Skip to main content

The Girl In The Picture

Namanya Kim Phuc.  Anda barangkali tak pernah mendengar nama itu sebelumnya.  Tapi, melihat foto yang saya muat di bawah, anda pasti sudah mulai bisa menebak siapa dia.  Ya, Kim adalah gadis yang ada di dalam gambar -the girl in the picture- yang berlari telanjang sambil menangis.

Foto Kim Phuc (1972) yang fenomenal itu
Kejadiannya pada tahun 1972, saat John Plummer pilot Amerika menjatuhkan bom ke sebuah perkampungan yang diyakini sudah tak ada penduduk sipil.  Malang nasib Kim Phuc yang masih bersembunyi, dan terbakar hebat disekujur tubuhnya.  Saat ditemukan oleh Nick Ut (Fotografer Associated Press, belakangan memenangkan Pulitzer karena fotonya ini) Kim Phuc berteriak panas...panas sambil berlari telanjang karena pakaiannya habis terbakar. Nick membawanya ke Rumah sakit di Saigon.

Empatbelas bulan perawatan dan menjalani 17 kali operasi, tetap membuatnya tegar dan terus berkata, "Kenapa aku harus menderita?".  Sepuluh tahun kemudian, Kim Phuc diterima di sekolah kedokteran di Saigon.  Kisahnya justru membuatnya dikucilkan oleh pemerintah.  Pada tahun 1986, atas bantuan pemerintah Vietnam, dia dikirim ke Kuba untuk belajar bahasa Inggris dan dan Spanyol. 
Hingga pada 1989, Kim Phuc diundang ke Amerika Serikat untuk berbicara di sebuah forum Perdamaian yang dihadiri oleh perwakilan 15 negara.  Di forum itulah, dia pertama kami bertemu kembali dengan Nick Ut -sang fotografer- dan memberikan ungkapan maaf -yang belakangan kutipannya menjadi sangat terkenal di dunia- untuk John Plummer.

Hari ini, saya sangat terinspirasi oleh kisah Kim Phuc, yang saat ini sudah menjadi warga negara Kanada. 

Tak diragukan, pesan Kim Phuc berdengung di seputar kepala saya, hingga saya dilemparkan ke masa lalu.  Tahun 2006 lalu saya memutuskan hijrah, meninggalkan kenikmatan, tapi bukan karena ledakan bom napalm. Saya terlempar dalam kondisi "terbakar habis, compang-camping".  Tak ada lagi teman yang biasa bercengkerama, karena "luka bakar" yang saya alami.  Beberapa mulai meninggalkan saya karena saya "membuat luka" juga pada mereka, seperti memiliki pinjaman yang belum dilunasi atau meminta bantuan yang hingga kini saya tak bisa ganti.  Tapi teringat kata Kim Phuc :

"Forgiveness made me free from hatred. I still have many scars on my body and severe pain most days but my heart is cleansed. Napalm is very powerful, but faith, forgiveness, and love are much more powerful. We would not have war at all if everyone could learn how to live with true love, hope, and forgiveness. If that little girl in the picture can do it, ask yourself: Can you?"

Saya telah membuat banyak luka, telah membuat salah, saya harus meminta maaf.  Bila saya tak diberikan maaf, maka hati saya sudah coba saya bersihkan : my heart is cleansed.

Kini tujuh tahun kemudian, "luka bakar" itu sudah jauh membaik.  Usaha yang saya jalani -MISTERBLEK- tak cuma sudah bisa memberikan nafkah, namun juga sudah memberikan inspirasi buat ratusan orang.  Apalagi yang lebih membahagiakan dari itu.

Kim Phuc saat ini, memimpin Kim Phuc Foundation
Dan Kini, tujuh tahun itu, setelah MISTERBLEK sudah berkembang sedemikian rupa.  Saya mencoba memberikan "luka bakar" baru pada hidup saya.  Saya memasuki sebuah usaha yang didalamnya ada banyak sekali penolakan dan kecurigaan, sebuah "luka bakar" yang lebih membakar.  Saya terinspirasi untuk menjadi "penjual asuransi".   Saya tahu, saya akan anda tolak, maka tapi saya akan tetap cinta.  Mengapa, bila anda menolak saya, itu karena anda TAK TAHU bagaimana keluarga anda akan sangat berterimakasih pada anda (dan saya...) saat anda tak ada nanti.

Pada tahun 1999, Daniel Chong menulis Biografi Kim Phuc :  The Girl in the Picture: the Story of Kim Phuc, the Photograph and the Vietnam War.  Maka saya tak berfikir akan semuluk itu.  Saya hanya berpikir, bahwa sahabat-sahabat yang akan saya temui, memiliki polis asuransi sebagai warisan dan bukti cinta mereka buat keluarga mereka.  Resiko apapun akan saya tempuh untuk itu, karena Kim Phuc bisa melewatinya.  Jangan pernah terlintas bahwa ini soal uang semata, saya tak membutuhkan uang sahabat-sahabat saya, tapi uang itu dibutuhkan keluarga sahabat-sahabat saya.

