Pak, besok aku diundang makan siang sama kang Bima (Walikota Bogor)",kata Alifa Putri Anarghya, si sulung, Kamis 29 September 2016.
Dan kemarin (Jumat, 30/09/2016) dia duduk semeja, bersama 11 orang temannya pengurus OSIS dan MPK SMA 3 Bogor dengan kang Bima Arya-Walikota Bogor, mendapat apresiasi karena sukses menggelar e-voting pertama di kota Bogor.
Saya sudah pernah tuliskan beberapa minggu lalu, dia dan beberapa temannya berinisiatif melakukan "cara baru" dalam pemilihan suksesor mereka, ketua OSIS dan MPK baru. Mereka ber-ide rada gila, bikin pemilu dengan cara e-voting. Entah dapat wangsit dari mana, sampai ketemu saja jalan hingga melibatkan KPUD kota Bogor yang memfasilitasi perangkat untuk e-voting.
Sementara anak-anak di sekolahnya sibuk keluar masuk tempat les, dia justru bolak-balik rapat. "Enak pak rapat, seru ada konsumsinya terus. Enak-enak lagi",katanya. Saya bilang kok kamu Bapak banget, dulu aktif di Himpunan Mahasiswa karena ada tambahan gizi dari konsumsi rapat. Buah mangga matang, jatuh tak akan jauh dari pohonnya...kata pepatah begitu.
Maka ide gilanya kemarin sangat diapresiasi oleh Walikota Bogor. Malam tadi, di rumah, dia bercerita dengan semangat soal apa yang dibicarakan dengan walikota di meja makan. Dia "nggak nyangka" visi walikota muda ini keren banget. Banyak yang dia belum tahu, dan kini dia tahu : mengapa dan bagaimananya.
Saya bilang", Lebih berbahaya orang yang buta Visi dibanding buka Fisik. Pinter saja tak cukup, jadilah Cerdas Nak. Hidup harus sesekali jadi Driver, jangan jadi Passengers melulu...kerjaannya ngikut aja nggak ngerti proses perjuangannya", kata saya sok bijak.
Saya menuju rak buku, saya ambil buku "Self Driving" nya pak Rhenal Kasali. "Baca ini Nak, biar hidupmu nggak "numpang" bersama arus utama saja ", kata saya.
Foto : Alifa (duduk nomor 5 dari kiri, berkacamata) makan siang bersama Walikota Bogor. Jumat 30 September 2016.
Dan kemarin (Jumat, 30/09/2016) dia duduk semeja, bersama 11 orang temannya pengurus OSIS dan MPK SMA 3 Bogor dengan kang Bima Arya-Walikota Bogor, mendapat apresiasi karena sukses menggelar e-voting pertama di kota Bogor.
Saya sudah pernah tuliskan beberapa minggu lalu, dia dan beberapa temannya berinisiatif melakukan "cara baru" dalam pemilihan suksesor mereka, ketua OSIS dan MPK baru. Mereka ber-ide rada gila, bikin pemilu dengan cara e-voting. Entah dapat wangsit dari mana, sampai ketemu saja jalan hingga melibatkan KPUD kota Bogor yang memfasilitasi perangkat untuk e-voting.
Sementara anak-anak di sekolahnya sibuk keluar masuk tempat les, dia justru bolak-balik rapat. "Enak pak rapat, seru ada konsumsinya terus. Enak-enak lagi",katanya. Saya bilang kok kamu Bapak banget, dulu aktif di Himpunan Mahasiswa karena ada tambahan gizi dari konsumsi rapat. Buah mangga matang, jatuh tak akan jauh dari pohonnya...kata pepatah begitu.
Maka ide gilanya kemarin sangat diapresiasi oleh Walikota Bogor. Malam tadi, di rumah, dia bercerita dengan semangat soal apa yang dibicarakan dengan walikota di meja makan. Dia "nggak nyangka" visi walikota muda ini keren banget. Banyak yang dia belum tahu, dan kini dia tahu : mengapa dan bagaimananya.
Saya bilang", Lebih berbahaya orang yang buta Visi dibanding buka Fisik. Pinter saja tak cukup, jadilah Cerdas Nak. Hidup harus sesekali jadi Driver, jangan jadi Passengers melulu...kerjaannya ngikut aja nggak ngerti proses perjuangannya", kata saya sok bijak.
Saya menuju rak buku, saya ambil buku "Self Driving" nya pak Rhenal Kasali. "Baca ini Nak, biar hidupmu nggak "numpang" bersama arus utama saja ", kata saya.
Foto : Alifa (duduk nomor 5 dari kiri, berkacamata) makan siang bersama Walikota Bogor. Jumat 30 September 2016.
Comments
Post a Comment