Skip to main content

KAYA TAPI TULALIT


"Maaf, belum bisa order pak. Kami baru buka setengah jam lagi", Kata mbak Barista dengan manis. Hingga tiba-tiba seorang ibu setengah baya, dengan -sepertinya- anaknya perempuan berseragam SMP memaksa masuk, duduk dan bersungut bilang ke mbak Barista yang barusan",Lain kali belajar dong, konsumen adalah raja. Mosok jam segini belum buka. Saya kan mau jajan di sini bayar ".

Mbak baristanya diam saja, saya memilih menyingkir. Mendadak mulas. Anak beranak itu duduk di kursi tepat di belakang saya. Tak sengaja terdengar mereka ngobrol.

"Ma, temanku si Anu baru aja pulang jalan dari Korea, si Ani kemarin upload-in foto-fotonya ke Bromo ke Path. Kapan kita jalan-jalan, Ma",kata si anak merajuk.

"Nak, mamahmu ini paling anti jalan-jalan. Buang-buang uang, lagian mamah suka mabok kalau naik pesawat. Mending uangnya ditabung, buat beli apartemen atau mobil lagi",kata ibunya sambil nunduk melototin gawai.

"Kalau gitu, aku jalan sendiri aja ya Ma...sama teman-teman. Kan aku pengen juga ngeliat luar negeri",Rayu si anak.

"Sudahlah nak, baca aja di internet. Kan kalau cerita sama orang tetap nyambung. Nggak perlu ke luar negeri. Ntar kamu kesasar, ntar susah nyari makanan halal, ntar ketinggalan sembahyang. Repot, banyak dosa",sergah ibunya. Sambil tetap sibuk dengan gawainya.

Anaknya merengut, meraih gawainya. Berdua mereka sibuk dengan diam mereka.

Tiba-tiba saya merasa, anak ini akan tumbuh besar menjadi Donald Trump. Kaya tapi suka tulalit dan menebar benci, kurang gembira hidupnya karena dibikin sendiri. Bibitnya sudah banyak di sini...kayaknya.

Comments

Popular posts from this blog

MAU JUAL GINJAL? BACA SAMPAI SELESAI !

Sudah dua tahun tak bertemu, seorang teman mengirimkan "broadcast message" (BM) di perangkat Blackberry saya. BM-nya agak mengerikan : dia mencari donor ginjal untuk saudaranya yang membutuhkan. Soal harga -bila pendonor bermaksud "menjual" ginjalnya bisa dibicarakan dengannya. Membaca BM itu, saya teringat kisah pak Dahlan Iskan dalam bukunya GANTI HATI. Dengan jenaka beliau bercanda, bahwa kini dia memiliki 2 bintang seharga masing-masing 1 milyar, satu bintang yang biasa dia kendarai kemana-mana (logo mobil Mercedez) dan satu bintang jahitan di perutnya hasil operasi transplatasi hati. Ya, hati pak Dahlan "diganti" dengan hati seorang anak muda dari Cina, kabarnya harganya 1 miliar. Lalu, iseng-iseng saya browsing, dan ketemulah data ini, Data Harga organ tubuh manusia di pasar gelap (kondisi sudah meninggal dibawah 10 jam, sumber :http://namakuddn.wordpress.com/2012/04/27/inilah-daftar-harga-organ-tubuh-manusia-di-pasar-gelap/) 1. Sepasang bola mata: U

KAN SAYA MASIH HIDUP ...

“Harta, sebenarnya belum bisa dikatakan pembagian harta karena saya masih hidup. Tetapi saya tetap akan membagikan hak mereka masing-masing sesuai dengan peraturan agama,” ujar ibu Fariani. Ibu Fariani adalah seorang ibu dengan empat orang anak yang baru saja ditinggalkan suaminya Ipda Purnawirawan Matta. Almarhum meninggalkan harta waris berupa tanah, rumah dan mobil senilai Rp 15 Miliar. Pada bulan Maret 2017, ketiga anak ibu Fariani mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Agama Kota Baubau, Sulawesi Tenggara dengan nomor 163/ptg/ 2013/PA/2017, yang inti gugatannya : Meminta bagian mereka selaku ahli waris yang sah atas harta waris almarhum ayah mereka. Dunia makin aneh? Anak kurang ajar? Tidak. Banyak orang yang memiliki pendapat seperti ibu Fariani, sebagaimana yang saya kutip di paragraf pertama di atas. Pendapat yang KELIRU. Begitu seorang suami meninggal dunia, maka hartanya tidak serta merta menjadi miliki istri atau anak-anaknya. Harta itu berubah menjadi h

CERITA 19 EKOR SAPI

Dul Kemit, Dede dan Khomsul datang ke rumah pak Lurah sambil bersungut-sungut. Mereka mencari orang yang bisa menyelesaikan masalah mereka. Pak Lurah menyambut mereka, dan tiga bersaudara ini menyampaikan masalahnya. Ayah Dul Kemit, Dede dan Khomsul baru saja meninggal seminggu lalu. Ceritanya, almarhum ayah meninggalkan WASIAT bahwa 19 ekor sapi yang ditinggalkan dibagi untuk mereka bertiga dengan porsi : Dul Kemit 1/2 bagian, Dede 1/4 bagian dan Khomsul 1/5 bagian. Pak Lurah pusing menghitung pembagiannya, karena pesan almarhum adalah saat membagi : sapi tidak boleh disembelih, dijual atau dikurangi. Untuk itu dia minta bantuan pak Bhabin dan Babinsa. Lalu pak Bhabin bilang", Sapi ada 19. Mau dibagi untuk Anak pertama 1/2, anak kedua 1/4 dan anak ketiga 1/5 tanpa menyembelih, tanpa mengurangi". Ketiga bersaudara itu menangguk-angguk. "Oke kalau begitu, supaya tidak berantem, saya akan sumbangkan satu ekor sapi milik saya untuk MENGG