Skip to main content

KABAR BAIK ATAU KABAR BURUK?

Ini adalah potongan berita yang saya baca dari Kompas edisi Senin 5 November 2018.
Kalau ditanya ini kabar baik atau buruk, maka saya bilang ini adalah kabar baik. Lho kok?
Pernah kan didatangi agen asuransi? Kebanyakan dari mereka datang menawarkan PRODUK (Product Push), sehingga ketika ditanya agak sedikit lebih detil soal konsep, mereka gelagapan.
Sebagian lagi dari agen asuransi datang menawarkan INVESTASI. Agak rancu, mereka ini datang sebagai Wakil (Perusahaan) Manager Investasi atau Perusahaan Asuransi? Lebih hebatnya lagi, beberapa datang dengan tawaran INVESTASI DIJAMIN, alias produk investasi dengan hasil investasi dijamin.
Sudah dengar masalah yang membelit PT AJB Bumiputera dan PT Jiwasraya (Persero) belakangan ini ?
Intinya kedua perusahaan asuransi itu kesulitan membayar klaim nasabah. Khususnya Jiwasraya, terlambat membayar BUNGA polis yang per tanggal 10 Oktobet 2018 besarnya sebesar Rp 802 Milyar. Sebagian besar datang dari produk JS Proteksi Plan (fitur detilnya bisa dibaca di web Jiwasraya).
Apa itu bunga polis? Sepanjang pengetahuan saya berkecimpung di industri Asuransi, terus terang, baru saya dengar istilah itu. Telisik punya telisik, produk JS Proteksi Plan ini menjanjikan NILAI TUNAI INVESTASI PASTI. Ini yang mereka sebut Bunga Polis...
Ukuran likuiditas, atau kemampuan sebuah perusahaan membayar klaim adalah RBC (Risk Base Capital). Ini tercantum dalam Laporan Keuangan mereka. Pemerintah (c.q OJK) mensyaratkan minimal adalah 120%. Artinya bila total kewajiban klaim adalah 100, mereka harus punya duit 120.
RBC Jiwasraya pada 2017 mendekati garis minimal, hanya 123%. Beberapa perusahaan asuransi memiliki RBC 800-1000%. Makin besar RBC tentu makin bagus.
Dari mana uang untuk "membangun" RBC itu dibangun? Tentu dari Premi yang disetor nasabah. Apakah semua premi nasabah menjadi "milik" perusahaan asuransi? TIDAK.
Bagian premi nasabah yang pasti menjadi milik perusahaan asuransi adalah hanya bagian -yang disebut dalam proposal - sebagai Cost of Insurance (Biaya Asuransi) dan Cost of Rider (Biaya Asuransi Tambahan).
Bagian yang disebut investasi hanya titipan belaka, karena harus dikembalikan ke nasabah (beserta hasil pengembangannya) bila ada.
Maka, bila pelaku industri asuransi di lapangan (agen asuransi, bancassurance, telemarketing) justru menyodorkan manfaat investasi ke nasabah, pada dasarnya dia sedang menjerumuskan perusahaan asuransi tempatnya bekerjasama dalam gerbang masalah.
Bagaimana mencirikan agen asuransi yang serius dengan yang hanya mengejar kepentingannya sendiri untuk sekedar "closing" penjualan?
Lihatlah proposalnya. Jika anda ditawari porsi proteksi jauh lebih kecil dari porsi investasi (kadang malah disebut tabungan, walau ini jelas salah kaprah) maka anda harus hati-hati. Perusahaan asuransi seharusnya memberi jasa "proteksi", maka penekanannya tentu ke proteksi.
Maka hari-hari ini, punya uang saja tidak cukup untuk bisa memiliki produk asuransi. Pengetahuan yang solid soal konsep S I P (Saving, Investment, Protection) juga mutlak dimiliki.
Juga sesekali test agen anda soal konsep produk dan konsep asuransi, serta baca laporan keuangan perusahaan asuransinya, cari RBC-nya berapa. Agen-agen yang tidak menguasai konsep cenderung akan "Hit&Run" : sekedar coba-coba, gagal lalu menghilang.
Premi murah dan iming-iming hasil investasi bukan jaminan.
Jadi kabar baiknya, pengawasan yang ketat dari OJK menjamin hanya agen dan perusahaan asuransi yang kredibel yang akan bertahan.

