Skip to main content

Surat Untuk Teman-Teman di Selatan

Jikalau ini akan menjadi akhir sebuah gerakan, saya berharap ini adalah gerakan yang baik. Maksudnya sederhana, hanya membuka yang gelap karena ditutupi dan membongkar skenario yang dipendam rahasia.

Saya -selalu- percaya tim yang "zonder hierarchy" akan lebih mudah mencapai kejayaannya, karena pribadi yang merdeka akan lebih kreatif dan berfikir terbuka; tanpa dihantui oleh sekat jenjang tingkatan, apalagi ketergantungan atas materi semata.  Kalaupun ada jabatan, itu hanya "brevet" semata.  Dia tak selalu berhubungan dengan kreatifitas dan kepintaran, dia hanya berhubungan dengan waktu serta posisi atas bawah, kiri dan kanan.  Bahkan, jabatan bisa juga lebih dekat ke soal keberuntungan.

Bila gerakan ini nanti ada hasilnya, saya berharap hasilnya baik dan bermanfaat buat kita semua. Tapi bilapun tak ada, jangan itu menyurutkan langkah kita untuk terus mencari kebenaran dan kemerdekaan. Karena Jiwa yang Bermartabat, adalah Jiwa yang Merdeka.

Saya percaya kata Goenawan Mohamad, "Selalu bersiaplah menjadi manusia yang terus memperbaiki keadaan, tetapi bersiap pula untuk melihat bahwa perbaikan itu tidak akan pernah sempurna dan ikhtiar itu tidak pernah selesai"

Saya tak pernah memilih menjadi lawan- dari siapa saja,  saya hanya terilhami kata Ayu Utami : "bukankah sebuah garis lurus selalu memiliki dua seberang? Dan kita pasti hanya bisa berada di sebuah seberang pada satu waktu.  Kita harus memilih.  Maka, ketika pilihan itu sudah dibuat, jangan benci seberangmu.  Kita membutuhkan "lawan" untuk membuat sebuah garis lurus.  Jadi, jangan benci lawanmu, jangan benci yang beda darimu".
Hanya saja saya tak pernah betah melihat "penindasan" itu berlangsung, bagaimanapun halusnya dia dikemas. Biarlah saya merugi seumur hidup, tapi keyakinan harus ditegakkan. Tak ada penilaian manusia yang perlu ditunggu, sepanjang Tuhan masih setia memantauku. Tuhan itu Ada.

Kita menunggu, karena kita telah mencoba sebisa kita, salah atau benar kita serahkan kepadaNya. Jadi kalau kata Handry Satriago, "Ketakutan adalah mekanisme paling primitif untuk "survive", kita berharap bisa berada dalam golongan orang yang tegak berdiri menantangnya, dan bukan lari terbirit sambil kencing di celana."

Terima kasih atas doa dan dukungannya, salam untuk semua.

----------------------------------------------------------------------
Jakarta, 7 Desember 2012
Menjelang 2 tahun Manajemen GOSPORT belum membayar upah para buruhnya

Comments

Popular posts from this blog

MAU JUAL GINJAL? BACA SAMPAI SELESAI !

Sudah dua tahun tak bertemu, seorang teman mengirimkan "broadcast message" (BM) di perangkat Blackberry saya. BM-nya agak mengerikan : dia mencari donor ginjal untuk saudaranya yang membutuhkan. Soal harga -bila pendonor bermaksud "menjual" ginjalnya bisa dibicarakan dengannya. Membaca BM itu, saya teringat kisah pak Dahlan Iskan dalam bukunya GANTI HATI. Dengan jenaka beliau bercanda, bahwa kini dia memiliki 2 bintang seharga masing-masing 1 milyar, satu bintang yang biasa dia kendarai kemana-mana (logo mobil Mercedez) dan satu bintang jahitan di perutnya hasil operasi transplatasi hati. Ya, hati pak Dahlan "diganti" dengan hati seorang anak muda dari Cina, kabarnya harganya 1 miliar. Lalu, iseng-iseng saya browsing, dan ketemulah data ini, Data Harga organ tubuh manusia di pasar gelap (kondisi sudah meninggal dibawah 10 jam, sumber :http://namakuddn.wordpress.com/2012/04/27/inilah-daftar-harga-organ-tubuh-manusia-di-pasar-gelap/) 1. Sepasang bola mata: U

KAN SAYA MASIH HIDUP ...

“Harta, sebenarnya belum bisa dikatakan pembagian harta karena saya masih hidup. Tetapi saya tetap akan membagikan hak mereka masing-masing sesuai dengan peraturan agama,” ujar ibu Fariani. Ibu Fariani adalah seorang ibu dengan empat orang anak yang baru saja ditinggalkan suaminya Ipda Purnawirawan Matta. Almarhum meninggalkan harta waris berupa tanah, rumah dan mobil senilai Rp 15 Miliar. Pada bulan Maret 2017, ketiga anak ibu Fariani mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Agama Kota Baubau, Sulawesi Tenggara dengan nomor 163/ptg/ 2013/PA/2017, yang inti gugatannya : Meminta bagian mereka selaku ahli waris yang sah atas harta waris almarhum ayah mereka. Dunia makin aneh? Anak kurang ajar? Tidak. Banyak orang yang memiliki pendapat seperti ibu Fariani, sebagaimana yang saya kutip di paragraf pertama di atas. Pendapat yang KELIRU. Begitu seorang suami meninggal dunia, maka hartanya tidak serta merta menjadi miliki istri atau anak-anaknya. Harta itu berubah menjadi h

CERITA 19 EKOR SAPI

Dul Kemit, Dede dan Khomsul datang ke rumah pak Lurah sambil bersungut-sungut. Mereka mencari orang yang bisa menyelesaikan masalah mereka. Pak Lurah menyambut mereka, dan tiga bersaudara ini menyampaikan masalahnya. Ayah Dul Kemit, Dede dan Khomsul baru saja meninggal seminggu lalu. Ceritanya, almarhum ayah meninggalkan WASIAT bahwa 19 ekor sapi yang ditinggalkan dibagi untuk mereka bertiga dengan porsi : Dul Kemit 1/2 bagian, Dede 1/4 bagian dan Khomsul 1/5 bagian. Pak Lurah pusing menghitung pembagiannya, karena pesan almarhum adalah saat membagi : sapi tidak boleh disembelih, dijual atau dikurangi. Untuk itu dia minta bantuan pak Bhabin dan Babinsa. Lalu pak Bhabin bilang", Sapi ada 19. Mau dibagi untuk Anak pertama 1/2, anak kedua 1/4 dan anak ketiga 1/5 tanpa menyembelih, tanpa mengurangi". Ketiga bersaudara itu menangguk-angguk. "Oke kalau begitu, supaya tidak berantem, saya akan sumbangkan satu ekor sapi milik saya untuk MENGG