Skip to main content

Alqalinisi dan Gajah : Sebuah Kisah Lama dengan Inspirasi

Sambil menikmati kopi pagi di kedai, saya membaca sebuah kisah lama : Alqalinisi dan Gajah.

Tersebutlah pada suatu masa, Alqalinisi hidup di sebuah kampung beserta beberapa tetangganya yang beriman di desa tepat di kaki sebuah gunung berapi.  Gunung berapi sedang batuk-batuk waktu itu, dan siap meluapkan amukannya.  Dengan bercanda, para tetangga saling melontar nadzar, apabila -misal- terjadi bencana gunung meletus mereka bisa selamat mereka akan melakukan apa.  Tadinya, Alqalinisi menolak menyampaikan nadzarnya."Aku tak terbiasa menyampaikan nadzar, karena nadzar wajib hukumnya untuk dipenuhi." kilah Alqalinisi.  tapi para tetangganya tetap memaksa.  Hingga dia bernadzar", aku tak akan memakan daging gajah".

Tetangganya tertawa, sebuah nadzar yang aneh

Hingga amukan itu terjadi, Alqalinisi beserta tetangganya mengungsi ke sebuah tempat yang aman, dan mereka terisolasi di sana. Di tempat pengungsian itu makanan sulit didapat, syuran habis dilibas awan panas dari gunung berapi, daging apalagi.  

Hingga suatu ketika lewatlah seekor anak gajah di depan pengungsian.  Para tetangga yang lapar dengan sigap menangkap anak gajah itu, menyembelihnya dan memakan daging beramai-ramai.  Tentu, kecuali Alqalinisi yang sudah bernadzar.  Kekenyangan menyantap daging anak gajah, para tetangga tertidur.  Alqalinisi pun tertidur, namun karena tak kuasa menahan laparnya.  

Tak lama setelah mereka tertidur, datangnlah sang Induk Gajah yang mencari anaknya yang hilang.  Dia mencium bau anaknya di sekitar tenpat pengungsian, dan dengan nalurinya dia tahu telah terjadi sesuatu pada anaknya.  Diendusnya satu demi satu tetangga Alqalinisi yang sedang tertidur lelap.  ketika tercium olehnya bau anaknya, maka diinjaknya satu per satu tetangga itu hingga mati.  Tersisa Alqalinisi yang akhirnya dibangunkan oleh sang Induk gajah.  dalam kondisi bingung, dia membaca induk gajah mengisyaratkan agar Alqalinisi menaiki punggungnya.  Dengan sigap, setelah Alqalinisi berada punggung, gajah itu sigap berlari membawa Alqalinisi ke sebuah pinggir kampung : yang di sana dia mendapatkan pertolongan.

Kisah lama -yang barangkali cuma fiksi ini - menuturkan kepada kita, kadang-kadang janji kita atau cita-cita kita dipandang aneh oleh orang di sekeliling kita.  Tak jarang mereka akan mentertawakan, bahkan meninggalkan kita karena menganggap kita orang yang aneh (dengan cita-cita kita).

Tapi belajarlah dari Alqalinisi, dia konsisten dengan janjinya (atau cita-citanya).  Dia setia walau harus menerima resiko kelaparan, kesulitan.  Tapi sebuah cita-cita yang dipertahankan dengan konsisten, dengan segala resiko, akan membawa kita pada kemenangan yang gilang gemilang.

Semoga menjadi inspirasi.

Comments

Popular posts from this blog

MAU JUAL GINJAL? BACA SAMPAI SELESAI !

Sudah dua tahun tak bertemu, seorang teman mengirimkan "broadcast message" (BM) di perangkat Blackberry saya. BM-nya agak mengerikan : dia mencari donor ginjal untuk saudaranya yang membutuhkan. Soal harga -bila pendonor bermaksud "menjual" ginjalnya bisa dibicarakan dengannya. Membaca BM itu, saya teringat kisah pak Dahlan Iskan dalam bukunya GANTI HATI. Dengan jenaka beliau bercanda, bahwa kini dia memiliki 2 bintang seharga masing-masing 1 milyar, satu bintang yang biasa dia kendarai kemana-mana (logo mobil Mercedez) dan satu bintang jahitan di perutnya hasil operasi transplatasi hati. Ya, hati pak Dahlan "diganti" dengan hati seorang anak muda dari Cina, kabarnya harganya 1 miliar. Lalu, iseng-iseng saya browsing, dan ketemulah data ini, Data Harga organ tubuh manusia di pasar gelap (kondisi sudah meninggal dibawah 10 jam, sumber :http://namakuddn.wordpress.com/2012/04/27/inilah-daftar-harga-organ-tubuh-manusia-di-pasar-gelap/) 1. Sepasang bola mata: U

KAN SAYA MASIH HIDUP ...

“Harta, sebenarnya belum bisa dikatakan pembagian harta karena saya masih hidup. Tetapi saya tetap akan membagikan hak mereka masing-masing sesuai dengan peraturan agama,” ujar ibu Fariani. Ibu Fariani adalah seorang ibu dengan empat orang anak yang baru saja ditinggalkan suaminya Ipda Purnawirawan Matta. Almarhum meninggalkan harta waris berupa tanah, rumah dan mobil senilai Rp 15 Miliar. Pada bulan Maret 2017, ketiga anak ibu Fariani mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Agama Kota Baubau, Sulawesi Tenggara dengan nomor 163/ptg/ 2013/PA/2017, yang inti gugatannya : Meminta bagian mereka selaku ahli waris yang sah atas harta waris almarhum ayah mereka. Dunia makin aneh? Anak kurang ajar? Tidak. Banyak orang yang memiliki pendapat seperti ibu Fariani, sebagaimana yang saya kutip di paragraf pertama di atas. Pendapat yang KELIRU. Begitu seorang suami meninggal dunia, maka hartanya tidak serta merta menjadi miliki istri atau anak-anaknya. Harta itu berubah menjadi h

CERITA 19 EKOR SAPI

Dul Kemit, Dede dan Khomsul datang ke rumah pak Lurah sambil bersungut-sungut. Mereka mencari orang yang bisa menyelesaikan masalah mereka. Pak Lurah menyambut mereka, dan tiga bersaudara ini menyampaikan masalahnya. Ayah Dul Kemit, Dede dan Khomsul baru saja meninggal seminggu lalu. Ceritanya, almarhum ayah meninggalkan WASIAT bahwa 19 ekor sapi yang ditinggalkan dibagi untuk mereka bertiga dengan porsi : Dul Kemit 1/2 bagian, Dede 1/4 bagian dan Khomsul 1/5 bagian. Pak Lurah pusing menghitung pembagiannya, karena pesan almarhum adalah saat membagi : sapi tidak boleh disembelih, dijual atau dikurangi. Untuk itu dia minta bantuan pak Bhabin dan Babinsa. Lalu pak Bhabin bilang", Sapi ada 19. Mau dibagi untuk Anak pertama 1/2, anak kedua 1/4 dan anak ketiga 1/5 tanpa menyembelih, tanpa mengurangi". Ketiga bersaudara itu menangguk-angguk. "Oke kalau begitu, supaya tidak berantem, saya akan sumbangkan satu ekor sapi milik saya untuk MENGG