Skip to main content

TERKUNCI MANTRA

Jajaran struktur batu unik di belakang kami dinamakan "Three Sisters Mountain" atau Gunung Tiga Saudari. Namanya Meehni (922 m), Wimlah (918 m) dan Gunnedoo(906 m).
Berdiri di atas ketinggian Jamisson Valley yang dihampari warna biru akibat reaksi kimia lautan uap tanaman Eucalyptus (Kayu Putih) dengan sinar matahari. Eucalyptus ini adalah makanan utama Koala, hewan endemik benua "down under" ini.
Di balik Gunung tiga saudari ini ada cerita. Alkisah, tiga saudari dari suku Katoomba ini "dijatuhi cinta" oleh tiga pria bersaudara dari suku sebelah, suku Dharruk.
Tapi adat melarang anak cucu dua suku ini saling menikahi. Tiga lelaki Dharruk yang sudh kepalang jatuh cinta ini ngotot, dan memutuskan untuk menculik ketiga wanita pujaannya hatinya.
Niat ini didengar oleh tetua suku Katoomba, dan diartikan sebagai genderang perang.
Untuk melindungi Tiga Saudari selama ditinggal perang, Kuradjuri (orang pintar) dari suku Katoomba mengubah mereka menjadi tiga gunung batu yang akan dikembalikan ke bentuk asal ketika Kuradjuri pulang dari perang.
Namun apa dinyana, Kuradjuri terbunuh dalam perang. Akibatnya, Tiga saudari itu tersandera dalam mantera "gunung batu" yang tak terpecahkan hingga kini.
Dalam dunia nyata, banyak orang yang juga tak mau mengubah hidupnya bukan karena terperangkap oleh mantera Kuradjuri.
Mereka menjadi "gunung batu" sepanjang hidupnya, tak bisa kemana-mana karena terjerat mantera yang sering dilafalkannya sendiri.
Mantera "Aku nggak bisa. Aku nggak bakat. Aku gengsi".

Comments

Popular posts from this blog

MAU JUAL GINJAL? BACA SAMPAI SELESAI !

Sudah dua tahun tak bertemu, seorang teman mengirimkan "broadcast message" (BM) di perangkat Blackberry saya. BM-nya agak mengerikan : dia mencari donor ginjal untuk saudaranya yang membutuhkan. Soal harga -bila pendonor bermaksud "menjual" ginjalnya bisa dibicarakan dengannya. Membaca BM itu, saya teringat kisah pak Dahlan Iskan dalam bukunya GANTI HATI. Dengan jenaka beliau bercanda, bahwa kini dia memiliki 2 bintang seharga masing-masing 1 milyar, satu bintang yang biasa dia kendarai kemana-mana (logo mobil Mercedez) dan satu bintang jahitan di perutnya hasil operasi transplatasi hati. Ya, hati pak Dahlan "diganti" dengan hati seorang anak muda dari Cina, kabarnya harganya 1 miliar. Lalu, iseng-iseng saya browsing, dan ketemulah data ini, Data Harga organ tubuh manusia di pasar gelap (kondisi sudah meninggal dibawah 10 jam, sumber :http://namakuddn.wordpress.com/2012/04/27/inilah-daftar-harga-organ-tubuh-manusia-di-pasar-gelap/) 1. Sepasang bola mata: U

KAN SAYA MASIH HIDUP ...

“Harta, sebenarnya belum bisa dikatakan pembagian harta karena saya masih hidup. Tetapi saya tetap akan membagikan hak mereka masing-masing sesuai dengan peraturan agama,” ujar ibu Fariani. Ibu Fariani adalah seorang ibu dengan empat orang anak yang baru saja ditinggalkan suaminya Ipda Purnawirawan Matta. Almarhum meninggalkan harta waris berupa tanah, rumah dan mobil senilai Rp 15 Miliar. Pada bulan Maret 2017, ketiga anak ibu Fariani mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Agama Kota Baubau, Sulawesi Tenggara dengan nomor 163/ptg/ 2013/PA/2017, yang inti gugatannya : Meminta bagian mereka selaku ahli waris yang sah atas harta waris almarhum ayah mereka. Dunia makin aneh? Anak kurang ajar? Tidak. Banyak orang yang memiliki pendapat seperti ibu Fariani, sebagaimana yang saya kutip di paragraf pertama di atas. Pendapat yang KELIRU. Begitu seorang suami meninggal dunia, maka hartanya tidak serta merta menjadi miliki istri atau anak-anaknya. Harta itu berubah menjadi h

CERITA 19 EKOR SAPI

Dul Kemit, Dede dan Khomsul datang ke rumah pak Lurah sambil bersungut-sungut. Mereka mencari orang yang bisa menyelesaikan masalah mereka. Pak Lurah menyambut mereka, dan tiga bersaudara ini menyampaikan masalahnya. Ayah Dul Kemit, Dede dan Khomsul baru saja meninggal seminggu lalu. Ceritanya, almarhum ayah meninggalkan WASIAT bahwa 19 ekor sapi yang ditinggalkan dibagi untuk mereka bertiga dengan porsi : Dul Kemit 1/2 bagian, Dede 1/4 bagian dan Khomsul 1/5 bagian. Pak Lurah pusing menghitung pembagiannya, karena pesan almarhum adalah saat membagi : sapi tidak boleh disembelih, dijual atau dikurangi. Untuk itu dia minta bantuan pak Bhabin dan Babinsa. Lalu pak Bhabin bilang", Sapi ada 19. Mau dibagi untuk Anak pertama 1/2, anak kedua 1/4 dan anak ketiga 1/5 tanpa menyembelih, tanpa mengurangi". Ketiga bersaudara itu menangguk-angguk. "Oke kalau begitu, supaya tidak berantem, saya akan sumbangkan satu ekor sapi milik saya untuk MENGG