Skip to main content

Harta karun dalam Jajaran Keranjang (Perasan dari buku 6 Keranjang, 7 Langkah-Lim Tung Ning)

Buku ini sebenarnya sudah terbit tahun 2012 lalu, tapi saya baru saja menemukannya.  Ibarat harta karun, saya melihat isi buku ini begitu berkilau seperti emas dan permata dalam kotak baja.  Terimakasih pak Lim Tung Ning, penulis buku ini, yang -karena kesederhanaannya- buku ini menjadi sangat bisa dimengerti dan terlalu berharga untuk sekedar disimpan.

Penulis adalah seorang eksekutif IT di sebuah perusahaan tambang kelas dunia yang beroperasi di Timika (pasti ketebak, perusahaan apa itu).  Hidupnya gilang gemilang, hingga tiba saat dia dipindahkan di Jakarta.  gaji yang (super) besar bahkan tak bisa membuatnya bisa memiliki rumah di Jakarta.  Dia bercerita banyak soal jebakan-jebakan hutang konsumtif lain yang memenjaranya, hingga dia menjadi orang yang "gagal secara finansial".  

Perjalanan hidup membawanya pada banyak pelajaran, hingga dia tertambat menjadi "double jobber" sebuah perusahaan Asuransi menjadi agen asuransi dan Finansial Planner.  Disinilah penulis menemukan pencerahan menuju "keberhasilan finansial", setelah 7 tahun mendisiplinkan diri dengan konsep yang disebutnya " 6 Keranjang, 7 Langkah".

Buku ini dimulai dengan sebuah cerita nyata yang dialami penulis, yang saya kira cerita ini adalah gambaran sebagian besar kita orang Indonesia (terutama orang Jakarta).   Dengan gajinya yang relatif besar, penulis tinggal di apartemen dengan mobil mewah, tapi ternyata gagal dalam perencanaan keuangan.  Bahkan tak jarang, tak tersisa cukup uang di dompet menjelang gajian berikutnya.  Hingga dia bertemu seorang leader perusahaan asuransi, bergabung di dalamnya serta menemukan ilmu yang tujuh tahun kemudian membebaskannya dari "kegagalan finansial".alias KAYA menurut istilah awam.

Sebelum memulai 7 LANGKAH untuk mengisi 6 KERANJANG, kita diminta merenungkan 3 hal. Satu, dimana POSISI kita saat ini.  Dua, tahu TUJUAN kita mau melangkah kemana dan Ketiga, mencari JALUR yang tepat agar kita sampai ke tujuan.  

Untuk memulai langkah, ada syarat yang harus dipenuhi : anda harus berpenghasilan.  Bagi yang saat ini tak berpenghasilan, membaca buku ini adalah kesia-siaan belaka.  

LANGKAH 1. Pay God First. "If you continually give, you will continually have.  Penulis sedikit menentang arus utama (mainstream) yang bilang Pay Yourself First, menyisihkan (sedikit dari) pendapatan untuk ditabung dan baru sisanya untuk berbelanja.  Cara ini -menurut penulis- kebanyakan gagal, karena manusia, apalagi kaum metropolis, kerap menderita "penyakit ingin lebih" : lebih wah, lebih canggih, lebih wangi dll.  Alhasil di akhir bulan, jangankan disisakan untuk menabung untuk memenuhi kebutuhan masih harus "meminta bantuan" kartu kredit.  Sebuah kesalahan besar.  Konsep Pay God First adalah menyisihkan pendapatkan untuk berderma, bersedekah, berbagi.  Memberi yang pertama dan terbaik di jalan Tuhan.  Kabarnya -dan saya setuju- berbagi obat yang mujarab untuk menenangkan jiwa.
Pay GOD First, Pay YOURSELF Second, Pay your NEED Third dan pay Your WANT Fourth.

LANGKAH 2. Membangun Tabungan Perdana.  Tabungan perdana adalah tabungan sebesar 1 bulan pengeluaran. Andai pengeluaran anda sebulan 15 juta, yang harus tersisih tabungan perdana sejumlah itu.  Cara membangun tabungan perdana tak harus sekaligus, mulai dengan semacam "mencicil" sampai tabungan perdana itu terbentuk.  
Cara supaya langkah 2 cepat terbentuk : Kurangi Pengeluaran atau Tingkatkan Pendapatan.  Kurangi pengeluaran-bagi sebagian orang mungkin menjadi siksaan, maka alternatif Meningkatkan Pendapatan bisa dipilih.  Penulis mengkombinasikan dua cara tersebut, dan saya kira kita semua bisa dengan bijak melakukan itu.  meningkatkan pendapatan artinya mengikuti anjuran Warren Buffet (orang terkaya sedunia) : Never Depends on Single Income.  Bisa membuka usaha, menjalani "side job" atau bersepakat agar pasangan juga bekerja.  Saat ini banyak pilihan usaha atau bisnis yang bisa dijalani sebagai kegiatan paruh waktu namun menghasilkan banyak uang, seperti yang dilakukan penulis misalnya, menjadi agen asuransi dan Finansial Planner.

