dimuat di Radar Depok 9 Juli 2013 |
Hiruk pikuk kenaikan kelas dan penerimaan murid baru sudah
hampir usai. Hiruk pikuk yang sudah
hamper usai itu masih menyisakan persoalan –yang bagi sebagian orang tua- lebih
rumit. Benar adanya biaya bulanan
sekolah sudah digratiskan oleh pemerintah, tapi tak semua gratis rupanya. Apalagi buat orangtua yang memasukkan anaknya
ke Perguruan Tinggi, silakan rogoh rekening cukup dalam, hingga ratusan juta.
Biaya sekolah yang mahal, bukan lagi persoalan baru. Setidaknya ini paparan Ira Maulani, yang
berprofesi sebagai Konsultan Keuangan Keluarga pada Jurnal Depok. Menurutnya, “Biaya yang dibutuhkan seorang
anak-ketika memutuskan kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta di Depok- sejak
dia masuk hingga selesai, tak kurang dari Rp 500 juta”. Tak berhenti sampai disana, Ibu dua
anak ini menambahkan bahwa,” pada
akhirnya, banyak orangtua memutuskan anaknya tak lagi bisa meneruskan kuliah
karena ke-tak tersediaan biaya, padahal penyediaan biaya itu bisa direncanakan
dari jauh-jauh hari”.
Biaya sekolah ini makin serius bila dihubungkan dengan laju
inflasi yang rata-rata bisa mencapai 6%.
Artinya, kemungkinan, dalam sepuluh tahun ke depan, biaya kuliah akan
naik –minimal- dua kali lipat dari biaya saat ini. Kalau hari ini perlu Rp 500juta, maka sepuluh
tahun lagi, minimal akan perlu Rp 1.5 miliar.
Dan buat orangtua yang memikirkan masa depan anakanya, ini adalah
tantangan yang harus dipecahkan.
Tapi, Ira –demikian ibu muda ini biasa disapa-
punya kiat jitu yang bisa dipalajari oleh para orangtua. Yang dibutuhkan hanya disiplin dalam
menyiapkan tabungan pendidikan, ditambah memilih instrument tabungan yang tepat,
yang bisa “mengalahkan” laju inflasi.
Tentu tak lucu kan, kalau menabung dengan bunga 4.5% setahun, tetap laju
inflasi 6% setahun. Bukan terkumpul,
malah tergerus habis. Dan Ira –yang
sudah menjadi konsultan keuangan keluarga sejak dua tahun lalu ini – menawarkan
beberapa kiat mengkombinasikan instrument tabungan pendidikan, dengan dana
kesehatan dan beberapa fitur keuangan lain.
Comments
Post a Comment