Skip to main content

Berbisnis dengan Modal Syukur

Itu adalah judul tulisan saya yang dimuat dalam buku Kumpulan Hikmah "Kun Fayakun for Business".  Buku ini diterbitkan oleh PPPA Darul Quran, Yayasan yang dinaungi oleh Ustadz Yusuf Mansyur.  Buku ini -saya katakan sebagai- kumpulan hikmah, karena berisi beberapa tulisan dari beberapa entrepreneur yang sukses di bidangnya masing-masing.  Hikmah, bahwa memulai sebuah usaha tidak harus dengan sulit, tidak harus bermodal uang besar sebagaimana yang umum dibayangkan para pemula.

Secara sederhana -dalam buku itu - saya bahkan menguraikan bahwa Berbisnis bisa bermodal rasa syukur.  Kok bisa?  Ya, ide tulisan ini sebenarnya datang dari cerita pak Dahlan Iskan saat menjalani transplantasi hati beberapa tahun lalu.  Untuk "mengganti hati"-nya, beliau menghabisnkan tak kurang dari dua milyar rupiah.  Itu baru satu organ (hati/liver).  Sehingga kalau dihitung, sebenarnya Tuhan sudah memodali kita ratusan milyar dalam bentuk pikiran yang sehat dan fisik yang sempurna.

Tapi, tak afdol kiranya bila anda tak membaca bukunya.  Untuk mendapatkan bukunya, silakan kontak langsung ke :

DAQU SHOP
PPPA Darul Quran Wisata Hati
Informasi Pemesanan:
SMS/WA : 0812-1959-0155
Tlp: 021-73453000/073444875
email: pppa.shop@yahoo.com
twitter: @pppa_shop
Harga Rp 59.000,-
 
Bedah Buku Kun Fayakuun for Business, Rabu 9 April 2014
pukul 12-15

Comments

Popular posts from this blog

MAU JUAL GINJAL? BACA SAMPAI SELESAI !

Sudah dua tahun tak bertemu, seorang teman mengirimkan "broadcast message" (BM) di perangkat Blackberry saya. BM-nya agak mengerikan : dia mencari donor ginjal untuk saudaranya yang membutuhkan. Soal harga -bila pendonor bermaksud "menjual" ginjalnya bisa dibicarakan dengannya. Membaca BM itu, saya teringat kisah pak Dahlan Iskan dalam bukunya GANTI HATI. Dengan jenaka beliau bercanda, bahwa kini dia memiliki 2 bintang seharga masing-masing 1 milyar, satu bintang yang biasa dia kendarai kemana-mana (logo mobil Mercedez) dan satu bintang jahitan di perutnya hasil operasi transplatasi hati. Ya, hati pak Dahlan "diganti" dengan hati seorang anak muda dari Cina, kabarnya harganya 1 miliar. Lalu, iseng-iseng saya browsing, dan ketemulah data ini, Data Harga organ tubuh manusia di pasar gelap (kondisi sudah meninggal dibawah 10 jam, sumber :http://namakuddn.wordpress.com/2012/04/27/inilah-daftar-harga-organ-tubuh-manusia-di-pasar-gelap/) 1. Sepasang bola mata: U

KAN SAYA MASIH HIDUP ...

“Harta, sebenarnya belum bisa dikatakan pembagian harta karena saya masih hidup. Tetapi saya tetap akan membagikan hak mereka masing-masing sesuai dengan peraturan agama,” ujar ibu Fariani. Ibu Fariani adalah seorang ibu dengan empat orang anak yang baru saja ditinggalkan suaminya Ipda Purnawirawan Matta. Almarhum meninggalkan harta waris berupa tanah, rumah dan mobil senilai Rp 15 Miliar. Pada bulan Maret 2017, ketiga anak ibu Fariani mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Agama Kota Baubau, Sulawesi Tenggara dengan nomor 163/ptg/ 2013/PA/2017, yang inti gugatannya : Meminta bagian mereka selaku ahli waris yang sah atas harta waris almarhum ayah mereka. Dunia makin aneh? Anak kurang ajar? Tidak. Banyak orang yang memiliki pendapat seperti ibu Fariani, sebagaimana yang saya kutip di paragraf pertama di atas. Pendapat yang KELIRU. Begitu seorang suami meninggal dunia, maka hartanya tidak serta merta menjadi miliki istri atau anak-anaknya. Harta itu berubah menjadi h

CERITA 19 EKOR SAPI

Dul Kemit, Dede dan Khomsul datang ke rumah pak Lurah sambil bersungut-sungut. Mereka mencari orang yang bisa menyelesaikan masalah mereka. Pak Lurah menyambut mereka, dan tiga bersaudara ini menyampaikan masalahnya. Ayah Dul Kemit, Dede dan Khomsul baru saja meninggal seminggu lalu. Ceritanya, almarhum ayah meninggalkan WASIAT bahwa 19 ekor sapi yang ditinggalkan dibagi untuk mereka bertiga dengan porsi : Dul Kemit 1/2 bagian, Dede 1/4 bagian dan Khomsul 1/5 bagian. Pak Lurah pusing menghitung pembagiannya, karena pesan almarhum adalah saat membagi : sapi tidak boleh disembelih, dijual atau dikurangi. Untuk itu dia minta bantuan pak Bhabin dan Babinsa. Lalu pak Bhabin bilang", Sapi ada 19. Mau dibagi untuk Anak pertama 1/2, anak kedua 1/4 dan anak ketiga 1/5 tanpa menyembelih, tanpa mengurangi". Ketiga bersaudara itu menangguk-angguk. "Oke kalau begitu, supaya tidak berantem, saya akan sumbangkan satu ekor sapi milik saya untuk MENGG