"Pak, kami mau minta pak Basri menjadi pembicara, berbagi inspirasi di Forum Entrepreneur Muslim Bali. Sharing soal cara mengembangkan Misterblek. namun, kami terus-terang tidak ada bujet untuk honor atau fee, Pak. Kami hanya ak
an mengganti biaya transportasi dan penginapan nanti di tempat anggota kami", Demikian suara dari Seberang, suatu siang di akhir Juni 2009.
Panitia mau menyediakan tiket pesawat, tentu kelas Ekonomi. Dan saya membicarakan undangan ini dengan istri saya.
Tahun-tahun itu keadaan ekonomi kami masih morat-marit. MISTERBLEK sudah berjalan dengan baik, namun secara keuangan belum stabil. Masih ada beberapa sisa hutang pribadi yang belum beres. Jadi jangankan jalan-jalan piknik (katakan ke Bali), bisa mengajak anak-anak ke makan di "luar" saja itu kemewahan tersendiri.
Tiba-tiba terbetik ide, dan saya menelpon panitia", Pak boleh nggak tiket pesawatnya saya minta dalam bentuk uang tunai saja. Saya ke Bali pakai kendaraan sendiri". Deal. Panitia mau, karena mereka tidak repot menyediakan penjemputan dan sebagainya.
Akhirnya, kami bisa pergi sekeluarga pergi ke Bali, naik mobil KIA Carnival tua yang sempat blong remnya di daerah Git-Git Singaraja. Walaupun perjalanan makan waktu nyaris dua hari dan istiharat hanya di SPBU, namun bagaimanapun Anak dan istri senang.
Terutama buat anak-anak, "hasil akrobat" ini menjadi kenangan terbaik dalam kehidupan mereka. Bisa ke Bali lewat jalan darat.
Mengenang foto-foto ini saya seperti selalu diingatkan bahwa : kalau kita punya (banyak) masalah, fokuslah pada solusi, jangan pada masalahnya.
an mengganti biaya transportasi dan penginapan nanti di tempat anggota kami", Demikian suara dari Seberang, suatu siang di akhir Juni 2009.
Panitia mau menyediakan tiket pesawat, tentu kelas Ekonomi. Dan saya membicarakan undangan ini dengan istri saya.
Tahun-tahun itu keadaan ekonomi kami masih morat-marit. MISTERBLEK sudah berjalan dengan baik, namun secara keuangan belum stabil. Masih ada beberapa sisa hutang pribadi yang belum beres. Jadi jangankan jalan-jalan piknik (katakan ke Bali), bisa mengajak anak-anak ke makan di "luar" saja itu kemewahan tersendiri.
Tiba-tiba terbetik ide, dan saya menelpon panitia", Pak boleh nggak tiket pesawatnya saya minta dalam bentuk uang tunai saja. Saya ke Bali pakai kendaraan sendiri". Deal. Panitia mau, karena mereka tidak repot menyediakan penjemputan dan sebagainya.
Akhirnya, kami bisa pergi sekeluarga pergi ke Bali, naik mobil KIA Carnival tua yang sempat blong remnya di daerah Git-Git Singaraja. Walaupun perjalanan makan waktu nyaris dua hari dan istiharat hanya di SPBU, namun bagaimanapun Anak dan istri senang.
Terutama buat anak-anak, "hasil akrobat" ini menjadi kenangan terbaik dalam kehidupan mereka. Bisa ke Bali lewat jalan darat.
Mengenang foto-foto ini saya seperti selalu diingatkan bahwa : kalau kita punya (banyak) masalah, fokuslah pada solusi, jangan pada masalahnya.
Comments
Post a Comment