"Mas, untuk dana pendidikan anak, saya mau nabung aja di bank. Nggak
perlu lah investasi-investasian seperti yang mas tadi sampaikan", kata
calon klien saya ini.
Saya baru saja memaparkan program untuk dana pendidikan anaknya. Pada dasarnya program yang ditawarkan adalah Program Unit Link, yaitu program yag menggabungkan Asuransi (Proteksi) dengan Investasi. Dimana Investasinya mirip 99,9% dengan Reksa Dana (Mutual Fund).
Bedanya, dalam Unit Link selain ada Uang Pertanggungan, juga ada fitur WAIVER, yaitu fitur pembebasan premi serta program tabungan akan jalan terus bila pembayar meninggal dunia atau mengalami kondisi yang sangat memaksa tak bisa membayar premi lanjutan (cacat total tetap, misalnya).
Bila rentang waktu "menabung" nya lama, instrumen investasi ala mutual
fund di Unit Link ini bisa memberikan imbal hasil rata-rata di atas 20%
per tahun. Apalagi bila diinvestasikan di instrumen yang progresif,
saham/ekuitas misalnya.
"Buat saya menabung di bank saja cukuplah",Sambungnya.
Maka saya perlihatkan foto ini. Bayangkan untuk bisa balik modal dari potongan Biaya Administrasi saja, kita harus "mengendapkan" uang tabungan setidaknya Rp 1,6 jutaan. Belum lagi kalau kita rajin pakai mesin ATM tetangga, kena lagi "charge" Rp 6.500 per transaksi (yang notabene, itu setara dengan hasil mengendapkan uang di tabungan Rp 900ribuan), itu per transaksi lho ya...
Sementara itu, biaya pendidikan mengalami inflasi rata-rata 15-20% per tahun. Artinya, bila sekarang uang pangkal masuk sekolah sekarang Rp 50 juta, maka sepuluh tahun lagi bakal jadi sekitar Rp 202 juta (Asumsi inflasi 15%). Bagaimana cara hitungnya...download saja sendiri Aplikasi Kalkulator Financial di GoogleApps Store. Gratis.
"Jadi",kata saya. "Menabung di bank itu cocok untuk penggunaan jangka pendek, keperluan sehari-hari serta mengamankan uang.
"Ah, tapi saya takut kena tipu sama Asuransi. Saya baca kemarin uang nasabah malah berkurang",sergahnya.
Oke mas, mas bisa baca artikel saya ini supaya lebih memahami bagaimana sebuah program Asuransi Unit Link bekerja : https://goo.gl/g02r25
** CATATAN : Dialog ini adalah dialog nyata. Beberapa orang tua malahan hanya "rela" menyisihkan Rp 500 ribu per bulan untuk Tabungan Pendidikan Anak, sementara untuk mobil dan motor mereka nyicil jutaan rupiah per bulan. Beberapa lagi malah abai, dan bilang",Ah, gimana nanti aja. Ntar juga ada rezekinya".
Saya baru saja memaparkan program untuk dana pendidikan anaknya. Pada dasarnya program yang ditawarkan adalah Program Unit Link, yaitu program yag menggabungkan Asuransi (Proteksi) dengan Investasi. Dimana Investasinya mirip 99,9% dengan Reksa Dana (Mutual Fund).
Bedanya, dalam Unit Link selain ada Uang Pertanggungan, juga ada fitur WAIVER, yaitu fitur pembebasan premi serta program tabungan akan jalan terus bila pembayar meninggal dunia atau mengalami kondisi yang sangat memaksa tak bisa membayar premi lanjutan (cacat total tetap, misalnya).

"Buat saya menabung di bank saja cukuplah",Sambungnya.
Maka saya perlihatkan foto ini. Bayangkan untuk bisa balik modal dari potongan Biaya Administrasi saja, kita harus "mengendapkan" uang tabungan setidaknya Rp 1,6 jutaan. Belum lagi kalau kita rajin pakai mesin ATM tetangga, kena lagi "charge" Rp 6.500 per transaksi (yang notabene, itu setara dengan hasil mengendapkan uang di tabungan Rp 900ribuan), itu per transaksi lho ya...
Sementara itu, biaya pendidikan mengalami inflasi rata-rata 15-20% per tahun. Artinya, bila sekarang uang pangkal masuk sekolah sekarang Rp 50 juta, maka sepuluh tahun lagi bakal jadi sekitar Rp 202 juta (Asumsi inflasi 15%). Bagaimana cara hitungnya...download saja sendiri Aplikasi Kalkulator Financial di GoogleApps Store. Gratis.
"Jadi",kata saya. "Menabung di bank itu cocok untuk penggunaan jangka pendek, keperluan sehari-hari serta mengamankan uang.
"Ah, tapi saya takut kena tipu sama Asuransi. Saya baca kemarin uang nasabah malah berkurang",sergahnya.
Oke mas, mas bisa baca artikel saya ini supaya lebih memahami bagaimana sebuah program Asuransi Unit Link bekerja : https://goo.gl/g02r25
** CATATAN : Dialog ini adalah dialog nyata. Beberapa orang tua malahan hanya "rela" menyisihkan Rp 500 ribu per bulan untuk Tabungan Pendidikan Anak, sementara untuk mobil dan motor mereka nyicil jutaan rupiah per bulan. Beberapa lagi malah abai, dan bilang",Ah, gimana nanti aja. Ntar juga ada rezekinya".
Comments
Post a Comment