membantu melanjutkan "kasih sayang" bapak untuk mereka.
Sambil mengisap rokok elektriknya dalam-dalam, dia memutuskan untuk mengambil Program yang ditawarkan team saya, namun dengan Total manfaat (tentu saja premi) setengah dari penawaran awal. Dia tanda tangan, janji mau transfer segera, pamit duluan.
Setengah jam kemudian, kami keluar dari warung kopi dan menemukan nasabah ini masih ada di parkiran, seperti kebingungan memandang mobilnya -sedan keluaran awal tahun 2000 -yang terbuka kap mesinnya.
"Akinya soak mas",Katanya. Saya ambil kabel jumper dari bagasi mobil. Saya pindahkan mobil saya, membantu menghidupkan mesin mobilnya. Sambil menunggu kabelnya saya pasang, dia memandang mobil saya dan bertanya keheranan ",Ini Captiva keluaran terakhir ya mas?".
"Iya, pak", Jawab saya singkat. "Keren", Lanjutnya kagum. "Terima kasih pak, ini hasil dari jadi agen asuransi", Pungkas saya.
Benar kata Leo Tolstoy : Tuhan tahu, tapi menunggu.
Greetings! Very helpful advice within this article! it was a great post! i enjoyed alot!
ReplyDeleteVisit My web blog: slot gacor hari ini terpercaya