Siang itu terik, bulan puasa saat saya datang ke kantornya di Jakarta Pusat. Saya tidak benar-benar mengenal beliau. Eri, team kami di BHR Agency yang mengenalkan, karena beliau mememerlukan sebuah produk Asuransi kesehatan. Dan saya yang memberikan presentasi pada beliau.
Perusahaan yang dipimpinnya memberikan layanan penyediaan tenaga kerja untuk beberapa Bank Swasta, khususnya untuk tenaga Teller (di front office) dan penjual fasilitas kredit. Kantornya tak seberapa besar, sama sekali tak menggambarkan perusahaan yang omzetnya tahun lalu mencapai puluhan, yang mendekati ratusan milyar. Bukankah memang penampilan seringkali menipu ? Dari beliau saya makin belajar bahwa banyak orang menonjolkan "kemegahan" dari kepemilikan mereka hanya untuk menutupi beberapa kelemahan yang dimilikinya. Rendah hati tak pernah berarti rendah diri.
Kami berbincang santai di ruang rapatnya yang tak terlalu besar, dengan permintaan yang spesifik : Minta dibuatkan Asuransi Kesehatan yang terbaik. Dengan Gadget yang saya miliki, lalu meluncurlah beberapa opsi.
Beliau mengajukan satu lagi syarat, saya ingin membayar untuk sebuah Program Asuransi Kesehatan, yang total uang pembayarannya akan kembali pada tahun ke TUJUH. Artinya, beliau mengeluarkan uang untuk membeli asuransi kesehatan, dan toal uang yang dia keluarkan akan kembali penuh. Dia bisa menikmati Asuransi Kesehatan dengan fasilitas paling hebat hingga usianya 80 tahun (saat ini usianya baru 45 tahun) secara GRATIS.
Setelah utak-utik di gadget, saya sodorkan sebuah illustrasi yang langsung disetujuinya, karena sesuai dengan apa yang dia minta : memiliki asuransi kesehatan yang menjamin hingga usia 80 tahun, dengan total uang yang dia setorkan akan kembali pada tahun ke 7. Tahun selanjutnya, beliau tak perlu lagi mengeluarkan uang untuk membayar preminya.
Maka, saya teringat beberapa orang yang saya kenal. Mereka -para kalangan kelas menengah- sulit memahami bahwa memiliki asuransi kesehatan itu penting, lebih karena "merasa" tak memiliki kelebihan uang dari pendapatan. Namun, mereka berganti mobil setiap 3 tahun, berlomba mengisi rumah dengan perabotan "wah" dan sering posting di media sosial makan-minum di restoran. Mereka merasa bahwa memiliki jaminan asuransi kesehatan dari kantor sudah cukup. Mereka lupa, asuransi kesehatan dari kantor hanya berlaku saat mereka bekerja saja, selepas itu tidak. Padahal penyakit makin sering datang, saat usia kita makin menua.
Tapi dari klien baru saya ini, saya belajar, keuntungan selalu datang bagi orang yang mau belajar. Keberlimpahan selalu datang bagi mereka yang mau BERFIKIR ALA ORANG KAYA, bukan pamer kekayaan seolah sudah paling kaya.
Semoga anda, saya dan kita semua juga belajar.
Perusahaan yang dipimpinnya memberikan layanan penyediaan tenaga kerja untuk beberapa Bank Swasta, khususnya untuk tenaga Teller (di front office) dan penjual fasilitas kredit. Kantornya tak seberapa besar, sama sekali tak menggambarkan perusahaan yang omzetnya tahun lalu mencapai puluhan, yang mendekati ratusan milyar. Bukankah memang penampilan seringkali menipu ? Dari beliau saya makin belajar bahwa banyak orang menonjolkan "kemegahan" dari kepemilikan mereka hanya untuk menutupi beberapa kelemahan yang dimilikinya. Rendah hati tak pernah berarti rendah diri.
Kami berbincang santai di ruang rapatnya yang tak terlalu besar, dengan permintaan yang spesifik : Minta dibuatkan Asuransi Kesehatan yang terbaik. Dengan Gadget yang saya miliki, lalu meluncurlah beberapa opsi.

Setelah utak-utik di gadget, saya sodorkan sebuah illustrasi yang langsung disetujuinya, karena sesuai dengan apa yang dia minta : memiliki asuransi kesehatan yang menjamin hingga usia 80 tahun, dengan total uang yang dia setorkan akan kembali pada tahun ke 7. Tahun selanjutnya, beliau tak perlu lagi mengeluarkan uang untuk membayar preminya.
Maka, saya teringat beberapa orang yang saya kenal. Mereka -para kalangan kelas menengah- sulit memahami bahwa memiliki asuransi kesehatan itu penting, lebih karena "merasa" tak memiliki kelebihan uang dari pendapatan. Namun, mereka berganti mobil setiap 3 tahun, berlomba mengisi rumah dengan perabotan "wah" dan sering posting di media sosial makan-minum di restoran. Mereka merasa bahwa memiliki jaminan asuransi kesehatan dari kantor sudah cukup. Mereka lupa, asuransi kesehatan dari kantor hanya berlaku saat mereka bekerja saja, selepas itu tidak. Padahal penyakit makin sering datang, saat usia kita makin menua.
Tapi dari klien baru saya ini, saya belajar, keuntungan selalu datang bagi orang yang mau belajar. Keberlimpahan selalu datang bagi mereka yang mau BERFIKIR ALA ORANG KAYA, bukan pamer kekayaan seolah sudah paling kaya.
Semoga anda, saya dan kita semua juga belajar.
Comments
Post a Comment