Skip to main content

HIDUP MEMANG SEPENGGALAN GALAH SAJA

Ketika ketemu terakhir sekitar setahun lalu beliau hanya bilang ",Aku pengen punya anak perempuan , Bas". Dua anaknya sudah menjelang remaja, semua lelaki, dan rupanya beliau ingin melengkapi hidupnya.

Badannya gagah, masih sangat gagah. Pangkat terakhirnya Kolonel hingga saat beliau tutup usia.. Dan memiliki anak perempuan yang lahir dua bulan lalu nampaknya adalah kebahagiaan paripurna dirinya.

Dua tahun lalu, meyakinkan beliau untuk memiliki Program Asuransi untuk warisan dan Dana Pensiun susahnya setengah mati. Mungkin sebagai tentara, beliau merasa bakal hidup prima.  Istrinyapun kelihatan "tidak rela" suaminya menyisihkan uang untuk premi asuransi.

Tapi beliau akhirnya memutuskan mengambil Program yang saya tawarkan, walau tak lama. Entah atas "bisikan" siapa, delapan bulan lalu, sang istri "keukeuh" ingin membatalkan program Asuransi yang dimiliki suaminya. Saya tak bisa lagi menahannya, dan polis asuransipun dibatalkan.

Kemarin, saya sedih mendengar kabar pak Kolonel, klien saya ini meninggal dunia. Berawal dari serangan Deman Berdarah, serta salah "treatment" obat membuat ginjalnya bermasalah, paru "tergenang" air dan jantung membengkak hingga akhirnya gagal berfungsi. Beliau meninggal pada usia 49 tahun setelah dirawat selama satu minggu di Rumas Sakit, meninggalkan istri yang tak bekerja, dua anak menjelang remaja serta satu bayi perempuan lucu berusia dua bulan.

Hidup memang hanya sepenggalan galah saja. Dan di potongan akhir penggalan galah itu, sang istri hanya berkali-kali bilang dalam isaknya "Seandainya ....seandainya ....seandainya...".

** Doa terbaik untuk Kol. JC, tempat terbaik di sisiNya, doa terbaik juga untuk ibu W beserta putra-putrinya.

Comments

Popular posts from this blog

MAU JUAL GINJAL? BACA SAMPAI SELESAI !

Sudah dua tahun tak bertemu, seorang teman mengirimkan "broadcast message" (BM) di perangkat Blackberry saya. BM-nya agak mengerikan : dia mencari donor ginjal untuk saudaranya yang membutuhkan. Soal harga -bila pendonor bermaksud "menjual" ginjalnya bisa dibicarakan dengannya. Membaca BM itu, saya teringat kisah pak Dahlan Iskan dalam bukunya GANTI HATI. Dengan jenaka beliau bercanda, bahwa kini dia memiliki 2 bintang seharga masing-masing 1 milyar, satu bintang yang biasa dia kendarai kemana-mana (logo mobil Mercedez) dan satu bintang jahitan di perutnya hasil operasi transplatasi hati. Ya, hati pak Dahlan "diganti" dengan hati seorang anak muda dari Cina, kabarnya harganya 1 miliar. Lalu, iseng-iseng saya browsing, dan ketemulah data ini, Data Harga organ tubuh manusia di pasar gelap (kondisi sudah meninggal dibawah 10 jam, sumber :http://namakuddn.wordpress.com/2012/04/27/inilah-daftar-harga-organ-tubuh-manusia-di-pasar-gelap/) 1. Sepasang bola mata: U

KAN SAYA MASIH HIDUP ...

“Harta, sebenarnya belum bisa dikatakan pembagian harta karena saya masih hidup. Tetapi saya tetap akan membagikan hak mereka masing-masing sesuai dengan peraturan agama,” ujar ibu Fariani. Ibu Fariani adalah seorang ibu dengan empat orang anak yang baru saja ditinggalkan suaminya Ipda Purnawirawan Matta. Almarhum meninggalkan harta waris berupa tanah, rumah dan mobil senilai Rp 15 Miliar. Pada bulan Maret 2017, ketiga anak ibu Fariani mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Agama Kota Baubau, Sulawesi Tenggara dengan nomor 163/ptg/ 2013/PA/2017, yang inti gugatannya : Meminta bagian mereka selaku ahli waris yang sah atas harta waris almarhum ayah mereka. Dunia makin aneh? Anak kurang ajar? Tidak. Banyak orang yang memiliki pendapat seperti ibu Fariani, sebagaimana yang saya kutip di paragraf pertama di atas. Pendapat yang KELIRU. Begitu seorang suami meninggal dunia, maka hartanya tidak serta merta menjadi miliki istri atau anak-anaknya. Harta itu berubah menjadi h

CERITA 19 EKOR SAPI

Dul Kemit, Dede dan Khomsul datang ke rumah pak Lurah sambil bersungut-sungut. Mereka mencari orang yang bisa menyelesaikan masalah mereka. Pak Lurah menyambut mereka, dan tiga bersaudara ini menyampaikan masalahnya. Ayah Dul Kemit, Dede dan Khomsul baru saja meninggal seminggu lalu. Ceritanya, almarhum ayah meninggalkan WASIAT bahwa 19 ekor sapi yang ditinggalkan dibagi untuk mereka bertiga dengan porsi : Dul Kemit 1/2 bagian, Dede 1/4 bagian dan Khomsul 1/5 bagian. Pak Lurah pusing menghitung pembagiannya, karena pesan almarhum adalah saat membagi : sapi tidak boleh disembelih, dijual atau dikurangi. Untuk itu dia minta bantuan pak Bhabin dan Babinsa. Lalu pak Bhabin bilang", Sapi ada 19. Mau dibagi untuk Anak pertama 1/2, anak kedua 1/4 dan anak ketiga 1/5 tanpa menyembelih, tanpa mengurangi". Ketiga bersaudara itu menangguk-angguk. "Oke kalau begitu, supaya tidak berantem, saya akan sumbangkan satu ekor sapi milik saya untuk MENGG