LANGKAH 3.   Membasmi utang Konsumtif.  Kredonya adalah : utang bukanlah alat untuk mencapai Tujuan Masa Depan.  Saya kira, petuahnya mirip dengan nasehat keuangan lain : lunasi hutang kartu kredit dan segera tutup.  Serasa disadarkan, bahwa hutang kartu kredit pada posisi dibayar minimal itu adalah 42% p.a.  dan Hutang tawaran kredit bunga 0 % sesungguhnya membebani kita dengan bunga 25% p.a.  Perlu sikap mental untuk mewujudkan Langkah 3 ini, yaitu : menunda kesenangan menunjukkan kedewasaan, anda bisa hidup tanpa utang konsumtif, Kredit Pemilikan Mobil bukanlah gaya hidup dan what you are is better than how you look.   
Bagi yang masih berhutang konsumtif, jangan dulu memulai investasi.  Percuma.  Basmi hutang dari yang sangat mengganggu, tak peduli itu besar atau kecil nilainya.

LANGKAH 4. Menyiapkan Dana pengaman.  Kalau agen asuransi datang kepada anda, dan bilang asuransi adalah solusi pengamanan dana paling hebat, maka itu terlalu melebih-lebihkan.  Dana pengaman yang baik adalah Dana Tunai sebesar 3 bulan pengeluaran + Asuransi.    mengapa perlu dana pengaman tunia, bukankah sudah ada asuransi?  Tidak semua Resiko dapat dicover oleh asuransi, misalnya resiko sakit ringan seperti batuk pilek, atau pintu di rumah rusak tak bisa ditutup karena engselnya tak bisa diganti.  
Asuransi diperlukan pada RESIKO dengan DAMPAK KEUANGAN Besar dan FREKUENSI TERJADI Rendah.  Prinsip Asuransi seperti arisan, sebenarnya.  Dalam asuransi Syariah juga begitu, ada dana kumpulan untuk tolong-menolong antar pesertanya.  Ada yang ALERGI ASURANSI ya biarkan saja, kita tak bisa mengusik keyakinan masing-masing orang.  Asuransi yang harus dimiliki adalah : Asuransi Jiwa sebagai pengganti Penghasilan Masa Depan (catat : Asuransi Jiwa bukan sebagai pelindung Jiwa !), Asuransi Penyakit Kritis/cacat, Asuransi Kesehatan dengan fitur jaminan rawat inap, Asuransi harta pribadi (asuransi rumah, mobil).  
Penulis menjelaskan dengan sangat detil, bagaimana memilih asuransi dan bagaimana menentukan uang Pertanggungan (UP) nya, hal yang awal WAJIB TAHU sebelum memutuskan mengambil program asuransi.

LANGKAH 5.  Membangun 3 P. apa itu 3 P?  itu adalah PAPAN (Rumah Pribadi), (dana) PENSIUN, dan (dana) PENDIDIKAN.  Anda harus memiliki rumah.  Memiliki bukan menyewa atau mengontrak, karena Tuhan belum memberikan pengetahuan pada manusia ada lahan lain di luar bumi ini yang bisa dijadikan landasan pembuatan rumah.  Artinya lahan terbatas, kebutuhan rumah naik terus...artinya harga rumah tak akan turun.  Rumah = Aset Terpenting, katanya.
Menyiapkan Dana pensiun sangat penting, karena Masa pensiun seharusnya masa Kebebasan Finansial.  Demikian juga menyiapkan Dana pendidikan.

LANGKAH 6. Mengembangkan Kekayaan : Rich People let money work for them, Poor People work for money.  Musuh utama langkah ini adalah : Comfort Zone, banyak orang memilih diam di zona nyaman.  Penulis mengutip buku Jim Collins : Good to Great: Why some companies make a leap...and others don't.  Dia mengatakan Good is the enemy of the great. Kadang orang menyalahartikan soal meninggalkan comfort zone sebagai menghilangkan rasa syukur, padahal bukan itu esensinya.  Kalau hari ini kita baik, kalau kita mau sedikit lagi berusaha, kita menjadi hebat.
Kebebasan Finansial sendiri digolongkan dalam 3 kategori : Kemandirian Finansial, Kaya secara Finansial dan Keberlimpahan Finansial.  Salah satu kendaraan menuju Kebebasan Finansial adalah dengan Membangun Bisnis, yang syaratnya hanya Start Small, Kerja Keras, Miliki keyakinan kuat, menunda kesenangan dan tetap fun/bergembira.

