Pertemuan kemarin adalah reuni privat yang kata orang Skandinavia :
gayeng. Kami -saya dan teman saya ini - sudah lebih dari 18 tahun tak
ketemu.
Kemarin kami ketemu, nostalgilaan dan ...memberi selamat karena di usianya yang sebaya saya, dia baru saja dikaruniai "bonus", bayi laki-laki yang sudah lama didambakannya.
"Aku bersyukur banget, anak-anakku juga seneng banget punya adik baru, lebih-lebih istriku", katanya. "Tapi aku jadi kepikir untuk mempersiapkan Dana Pensiun Ekstra buat anak terakhirku ini", Lanjutnya.
Istri temanku (memilih) tak bekerja di kantor, fokus mengurus anak-anak. Jadi temanku adalah pencari nafkah utama. Untuk dua anaknya (kakak si Bayi, yang sudah kuliah dan SMA) dia sudah "mencicil" dana pensiun. Tapi kedatangan "bonus" ini mengubah semua peta rencana keuangannya.
Maka, itu sebenarnya agenda kami bertemu kemarin.
"Apa kira-kira program yang cocok buat aku nyiapin dana pensiun buat si kecil ini, Bas",tanyanya sambil mengaduk jus melon yang ampasnya mengendap.
"Unit Link",Jawabku singkat.
"Halah, andalanmu unitlink melulu",jawabnya cepat sambil tergelak.
Begini, setidaknya ada tiga keunggulan UnitLink sebagai dana pensiun.
PERTAMA, Dia adalah produk Asuransi yang menurut UU PPh (36 tahun
2008), uang pencairan klaimnya bukan termasuk Pendapatan yang kena
Pajak. Lihat diagram yang aku gambar.
Katakan, kamu punya target uang pensiun buat anakmu Rp 5 Miliar. Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan. Misal, menabung rutin di deposito. Deposito adalah tergolong asset yang atas hasil (cq bunga) dikenakan pajak. Misal bener Rp 5 Miliar, bunga 5% per tahun, pajaknya 20% dari bunga. Dari Deposito Rp 5 Miliar, tiap tahun kita bayar pajak Rp 50 juta.
Kalau itu bentuknya UnitLink, baik dari klaim Asuransi Jiwanya maupun hasil investasinya tidak dikenakan pajak.
KEDUA. Dalam prosesnya, misal tadi contohnya pakai deposito, kalau umurmu panjang mungkin target itu akan tercapai sesuai rencana. Tapi umur itu misteri Tuhan.
Katakan baru nabung dapat Rp 400 juta, terus umur kita "jatuh tempo" maka yang bisa dinikmati oleh anakmu ya cuma Rp 400juta itu. Bedanya sama Unitlink, Program Asuransi jiwanya yang akan menggenapi "jarak" antara Rp 400juta ke Rp 5 Miliar itu.
Jadi mau umur panjang atau pendek, kita "peace of mind" karena dipastikan target kita tercapai.
KETIGA. UnitLink itu likuid, artinya bisa langsung diakses oleh ahli waris yang ditunjuk. Kembali lagi kalau contohnya deposito, Peraturan Menteri Keuangan no 19/PMK.03/2018, warisan (dalam bentuk rekening bank) yang belum terbagi wajib dilaporkan ke otoritas pajak sebelum bisa diakses oleh ahli waris yang telah memenuhi syarat, artinya butuh waktu (yang mungkin panjang).
Dia nampak terkesima. "Ternyata banyak juga aturan main yang aku nggak tau, Bas",katanya.
Itu gunanya para Perencana Keuangan kuliah mahal (dan capek) untuk dapat gelar CFP. Untuk bantu nasabahnya.
"Oke Bas, aku ngerti",katanya. Saya nyiapin Ipad, dia nyiapin keypad token internet banking.
Dia senang, istrinya senang, bayinya senang, saya juga senang. Senang bisa bantu nasabah.
Kemarin kami ketemu, nostalgilaan dan ...memberi selamat karena di usianya yang sebaya saya, dia baru saja dikaruniai "bonus", bayi laki-laki yang sudah lama didambakannya.
"Aku bersyukur banget, anak-anakku juga seneng banget punya adik baru, lebih-lebih istriku", katanya. "Tapi aku jadi kepikir untuk mempersiapkan Dana Pensiun Ekstra buat anak terakhirku ini", Lanjutnya.
Istri temanku (memilih) tak bekerja di kantor, fokus mengurus anak-anak. Jadi temanku adalah pencari nafkah utama. Untuk dua anaknya (kakak si Bayi, yang sudah kuliah dan SMA) dia sudah "mencicil" dana pensiun. Tapi kedatangan "bonus" ini mengubah semua peta rencana keuangannya.
Maka, itu sebenarnya agenda kami bertemu kemarin.
"Apa kira-kira program yang cocok buat aku nyiapin dana pensiun buat si kecil ini, Bas",tanyanya sambil mengaduk jus melon yang ampasnya mengendap.
"Unit Link",Jawabku singkat.
"Halah, andalanmu unitlink melulu",jawabnya cepat sambil tergelak.
Begini, setidaknya ada tiga keunggulan UnitLink sebagai dana pensiun.

Katakan, kamu punya target uang pensiun buat anakmu Rp 5 Miliar. Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan. Misal, menabung rutin di deposito. Deposito adalah tergolong asset yang atas hasil (cq bunga) dikenakan pajak. Misal bener Rp 5 Miliar, bunga 5% per tahun, pajaknya 20% dari bunga. Dari Deposito Rp 5 Miliar, tiap tahun kita bayar pajak Rp 50 juta.
Kalau itu bentuknya UnitLink, baik dari klaim Asuransi Jiwanya maupun hasil investasinya tidak dikenakan pajak.
KEDUA. Dalam prosesnya, misal tadi contohnya pakai deposito, kalau umurmu panjang mungkin target itu akan tercapai sesuai rencana. Tapi umur itu misteri Tuhan.
Katakan baru nabung dapat Rp 400 juta, terus umur kita "jatuh tempo" maka yang bisa dinikmati oleh anakmu ya cuma Rp 400juta itu. Bedanya sama Unitlink, Program Asuransi jiwanya yang akan menggenapi "jarak" antara Rp 400juta ke Rp 5 Miliar itu.
Jadi mau umur panjang atau pendek, kita "peace of mind" karena dipastikan target kita tercapai.
KETIGA. UnitLink itu likuid, artinya bisa langsung diakses oleh ahli waris yang ditunjuk. Kembali lagi kalau contohnya deposito, Peraturan Menteri Keuangan no 19/PMK.03/2018, warisan (dalam bentuk rekening bank) yang belum terbagi wajib dilaporkan ke otoritas pajak sebelum bisa diakses oleh ahli waris yang telah memenuhi syarat, artinya butuh waktu (yang mungkin panjang).
Dia nampak terkesima. "Ternyata banyak juga aturan main yang aku nggak tau, Bas",katanya.
Itu gunanya para Perencana Keuangan kuliah mahal (dan capek) untuk dapat gelar CFP. Untuk bantu nasabahnya.
"Oke Bas, aku ngerti",katanya. Saya nyiapin Ipad, dia nyiapin keypad token internet banking.
Dia senang, istrinya senang, bayinya senang, saya juga senang. Senang bisa bantu nasabah.
Comments
Post a Comment