Comments

Popular posts from this blog

MAU JUAL GINJAL? BACA SAMPAI SELESAI !

Sudah dua tahun tak bertemu, seorang teman mengirimkan "broadcast message" (BM) di perangkat Blackberry saya. BM-nya agak mengerikan : dia mencari donor ginjal untuk saudaranya yang membutuhkan. Soal harga -bila pendonor bermaksud "menjual" ginjalnya bisa dibicarakan dengannya. Membaca BM itu, saya teringat kisah pak Dahlan Iskan dalam bukunya GANTI HATI. Dengan jenaka beliau bercanda, bahwa kini dia memiliki 2 bintang seharga masing-masing 1 milyar, satu bintang yang biasa dia kendarai kemana-mana (logo mobil Mercedez) dan satu bintang jahitan di perutnya hasil operasi transplatasi hati. Ya, hati pak Dahlan "diganti" dengan hati seorang anak muda dari Cina, kabarnya harganya 1 miliar. Lalu, iseng-iseng saya browsing, dan ketemulah data ini, Data Harga organ tubuh manusia di pasar gelap (kondisi sudah meninggal dibawah 10 jam, sumber :http://namakuddn.wordpress.com/2012/04/27/inilah-daftar-harga-organ-tubuh-manusia-di-pasar-gelap/) 1. Sepasang bola mata: U

KAN SAYA MASIH HIDUP ...

“Harta, sebenarnya belum bisa dikatakan pembagian harta karena saya masih hidup. Tetapi saya tetap akan membagikan hak mereka masing-masing sesuai dengan peraturan agama,” ujar ibu Fariani. Ibu Fariani adalah seorang ibu dengan empat orang anak yang baru saja ditinggalkan suaminya Ipda Purnawirawan Matta. Almarhum meninggalkan harta waris berupa tanah, rumah dan mobil senilai Rp 15 Miliar. Pada bulan Maret 2017, ketiga anak ibu Fariani mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Agama Kota Baubau, Sulawesi Tenggara dengan nomor 163/ptg/ 2013/PA/2017, yang inti gugatannya : Meminta bagian mereka selaku ahli waris yang sah atas harta waris almarhum ayah mereka. Dunia makin aneh? Anak kurang ajar? Tidak. Banyak orang yang memiliki pendapat seperti ibu Fariani, sebagaimana yang saya kutip di paragraf pertama di atas. Pendapat yang KELIRU. Begitu seorang suami meninggal dunia, maka hartanya tidak serta merta menjadi miliki istri atau anak-anaknya. Harta itu berubah menjadi h

CERITA 19 EKOR SAPI

Dul Kemit, Dede dan Khomsul datang ke rumah pak Lurah sambil bersungut-sungut. Mereka mencari orang yang bisa menyelesaikan masalah mereka. Pak Lurah menyambut mereka, dan tiga bersaudara ini menyampaikan masalahnya. Ayah Dul Kemit, Dede dan Khomsul baru saja meninggal seminggu lalu. Ceritanya, almarhum ayah meninggalkan WASIAT bahwa 19 ekor sapi yang ditinggalkan dibagi untuk mereka bertiga dengan porsi : Dul Kemit 1/2 bagian, Dede 1/4 bagian dan Khomsul 1/5 bagian. Pak Lurah pusing menghitung pembagiannya, karena pesan almarhum adalah saat membagi : sapi tidak boleh disembelih, dijual atau dikurangi. Untuk itu dia minta bantuan pak Bhabin dan Babinsa. Lalu pak Bhabin bilang", Sapi ada 19. Mau dibagi untuk Anak pertama 1/2, anak kedua 1/4 dan anak ketiga 1/5 tanpa menyembelih, tanpa mengurangi". Ketiga bersaudara itu menangguk-angguk. "Oke kalau begitu, supaya tidak berantem, saya akan sumbangkan satu ekor sapi milik saya untuk MENGG