Saya terngiang ucapannya ," Tidak seorangpun dapat mengubah masa lalu.  Kita tak dapat hidup di masa lalu. Dengan cinta kita memperbaiki masa depan".
 
Saya akan terus bercerita, berbagi ilmu.  Hingga sahabatku tahu bahwa cinta kita pada orang-orang lain yang kita cintai akan mengalahkan segala keterbatasan.

Tujuh tahun bersama MISTERBLEK, saya sudah membuktikannya.

Comments

Popular posts from this blog

MAU JUAL GINJAL? BACA SAMPAI SELESAI !

Sudah dua tahun tak bertemu, seorang teman mengirimkan "broadcast message" (BM) di perangkat Blackberry saya. BM-nya agak mengerikan : dia mencari donor ginjal untuk saudaranya yang membutuhkan. Soal harga -bila pendonor bermaksud "menjual" ginjalnya bisa dibicarakan dengannya. Membaca BM itu, saya teringat kisah pak Dahlan Iskan dalam bukunya GANTI HATI. Dengan jenaka beliau bercanda, bahwa kini dia memiliki 2 bintang seharga masing-masing 1 milyar, satu bintang yang biasa dia kendarai kemana-mana (logo mobil Mercedez) dan satu bintang jahitan di perutnya hasil operasi transplatasi hati. Ya, hati pak Dahlan "diganti" dengan hati seorang anak muda dari Cina, kabarnya harganya 1 miliar. Lalu, iseng-iseng saya browsing, dan ketemulah data ini, Data Harga organ tubuh manusia di pasar gelap (kondisi sudah meninggal dibawah 10 jam, sumber :http://namakuddn.wordpress.com/2012/04/27/inilah-daftar-harga-organ-tubuh-manusia-di-pasar-gelap/) 1. Sepasang bola mata: U

KAN SAYA MASIH HIDUP ...

“Harta, sebenarnya belum bisa dikatakan pembagian harta karena saya masih hidup. Tetapi saya tetap akan membagikan hak mereka masing-masing sesuai dengan peraturan agama,” ujar ibu Fariani. Ibu Fariani adalah seorang ibu dengan empat orang anak yang baru saja ditinggalkan suaminya Ipda Purnawirawan Matta. Almarhum meninggalkan harta waris berupa tanah, rumah dan mobil senilai Rp 15 Miliar. Pada bulan Maret 2017, ketiga anak ibu Fariani mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Agama Kota Baubau, Sulawesi Tenggara dengan nomor 163/ptg/ 2013/PA/2017, yang inti gugatannya : Meminta bagian mereka selaku ahli waris yang sah atas harta waris almarhum ayah mereka. Dunia makin aneh? Anak kurang ajar? Tidak. Banyak orang yang memiliki pendapat seperti ibu Fariani, sebagaimana yang saya kutip di paragraf pertama di atas. Pendapat yang KELIRU. Begitu seorang suami meninggal dunia, maka hartanya tidak serta merta menjadi miliki istri atau anak-anaknya. Harta itu berubah menjadi h

CERITA 19 EKOR SAPI

Dul Kemit, Dede dan Khomsul datang ke rumah pak Lurah sambil bersungut-sungut. Mereka mencari orang yang bisa menyelesaikan masalah mereka. Pak Lurah menyambut mereka, dan tiga bersaudara ini menyampaikan masalahnya. Ayah Dul Kemit, Dede dan Khomsul baru saja meninggal seminggu lalu. Ceritanya, almarhum ayah meninggalkan WASIAT bahwa 19 ekor sapi yang ditinggalkan dibagi untuk mereka bertiga dengan porsi : Dul Kemit 1/2 bagian, Dede 1/4 bagian dan Khomsul 1/5 bagian. Pak Lurah pusing menghitung pembagiannya, karena pesan almarhum adalah saat membagi : sapi tidak boleh disembelih, dijual atau dikurangi. Untuk itu dia minta bantuan pak Bhabin dan Babinsa. Lalu pak Bhabin bilang", Sapi ada 19. Mau dibagi untuk Anak pertama 1/2, anak kedua 1/4 dan anak ketiga 1/5 tanpa menyembelih, tanpa mengurangi". Ketiga bersaudara itu menangguk-angguk. "Oke kalau begitu, supaya tidak berantem, saya akan sumbangkan satu ekor sapi milik saya untuk MENGG