"Setiap bulan, minimal dua kali saya ke Singapura untuk keperluan Bisnis. Dan selalu menyempatkan sholat di Mesjid Kampung Glam. Kadang pas sholat jumat ...bla..bla...".
Seolah cerita yang diedarkan di grup whatsapp itu nyata, dialami sendiri oleh si pengirim, karena tak mencantumkan sumber. Ratusan, entah mungkin ribuan cerita yang sama beredar di grup Watsap, halaman fesbuk dan sosial media lainnya. Padahal cerita itu hanya "COPY PASTE" alias salin tempel. Dan saking ...semangatnya menyalin tempel "syi'ar" itu, sampai akhirnya cerita yang sama kembali ke grup whatsapp yang sama setelah seminggu atau dua minggu.
Seolah cerita yang diedarkan di grup whatsapp itu nyata, dialami sendiri oleh si pengirim, karena tak mencantumkan sumber. Ratusan, entah mungkin ribuan cerita yang sama beredar di grup Watsap, halaman fesbuk dan sosial media lainnya. Padahal cerita itu hanya "COPY PASTE" alias salin tempel. Dan saking ...semangatnya menyalin tempel "syi'ar" itu, sampai akhirnya cerita yang sama kembali ke grup whatsapp yang sama setelah seminggu atau dua minggu.
Kita (seolah-olah) bersikap kritis dan anti plagiasi pada anak kecil yang baru lulus SMA (yang sebenarnya hanya karena idenya berseberangan dengan ide kita). Tapi diam-diam kita mengagumi, melestarikan budaya salin tempel yang dilakukan orang-orang tua, teman-teman, bahkan para tokoh panutan yang kurang faham etika.
Tak berhenti sampai di situ, kita hanya bisa mencerca, tapi kita sendiri tak pernah punya ide atau karya. Halaman fesbuk isinya seperti majalah dinding semata, tempelan artikel entah dari mana. Rajin bikin komentar di wall siapa saja, tapi tak pernah menulis di halamannya sendiri.
Adil itu seharusnya memang selalu datang sejak dari pikiran. Demikian pesan Pramoedya.
Itu juga kalau memang punya pikiran, atau setidaknya punya pikiran dan mau menggunakannya.
#SayaAntiCopas
#CopasCantuminSumbernya
#BelajarPunyaEtika
#NulisSendiriItuKeren
Tak berhenti sampai di situ, kita hanya bisa mencerca, tapi kita sendiri tak pernah punya ide atau karya. Halaman fesbuk isinya seperti majalah dinding semata, tempelan artikel entah dari mana. Rajin bikin komentar di wall siapa saja, tapi tak pernah menulis di halamannya sendiri.
Adil itu seharusnya memang selalu datang sejak dari pikiran. Demikian pesan Pramoedya.
Itu juga kalau memang punya pikiran, atau setidaknya punya pikiran dan mau menggunakannya.
#SayaAntiCopas
#CopasCantuminSumbernya
#BelajarPunyaEtika
#NulisSendiriItuKeren
Comments
Post a Comment