LANGKAH 7. Meninggalkan warisan.  Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang.  tentu menjadi aib besar ketika ketika kita hidup kita "kelihatan" berlimpah harta, namun pada saat kita mati justru keluarga kita jatuh miskin dan terlantar.  Bangunlah legacy, dengan nama baik, dan harta.  

Maka bila 7 Langkah itu diwujudkan dalam bentuk keranjang yang ditata berurutan, dia adalah Keranjang Kekekalan-> Keranjang Pemulihan -> Keranjang Keamanan -> Keranjang Pertumbuhan -> Keranjang Kemewahan -> Keranjang Pusaka.

Buku ini -buat saya pribadi- sangat mencerahkan.  Sebagai orang yang tak mau "gagal secara finansial" saran yang ada di buku ini cukup masuk akal, dan baik untuk segera diterapkan.  Bagaimana dengan anda ? 

Comments

Popular posts from this blog

MAU JUAL GINJAL? BACA SAMPAI SELESAI !

Sudah dua tahun tak bertemu, seorang teman mengirimkan "broadcast message" (BM) di perangkat Blackberry saya. BM-nya agak mengerikan : dia mencari donor ginjal untuk saudaranya yang membutuhkan. Soal harga -bila pendonor bermaksud "menjual" ginjalnya bisa dibicarakan dengannya. Membaca BM itu, saya teringat kisah pak Dahlan Iskan dalam bukunya GANTI HATI. Dengan jenaka beliau bercanda, bahwa kini dia memiliki 2 bintang seharga masing-masing 1 milyar, satu bintang yang biasa dia kendarai kemana-mana (logo mobil Mercedez) dan satu bintang jahitan di perutnya hasil operasi transplatasi hati. Ya, hati pak Dahlan "diganti" dengan hati seorang anak muda dari Cina, kabarnya harganya 1 miliar. Lalu, iseng-iseng saya browsing, dan ketemulah data ini, Data Harga organ tubuh manusia di pasar gelap (kondisi sudah meninggal dibawah 10 jam, sumber :http://namakuddn.wordpress.com/2012/04/27/inilah-daftar-harga-organ-tubuh-manusia-di-pasar-gelap/) 1. Sepasang bola mata: U

KAN SAYA MASIH HIDUP ...

“Harta, sebenarnya belum bisa dikatakan pembagian harta karena saya masih hidup. Tetapi saya tetap akan membagikan hak mereka masing-masing sesuai dengan peraturan agama,” ujar ibu Fariani. Ibu Fariani adalah seorang ibu dengan empat orang anak yang baru saja ditinggalkan suaminya Ipda Purnawirawan Matta. Almarhum meninggalkan harta waris berupa tanah, rumah dan mobil senilai Rp 15 Miliar. Pada bulan Maret 2017, ketiga anak ibu Fariani mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Agama Kota Baubau, Sulawesi Tenggara dengan nomor 163/ptg/ 2013/PA/2017, yang inti gugatannya : Meminta bagian mereka selaku ahli waris yang sah atas harta waris almarhum ayah mereka. Dunia makin aneh? Anak kurang ajar? Tidak. Banyak orang yang memiliki pendapat seperti ibu Fariani, sebagaimana yang saya kutip di paragraf pertama di atas. Pendapat yang KELIRU. Begitu seorang suami meninggal dunia, maka hartanya tidak serta merta menjadi miliki istri atau anak-anaknya. Harta itu berubah menjadi h

CERITA 19 EKOR SAPI

Dul Kemit, Dede dan Khomsul datang ke rumah pak Lurah sambil bersungut-sungut. Mereka mencari orang yang bisa menyelesaikan masalah mereka. Pak Lurah menyambut mereka, dan tiga bersaudara ini menyampaikan masalahnya. Ayah Dul Kemit, Dede dan Khomsul baru saja meninggal seminggu lalu. Ceritanya, almarhum ayah meninggalkan WASIAT bahwa 19 ekor sapi yang ditinggalkan dibagi untuk mereka bertiga dengan porsi : Dul Kemit 1/2 bagian, Dede 1/4 bagian dan Khomsul 1/5 bagian. Pak Lurah pusing menghitung pembagiannya, karena pesan almarhum adalah saat membagi : sapi tidak boleh disembelih, dijual atau dikurangi. Untuk itu dia minta bantuan pak Bhabin dan Babinsa. Lalu pak Bhabin bilang", Sapi ada 19. Mau dibagi untuk Anak pertama 1/2, anak kedua 1/4 dan anak ketiga 1/5 tanpa menyembelih, tanpa mengurangi". Ketiga bersaudara itu menangguk-angguk. "Oke kalau begitu, supaya tidak berantem, saya akan sumbangkan satu ekor sapi milik saya untuk MENGG