Skip to main content

TEMAN : BANK INSPIRASI

Bukankah setiap teman adalah bank inspirasi? Tanpa ATM dan PIN mereka akan memberi kita cerita-cerita-cerita pembangkit semangat.

Pagi-pagi mruput, saya sudah sampai di rumah teman kuliah, tempat bertanya urusan pajak sekaligus nasabah di Bekasi ini.

Disambut durian yang dibawanya dari Lampung, dia bercerita tentang pak Suroso, koordinator tukang yang membantunya merenovasi rumah.
...
"Orang-orang bilang, harga jasa pak Suroso mahal. Tapi berhubung dia kelihatannya baik, dan mungkin kasihan melihat kondisi rumah kami saat itu, kami memutuskan memilih pak Roso setelah menawar mati-matian",kata temanku ini.

Tadinya mereka tak yakin mampu membayar perkiraan biaya yang disodorkan pak Suroso. Melihat keraguan kami, pak Suroso meyakinkan mereka ",Yakin dan usaha saja pak. Untuk urusan rumah, nanti pasti ada rezekinya".

Dan walau dengan deg-degan, kami lalui termin demi termin renovasi rumah. Pak Suroso mengeluarkan kemampuan terbaiknya dan itu yang membuat mereka yakin. Dan yakin juga untuk melakukan pembayaran demi pembayaran.

"Dan, alhamdulillah Bas. Rumah yang tadinya biasa banget, bisa jadi rumah yang "melepas lelah". Dan kejutan terbesarnya adalah mereka tak perlu berhutang ke mana-mana untuk mempermak rumah itu. Rezeki seperti tercurah karena mereka yakin.

Dari pak Suroso, kami belajar bahwa perkecil ruang kekhawatiran dalam hati. Semakin besar ruang khawatir, semakin kecil ruang untuk Tuhan.

Di tepi kolam koi, selepas mengganyang durian yang terhidang di meja, kami berfoto. Terimakasih bu Dwi Amiarsih beserta suami atas kepercayaannya pada saya dan AIA.

Terimakasih atas durian, kue pisang dan cerita pak Surosonya. Bukunya jangan lupa dibaca ya...

Comments

Popular posts from this blog

MAU JUAL GINJAL? BACA SAMPAI SELESAI !

Sudah dua tahun tak bertemu, seorang teman mengirimkan "broadcast message" (BM) di perangkat Blackberry saya. BM-nya agak mengerikan : dia mencari donor ginjal untuk saudaranya yang membutuhkan. Soal harga -bila pendonor bermaksud "menjual" ginjalnya bisa dibicarakan dengannya. Membaca BM itu, saya teringat kisah pak Dahlan Iskan dalam bukunya GANTI HATI. Dengan jenaka beliau bercanda, bahwa kini dia memiliki 2 bintang seharga masing-masing 1 milyar, satu bintang yang biasa dia kendarai kemana-mana (logo mobil Mercedez) dan satu bintang jahitan di perutnya hasil operasi transplatasi hati. Ya, hati pak Dahlan "diganti" dengan hati seorang anak muda dari Cina, kabarnya harganya 1 miliar. Lalu, iseng-iseng saya browsing, dan ketemulah data ini, Data Harga organ tubuh manusia di pasar gelap (kondisi sudah meninggal dibawah 10 jam, sumber :http://namakuddn.wordpress.com/2012/04/27/inilah-daftar-harga-organ-tubuh-manusia-di-pasar-gelap/) 1. Sepasang bola mata: U

KAN SAYA MASIH HIDUP ...

“Harta, sebenarnya belum bisa dikatakan pembagian harta karena saya masih hidup. Tetapi saya tetap akan membagikan hak mereka masing-masing sesuai dengan peraturan agama,” ujar ibu Fariani. Ibu Fariani adalah seorang ibu dengan empat orang anak yang baru saja ditinggalkan suaminya Ipda Purnawirawan Matta. Almarhum meninggalkan harta waris berupa tanah, rumah dan mobil senilai Rp 15 Miliar. Pada bulan Maret 2017, ketiga anak ibu Fariani mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Agama Kota Baubau, Sulawesi Tenggara dengan nomor 163/ptg/ 2013/PA/2017, yang inti gugatannya : Meminta bagian mereka selaku ahli waris yang sah atas harta waris almarhum ayah mereka. Dunia makin aneh? Anak kurang ajar? Tidak. Banyak orang yang memiliki pendapat seperti ibu Fariani, sebagaimana yang saya kutip di paragraf pertama di atas. Pendapat yang KELIRU. Begitu seorang suami meninggal dunia, maka hartanya tidak serta merta menjadi miliki istri atau anak-anaknya. Harta itu berubah menjadi h

CERITA 19 EKOR SAPI

Dul Kemit, Dede dan Khomsul datang ke rumah pak Lurah sambil bersungut-sungut. Mereka mencari orang yang bisa menyelesaikan masalah mereka. Pak Lurah menyambut mereka, dan tiga bersaudara ini menyampaikan masalahnya. Ayah Dul Kemit, Dede dan Khomsul baru saja meninggal seminggu lalu. Ceritanya, almarhum ayah meninggalkan WASIAT bahwa 19 ekor sapi yang ditinggalkan dibagi untuk mereka bertiga dengan porsi : Dul Kemit 1/2 bagian, Dede 1/4 bagian dan Khomsul 1/5 bagian. Pak Lurah pusing menghitung pembagiannya, karena pesan almarhum adalah saat membagi : sapi tidak boleh disembelih, dijual atau dikurangi. Untuk itu dia minta bantuan pak Bhabin dan Babinsa. Lalu pak Bhabin bilang", Sapi ada 19. Mau dibagi untuk Anak pertama 1/2, anak kedua 1/4 dan anak ketiga 1/5 tanpa menyembelih, tanpa mengurangi". Ketiga bersaudara itu menangguk-angguk. "Oke kalau begitu, supaya tidak berantem, saya akan sumbangkan satu ekor sapi milik saya untuk MENGG