Skip to main content

JADI TUKANG GORENGAN

Kemarin agensi yang kami kelola, BHR Agency, mengadakan acara "Tutorial Hijab dan Perencanaan Keuangan Keluarga" bekerjasama dengan butik Shafira, Bogor.
Peserta, yang rata-rata ibu-ibu, antusias hadir walau di luar hujan turun sejak pagi.
Dari riset ringkas, sekitar 70 orang peserta yang ditanya mengenai Kewajiban menjalankan Hukum Waris dan Berapa Bagian Istri yang memiliki anak atas Harta Waris dari suaminya, hampir seluruhnya TIDAK TAHU.
Membagi warisan menggunakan Hukum Waris (Islam bagi yang beragama Islam) adalah wajib hukumnya. Secara detil, ada pembagian porsinya dalam surat An Nisaa 11-14.
Lalu berapa bagian istri bila dia memiliki anak atas harta waris suaminya? Bagiannya adalah 1/8 bagian. Bila suami memiliki lebih dari satu istri, maka bagian mereka adalah 1/8 dibagi jumlah istri.
Semua peserta terperangah. Lebih terperangah lagi ketika disampaikan bahwa Fungsi Asuransi dalam kaitan pembagian Warisan adalah Penambah Bagian Istri dan Penyeimbang bagian Anak.
Maka, karena penjelasan itu, kemarin terjadi komitmen pembelian program Warisan (on the spot) Rp 320.000.000,- dan beberapa peserta minta di follow up di rumahnya.
Maka, saya selalu nasehatkan.
Saat ini posisi tersulit sedang dialami oleh para tukang gorengan. Menjelang pilpres ini mereka menjadi sulit jualan karena banyak saingan. Maklum, sekarang mendadak lahir banyak tukang gorengan baru.
Yang digoreng bukan pisang, tempe atau tahu. Tapi isu PKI, hutang dan TKA.
Ibu-ibu, yuk pahami hukum waris dengan baik dan benar, supaya tak ada sengketa dan penyesalan di belakang. Jangan ikut-ikutan jadi tukang gorengan.

Comments

Popular posts from this blog

MAU JUAL GINJAL? BACA SAMPAI SELESAI !

Sudah dua tahun tak bertemu, seorang teman mengirimkan "broadcast message" (BM) di perangkat Blackberry saya. BM-nya agak mengerikan : dia mencari donor ginjal untuk saudaranya yang membutuhkan. Soal harga -bila pendonor bermaksud "menjual" ginjalnya bisa dibicarakan dengannya. Membaca BM itu, saya teringat kisah pak Dahlan Iskan dalam bukunya GANTI HATI. Dengan jenaka beliau bercanda, bahwa kini dia memiliki 2 bintang seharga masing-masing 1 milyar, satu bintang yang biasa dia kendarai kemana-mana (logo mobil Mercedez) dan satu bintang jahitan di perutnya hasil operasi transplatasi hati. Ya, hati pak Dahlan "diganti" dengan hati seorang anak muda dari Cina, kabarnya harganya 1 miliar. Lalu, iseng-iseng saya browsing, dan ketemulah data ini, Data Harga organ tubuh manusia di pasar gelap (kondisi sudah meninggal dibawah 10 jam, sumber :http://namakuddn.wordpress.com/2012/04/27/inilah-daftar-harga-organ-tubuh-manusia-di-pasar-gelap/) 1. Sepasang bola mata: U

KAN SAYA MASIH HIDUP ...

“Harta, sebenarnya belum bisa dikatakan pembagian harta karena saya masih hidup. Tetapi saya tetap akan membagikan hak mereka masing-masing sesuai dengan peraturan agama,” ujar ibu Fariani. Ibu Fariani adalah seorang ibu dengan empat orang anak yang baru saja ditinggalkan suaminya Ipda Purnawirawan Matta. Almarhum meninggalkan harta waris berupa tanah, rumah dan mobil senilai Rp 15 Miliar. Pada bulan Maret 2017, ketiga anak ibu Fariani mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Agama Kota Baubau, Sulawesi Tenggara dengan nomor 163/ptg/ 2013/PA/2017, yang inti gugatannya : Meminta bagian mereka selaku ahli waris yang sah atas harta waris almarhum ayah mereka. Dunia makin aneh? Anak kurang ajar? Tidak. Banyak orang yang memiliki pendapat seperti ibu Fariani, sebagaimana yang saya kutip di paragraf pertama di atas. Pendapat yang KELIRU. Begitu seorang suami meninggal dunia, maka hartanya tidak serta merta menjadi miliki istri atau anak-anaknya. Harta itu berubah menjadi h

CERITA 19 EKOR SAPI

Dul Kemit, Dede dan Khomsul datang ke rumah pak Lurah sambil bersungut-sungut. Mereka mencari orang yang bisa menyelesaikan masalah mereka. Pak Lurah menyambut mereka, dan tiga bersaudara ini menyampaikan masalahnya. Ayah Dul Kemit, Dede dan Khomsul baru saja meninggal seminggu lalu. Ceritanya, almarhum ayah meninggalkan WASIAT bahwa 19 ekor sapi yang ditinggalkan dibagi untuk mereka bertiga dengan porsi : Dul Kemit 1/2 bagian, Dede 1/4 bagian dan Khomsul 1/5 bagian. Pak Lurah pusing menghitung pembagiannya, karena pesan almarhum adalah saat membagi : sapi tidak boleh disembelih, dijual atau dikurangi. Untuk itu dia minta bantuan pak Bhabin dan Babinsa. Lalu pak Bhabin bilang", Sapi ada 19. Mau dibagi untuk Anak pertama 1/2, anak kedua 1/4 dan anak ketiga 1/5 tanpa menyembelih, tanpa mengurangi". Ketiga bersaudara itu menangguk-angguk. "Oke kalau begitu, supaya tidak berantem, saya akan sumbangkan satu ekor sapi milik saya untuk MENGG