Skip to main content

VITAL SIGN

Semenjak kejadian mobil mati mendadak di Bandung bulan lalu, saya memasang kelengkapan ini di mobil. Modalnya "dongle" yang dicolok ke port OBD II di mobil dan terhubung melalui bluetooth ke tablet ini.

Data yang terbaca di tablet ini adalah beberapa informasi tentang kondisi komponen mobil. Data itu disuplai oleh aneka rupa sensor ECU di mobil, sehingga saya bisa tahu apakah kondisi mobil sedang bermasalah atau baik-baik saja.





 



Data yang terbaca itulah "Vital Signs" mobil saya. Vital Sign secara harfiah bisa diartikan : Tanda-tanda penting.

Belum tentu 100% benar dan bisa dipercaya (karena bisa saja sensornya sedang error), tapi paling tidak dengan membaca data-data itu, ada perasaan "peace of mind" dalam hati : mobil "on track" atau ada yang perlu diperbaiki.

Dalam usaha atau bisnis juga sama. Kita perlu peka pada Vital Sign-nya. Biasanya paling gampang ya Omzet, Cashflow, Profit, dan Turn over SDM.

Ketika belajar bisnis dulu, saya nggak pakai Vital Sign ini. "Ngglundhung Semprong" aja, asal jalan.

Akibatnya, selain saya sibuk pol ternyata bisnisnya gitu-gitu aja, malah sering kena tipu orang. Karena tanpa ada kemampuan membaca Vital Sign kita mengira semua orang baik, apalagi kalau penampilan dan mulutnya manis sampai dirubung semut...

Beberapa tahun belakangan, belajar dari sensor mobil, saya juga memasang sensor di bisnis saya.

Pasti tujuannya supaya bisnisnya terus berkembang, bisa menghidupi makin banyak orang, saya nggak terlalu sibuk kayak menteri kabinet Pembangunan I ... Juga agar tidak gampang termakan omongan orang yamg bisanya omdo saja.

Omdo, Omong doang.

Comments

Popular posts from this blog

MAU JUAL GINJAL? BACA SAMPAI SELESAI !

Sudah dua tahun tak bertemu, seorang teman mengirimkan "broadcast message" (BM) di perangkat Blackberry saya. BM-nya agak mengerikan : dia mencari donor ginjal untuk saudaranya yang membutuhkan. Soal harga -bila pendonor bermaksud "menjual" ginjalnya bisa dibicarakan dengannya. Membaca BM itu, saya teringat kisah pak Dahlan Iskan dalam bukunya GANTI HATI. Dengan jenaka beliau bercanda, bahwa kini dia memiliki 2 bintang seharga masing-masing 1 milyar, satu bintang yang biasa dia kendarai kemana-mana (logo mobil Mercedez) dan satu bintang jahitan di perutnya hasil operasi transplatasi hati. Ya, hati pak Dahlan "diganti" dengan hati seorang anak muda dari Cina, kabarnya harganya 1 miliar. Lalu, iseng-iseng saya browsing, dan ketemulah data ini, Data Harga organ tubuh manusia di pasar gelap (kondisi sudah meninggal dibawah 10 jam, sumber :http://namakuddn.wordpress.com/2012/04/27/inilah-daftar-harga-organ-tubuh-manusia-di-pasar-gelap/) 1. Sepasang bola mata: U

KAN SAYA MASIH HIDUP ...

“Harta, sebenarnya belum bisa dikatakan pembagian harta karena saya masih hidup. Tetapi saya tetap akan membagikan hak mereka masing-masing sesuai dengan peraturan agama,” ujar ibu Fariani. Ibu Fariani adalah seorang ibu dengan empat orang anak yang baru saja ditinggalkan suaminya Ipda Purnawirawan Matta. Almarhum meninggalkan harta waris berupa tanah, rumah dan mobil senilai Rp 15 Miliar. Pada bulan Maret 2017, ketiga anak ibu Fariani mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Agama Kota Baubau, Sulawesi Tenggara dengan nomor 163/ptg/ 2013/PA/2017, yang inti gugatannya : Meminta bagian mereka selaku ahli waris yang sah atas harta waris almarhum ayah mereka. Dunia makin aneh? Anak kurang ajar? Tidak. Banyak orang yang memiliki pendapat seperti ibu Fariani, sebagaimana yang saya kutip di paragraf pertama di atas. Pendapat yang KELIRU. Begitu seorang suami meninggal dunia, maka hartanya tidak serta merta menjadi miliki istri atau anak-anaknya. Harta itu berubah menjadi h

TUHAN TAHU, TAPI MENUNGGU

Pernah ketemu orang yang "terjebak" di masa lalu?.  Kemarin saya ketemu orang model seperti itu. Menemani salah satu anggota team saya melakukan "Joint Field Work" (JFW),  kemarin kami ketemu dengan calon nasabahnya, seorang pria usia 42 tahun di sebuah warung kopi di daerah Cibubur. Team saya bilang, dia sudah tiga keli ketemu calon nasabahnya ini, namun belum berhasil meyakinkannya juga. "Masih mbulet, banyak pertanyaan, mas", Ujarnya. Maka saya putuskan melakukan JFW. Kami sudah tiba di lokasi setengah jam sebelum pertemuan, dan dia hadir 25 menit dari waktu yang dijanjikan. Kalau itu calon nasabah saya, sudah saya tinggal dari tadi. "sori, macet", katanya berbasa-basi. Seperti biasa, setelah diperkenalkan, saya mengeluarkan dua kartu nama. Kartu nama pertama ada logo MDRT (Million Dollar Round Table), sambil menyampaikan bahwa saya adalah agen yang menjadi anggota MDRT Internasional, organisasi elit pelaku industri asuransi. K