![]() |
Illustrasi dari Mice Cartoon |
Pernah
dengar “orang rumah” marah gara-gara harga cabe yang agak gila-gilaan? Mulai tukang sayur, pertamina sampai presiden
tak luput dari sasaran kemarahan. Jaman
makin susah, harga-harga melambung tinggi.
Tapi, penghasilan tak kunjung ikut terbang mengikuti.
Saat harga melompat tinggi, entah itu hanya
dipicu dari cabe yang dibuat sambal, atau daging sapi untuk pelengkap sayur sop
memicu sebuah kejadian bernama INFLASI.
Sederhananya, inflasi adalah kondisi dimana uang kita kemarin cukup
untuk membeli satu kilogram cabe, hari ini hanya cukup untuk membeli tigaperempat
atau bahkan setengah kilogram. Nilai
uang kita turun dibandingkan harga barang.
Maka
lihatlah sedikit data dari BPS ini.
Inflasi kita ini : 6.96% (2010), 3.79% (2011), 4.30 (2012), 8.38 (2013) dan diperkirakan
mencapai 5.75% pada akhir 2014 ini.
Total jenderal selama lima tahun terakhir inflasi kita mencapai
29.18%.
Artinya
apa? Buat anda yang dulu tahun 2010
punya penghasilan Rp 10 juta per bulan - bisa membeli barang senilai Rp 10 juta,
di tahun 2014 ini penghasilan anda hanya bisa membali barang senilai Rp 7 juta
saja. Sadar atau tak sadar selama lima
tahun terakhir nilai uang anda menguap hampir 30%.
Dari sudut pandang yang berbeda, bila pendapatan anda tahun Rp 10 juta per bulan; maka di tahun 2014 ini minimal pendapatan anda musti Rp 13 juta, agar gaya hidup anda tetap. Itu baru menyamai inflasi, sedangkan bila ingin sejahtera (artinya bisa menabung dan nilai tabungannya bertambah) penghasilan anda harus melebihi persentase inflasi.
Sampai di
sini, sadarkah anda benar kata bang Haji Rhoma Irama dulu dalam lagunya :”Yang
Kaya Makin Kaya, yang Miskin makin Miskin”.
Orang kaya, tahu ilmunya. Ketika
setiap tahun inflasi selalu ada dan tak bisa dihindari, dia mencari upaya untuk
mengalahkannya. Dari mulai memperbesar
skala usaha, menaikkan harga dagangan (bila dia berdagang), atau melompat dari
satu perusahaan ke perusahaan yang lain untuk mencari gaji yang lebih
besar. Dan itu sah-sah saja, soal
strategi saja.
Tapi lihat orang miskin, gajinya tetap. Atapun kalau naik jauh di bawah persentase inflasi, artinya kelihatannya jumlah gaji naik, tapi “kekuatan uangnya”-nya sebenarnya turun, tak punya tabungan, setiap tahun kebutuhannya naik. Makin miskin lah dia. Bang haji Rhoma, ahli hitung-hitungan keuangan juga rupanya.
Sehingga, di
hari-hari ini jangan jumawa. Merasa bahwa uang, tabungan atau asset yang kita
miliki masih cukup-cukup saja. Pelototi
kembali tabel inflasi dan hitung. Uang
kita bertambah atau justru menyusut nilainya.
Bila jaman dulu, hanya tuyul yang bisa diam-diam mengambil uang kita,
kini tak lagi. Ada “makhluk” jahat
bernama inflasi, yang dengan diam-diam, sistematis dan terstruktur menggerogoti
(nilai) uang kita. Hingga tak sadar,
kita (jatuh) makin miskin saat sadar dengan mata terbuka.
Minggu depan
–di BENGKEL UANG- saya akan berbagi kiat mengalahkan inflasi buat anda
semua. Harap bersabar dan waspadalah,
waspadalah.
**) Tulisan ini sudah dimuat di Rubrik BENGKEL UANG Harian Bogor, 8 Desember 2014
*) Illustrasi sepenuhnya milik Mice Cartoon
Come to my website to view the contents of my website
ReplyDeleteBOLA PELANGI2 - BANDAR MIX PARLAY TERBESAR DI INDONESIA HANYA DENGAN 1 USER ID SUDAH BISA BERMAIN SEMUA GAME. Join US ! klik link di bawah ini ☟
☛ Prediksi Jitu Bola
☛ Bola Online
☛ Main Game online
Untuk Info Dan Bonus Menariknya Bisa Hubungi Kami Di Bawah Ini :
WHATSAPP 1 : +85516327150
Ayo buruann , mana tau kamu menjadi jutawan setelah bergabung dengan kami ..
♛ Group FB Prediksi Parlay Dan Bola Jalan = https://https://www.facebook.com/groups/176360512919094/
♛ Instagram = https://www.instagram.com/bolapelangi_02
♛ Pinterest = https://id.pinterest.com/prediksijituparlayy/