Skip to main content

BERBEDA ITU KEREN

Saya sedang serius mengetik proposal akusisi sebuah koran untuk teman saya Ichsan Styadi, tak memperhatikan anak sulung saya Alifa Putri Anarghyaduduk di samping sambil mengunyah pizza hadiah dari adiknya.
"Lagi ngapain pak?",Tanyanya.
"Oh ini, ada teman Bapak mau menawarkan koran yang dikelolanya ke investor, ini koran umurnya hampir sama dengan umur Bapak, dan mau dijual ke investor baru. Bapak cuma bantu bikinin proposalnya saja",Jawab saya sambil tetap menatap Laptop.
"Kenapa nggak bapak aja yang beli",tanyanya lagi sambil senyam-senyum mengunyah pizza.
"Kalaupun ada duitnya, mendingan duit ya buat beli pizza, Nak. Bisa dapat sama toko-tokonya, daripada buat beli (perusahaan) koran. Sepuluh tahun lalu Bapak sudah putusin keluar dari dunia media cetak kan... dan nggak mau balik lagi",Kata saya.,
"Emangnya koran sudah nggak cocok lagi ya pak buat Bapak",Tanyanya lagi. Ini anak kalau sudah tanya udah mirip emaknya, nyerocos terus susah di-rem.
Sambil mengaduk kopi yang sudah adem di samping laptop, saya bilang",Bukan korannya yang tidak cocok buat Bapak, bukan juga sebaliknya. Tapi menurut Bapak, koran sudah kurang cocok untuk jamanmu nanti".
Generasi Simbah di Semarang, Nenek Angku di Padang dan bahkan generasi Bapak masih membaca koran. Koran yang judulnya mirip, beritanya kurang lebih sama. Generasi Bapak terbiasa hidup seragam itu baik, karena di sekolah kami diajarkan semua musti seragam, nonton TV siarannya seragam : jadi (akhirnya) mikirnya juga jadi seragam.. Jaman dulu, kalau ada orang baca berita dari internet yang vokal-vokal gitu dianggap aneh. Berbeda itu aneh.

"Berbeda dengan jamanmu sekarang, Nak",sambung saya. Coba, di lihat di rumah ini. Ada TV saja nyaris jarang hidup. Kamu pegang Iphone-mu sibuk dengan video sekolah dan jalan-jalan di Luar Negeri, Mama di kamar pakai Samsungnya tak henti browsing model hijab dan warna lipstick (di bagian ini, kami berdua langsung cekikikan), sementara adik di meja belajarnya sibuk browsing "konfigurasi barisan paskibra". 
Di jaman ini minat orang berbeda-beda dan itu tak bisa dilayani oleh media cetak bernama koran. Dia manggut-manggut, entah ngerti-entah bingung, entah juga lagi mikir "Bapakku ini sok tau banget".
Jadi Nak, jangan takut berbeda. Bapak tidak pernah takut kamu berbeda dari teman-temanmu. Berbeda itu keren.

Comments

Popular posts from this blog

MAU JUAL GINJAL? BACA SAMPAI SELESAI !

Sudah dua tahun tak bertemu, seorang teman mengirimkan "broadcast message" (BM) di perangkat Blackberry saya. BM-nya agak mengerikan : dia mencari donor ginjal untuk saudaranya yang membutuhkan. Soal harga -bila pendonor bermaksud "menjual" ginjalnya bisa dibicarakan dengannya. Membaca BM itu, saya teringat kisah pak Dahlan Iskan dalam bukunya GANTI HATI. Dengan jenaka beliau bercanda, bahwa kini dia memiliki 2 bintang seharga masing-masing 1 milyar, satu bintang yang biasa dia kendarai kemana-mana (logo mobil Mercedez) dan satu bintang jahitan di perutnya hasil operasi transplatasi hati. Ya, hati pak Dahlan "diganti" dengan hati seorang anak muda dari Cina, kabarnya harganya 1 miliar. Lalu, iseng-iseng saya browsing, dan ketemulah data ini, Data Harga organ tubuh manusia di pasar gelap (kondisi sudah meninggal dibawah 10 jam, sumber :http://namakuddn.wordpress.com/2012/04/27/inilah-daftar-harga-organ-tubuh-manusia-di-pasar-gelap/) 1. Sepasang bola mata: U

KAN SAYA MASIH HIDUP ...

“Harta, sebenarnya belum bisa dikatakan pembagian harta karena saya masih hidup. Tetapi saya tetap akan membagikan hak mereka masing-masing sesuai dengan peraturan agama,” ujar ibu Fariani. Ibu Fariani adalah seorang ibu dengan empat orang anak yang baru saja ditinggalkan suaminya Ipda Purnawirawan Matta. Almarhum meninggalkan harta waris berupa tanah, rumah dan mobil senilai Rp 15 Miliar. Pada bulan Maret 2017, ketiga anak ibu Fariani mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Agama Kota Baubau, Sulawesi Tenggara dengan nomor 163/ptg/ 2013/PA/2017, yang inti gugatannya : Meminta bagian mereka selaku ahli waris yang sah atas harta waris almarhum ayah mereka. Dunia makin aneh? Anak kurang ajar? Tidak. Banyak orang yang memiliki pendapat seperti ibu Fariani, sebagaimana yang saya kutip di paragraf pertama di atas. Pendapat yang KELIRU. Begitu seorang suami meninggal dunia, maka hartanya tidak serta merta menjadi miliki istri atau anak-anaknya. Harta itu berubah menjadi h

CERITA 19 EKOR SAPI

Dul Kemit, Dede dan Khomsul datang ke rumah pak Lurah sambil bersungut-sungut. Mereka mencari orang yang bisa menyelesaikan masalah mereka. Pak Lurah menyambut mereka, dan tiga bersaudara ini menyampaikan masalahnya. Ayah Dul Kemit, Dede dan Khomsul baru saja meninggal seminggu lalu. Ceritanya, almarhum ayah meninggalkan WASIAT bahwa 19 ekor sapi yang ditinggalkan dibagi untuk mereka bertiga dengan porsi : Dul Kemit 1/2 bagian, Dede 1/4 bagian dan Khomsul 1/5 bagian. Pak Lurah pusing menghitung pembagiannya, karena pesan almarhum adalah saat membagi : sapi tidak boleh disembelih, dijual atau dikurangi. Untuk itu dia minta bantuan pak Bhabin dan Babinsa. Lalu pak Bhabin bilang", Sapi ada 19. Mau dibagi untuk Anak pertama 1/2, anak kedua 1/4 dan anak ketiga 1/5 tanpa menyembelih, tanpa mengurangi". Ketiga bersaudara itu menangguk-angguk. "Oke kalau begitu, supaya tidak berantem, saya akan sumbangkan satu ekor sapi milik saya untuk MENGG