Nasabah saya kali ini seorang lelaki, Warga Negara Belanda. Dia menikah dengan seorang wanita Indonesia serta memutuskan tinggal di Indonesia, untuk itu dia memutuskan untuk memiliki Asuransi Kesehatan di Indonesia.
Usianya sudah 55 tahun, namun masih kelihatan gagah karena hobinya berenang dan berjalan kaki ke mana-mana. Sebut saja namanya Van Halen.
Dalam pertemuan, saat presentasi, pak Van Halen bertanya ",Apakah Asuransi Kesehatan Individu ini meng-cover RAWAT JALAN (OUT PATIENT)?".
Saya sengaja tidak langsung menerangkan, supaya dia juga memahami konsepnya.
"Begini pak", Terang saya dengan "Javenglish" yang saya miliki.
Dalam Konsep Manajemen Risiko, dikenal ada TUJUH tindakan yang dikelompokkan dalam dua ketegori : Pengendalian Risiko dan Pendanaan Risiko.
"Tidak semua Risiko bisa "dibereskan" oleh Asuransi",kata saya.
Asuransi hanya berperan pada Risiko yang TAK BISA DIDUGA KAPAN DATANGNYA, namun bila risiko itu datang/terjadi, DAMPAK FINANSIAL-nya besar sekali (katastropik). Contohnya di dunia "Life Insurance" : kematian seorang pencari nafkah utama atau sakit yang membutuhkan biaya (tak terduga) sedemikian besar.
Peng-cover-an Rawat Jalan dalam konsep Asuransi Kesehatan individu kurang begitu populer, karena umumnya sakit yang memerlukan rawat jalan umumnya sakit yang tidak diduga kapan datangnya, namun TIDAK berdampak finansial besar.
"Bila model penyakit (yang hanya perlu rawat jalan) seperti ini di-cover, maka premi asuransinya bisa jadi lebih mahal dibandingkan biaya rawat jalannya itu sendiri. Kasihan nasabah",imbuh saya.
Hal ini berbeda dengan konsep asuransi kumpulan seperti asuransi kesehatan perusahaan (corporate solution) dan komunitas (semacam BPJS) yang membagi rata (biaya) risiko itu pada peserta yang mau mengambil benefit (dan tentu mau membayar biaya asuransi atas) Rawat Jalan..
Jadi ngerti kan kenapa namanya "LIFE INSURANCE", bukan "LIVE INSURANCE" ?
Live berkaitan dengan nyawa (hidup), Life berkaitan dengan keberlangsungan (kehidupan). Asuransi tidak meng-cover nyawa. Asuransi meng-cover nilai ekonomis pencari nafkah supaya kehidupan "yang ditinggal" tetap berjalan sebagaimana dia ada.
Pak Van Halen manggut-manggut, nampaknya dia mengerti penjelasan melalui "Javenglish" saya. Buktinya, dia tanda tangan dan transfer pembayaran preminya.
Comments
Post a Comment