Alifa semangat bercerita sepulang sekolah kemarin. Dia berdebat dengan guru agamanya perihal Investasi dan Asuransi.

Ini anak sering ikutan "sit in" kalau saya ngisi training, dengerin kalau saya dan istri ngobrol soal pekerjaan dan beberapa kali ikutan kami jalan bantuin nasabah kami klaim asuransinya. Dia membaca tulisan saya soal konsep Jimpitan atau Parelek.
Saya bilang",Guru mbak pasti pinter, karena kalau tak pinter tak mungkin jadi guru. Tapi belum tentu semua pendapat beliau benar. Demikian juga Bapakmu ini. Kita memiliki ilmu yang didalami serta keahlian kita masing-masing. Sampaikan pendapat berdasarkan pengetahuan yang kamu miliki. Jangan takut berdebat, apalagi takut salah. Salah itu manusiawi, kamu bisa salah, guru juga bisa salah".
"Yang tak boleh adalah kita merasa lebih benar dari orang lain, terus naik level merasa lebih mulia ... lha wong sama-sama manusianya. Apalagi memaksakan kebenaran versi kita pada orang lain. Emangnya kamu siapa?",lanjut saya.
Dia ngangguk-nggangguk sok ngerti, sama kayak Bapaknya.

Ini anak sering ikutan "sit in" kalau saya ngisi training, dengerin kalau saya dan istri ngobrol soal pekerjaan dan beberapa kali ikutan kami jalan bantuin nasabah kami klaim asuransinya. Dia membaca tulisan saya soal konsep Jimpitan atau Parelek.
Saya bilang",Guru mbak pasti pinter, karena kalau tak pinter tak mungkin jadi guru. Tapi belum tentu semua pendapat beliau benar. Demikian juga Bapakmu ini. Kita memiliki ilmu yang didalami serta keahlian kita masing-masing. Sampaikan pendapat berdasarkan pengetahuan yang kamu miliki. Jangan takut berdebat, apalagi takut salah. Salah itu manusiawi, kamu bisa salah, guru juga bisa salah".
"Yang tak boleh adalah kita merasa lebih benar dari orang lain, terus naik level merasa lebih mulia ... lha wong sama-sama manusianya. Apalagi memaksakan kebenaran versi kita pada orang lain. Emangnya kamu siapa?",lanjut saya.
Dia ngangguk-nggangguk sok ngerti, sama kayak Bapaknya.
Comments
Post a Comment