Alkisah, seorang lelaki gagah datang ke rumah seorang kaya di kota antah berantah, membawa map berisi ijazah dan piagam-piagam kecakapan beladiri, serta sertifikat Pelatihan Satpam.
"Saya, menemui Bapak untuk melamar menjadi Satpam di rumah Bapak y
ang megah ini. Saya siap lahir bathin melindungi rumah bapak beserta isinya",kata si pemuda gagah pada orang kaya.

"Sorry, aku tak membutuhkan Satpam. Lingkungan rumahku aman, rumahku sudah dilengkapi CCTV dan tetanggaku baik, mereka akan membantu aku kalau aku kemalingan. Aku serahkan keamanan rumahku pada Tuhan. Lagian kamu masih muda, gagah... Pasti gajimu nanti besar", Jawab orang kaya itu.
Si pemuda mundur teratur, pintu ditutup oleh orang kaya. Tapi si pemuda tetap rajin menyapa si orang kaya melalui watsap. Walau hanya cek biru, tak pernah dibalas.
Dua bulan kemudian, pukul dua pagi dinihari, tiba-tiba masuk pesan watsap dari si orang kaya. "Kalau kamu bekerja sebagai satpam di rumahku, berapa gaji yang kamu minta?", Begitu bunyinya.
Dua jam sebelum mengirim pesan watsap, rumah si orang kaya disatronin rampok. Kawanan rampok itu sukses melumpuhkan sistem CCTV, selain menggasak semua barang berharga, juga melukai istri dan anak si orang kaya.
Luka, trauma dan hilangnya harta tentu jauh lebih besar dari gaji yang sedianya dia bayarkan pada pemuda calon satpam itu.
"Maaf pak, saya sudah diterima bekerja di tempat lain. Bilapun Bapak memaksa bekerja di tempat Bapak, saya minta gaji dua kali lipat gaji yang saya minta waktu itu", Jawab si pemuda.
Orang menawarkan sesuatu bukan melulu karena mereka mengincar uangmu, tapi bisa karena mereka peduli.
Penyesalan selalu datang terlambat, karena yang datang duluan namanya kecepetan.
Comments
Post a Comment