Terilhami dari Film "Now You See Me"; pertanyaan pertama saat training kemarin adalah : "berapa Saldo Rekening anda hari ini?".
Pertanyaan yang mudah, dan jawabannya pun mudah. Anda tinggal buka buku rekening, atau pencet SMS bangking di hape anda...selesai. Pertanyaan selanjutnya, apakah saldo itu cukup untuk membiayai hidup anda 3 bulan, atau 6 bulan atau bahkan setahun pada kondisi anda "diputuskan" harus beristirahat tak bekerja.
Pertanyaan kedua yang dilontarkan pada peserta training adalah : "Pada 3-5 tahun dari sekarang, apakah anda akan melakukan pekerjaan yang sama dengan apa yang anda lakukan sekarang?".
Jawaban peserta, 100 % mengatakan TIDAK. ini cukup mengejutkan. Peserta training di gedung ber AC wangi, rata-rata berdasi dan berpakaian rapi ternyata ingin 3-5 tahun lagi mereka "terbebas" dari rutinitas yang mereka lakukan saat ini.
Saat ditanya mengapa mereka berfikir untuk "move on", jawabannya beragam dari ingin penghasilan yang lebih besar (supaya tabungannya lebih besar, katanya), ada yang ingin memiliki bisnis sendiri supaya bisa memiliki lebih banyak waktu luang, ada juga yang sekedar ingin berhenti berdesak-desakan di kemacetan Jakarta setiap hari.
Selanjutnya, saat ditanya kenapa tidak "Move On" sekarang saja? mengapa masih menunggu 3-5 tahun lagi? Jawabannya pun beragam : ada yang merasa belum cukup "modal", ada yang merasa tidak cukup punya keahlian untuk memulai usaha baru, ada yang merasa sudah sekolah tinggi-tinggi kok "jualan". Bahkan seorang peserta bilang,"Saya sudah banyak menciptakan prestasi di pekerjaan saya sekarang, kalau nanti saya membangun usaha sendiri atau memulai sesuatu yang baru, saya takut gagal dan ditertawakan orang".
Maka saya kemarin bicara soal "Move On". "Move On" bukan soal pengalaman, pendidikan atau prestasi, dia hanya soal "cara pikir" (begiulah kawan saya, Handry Satriago, menterjemahkan kata "Mindset"). Anda sekarang keryawan sebuah bank, setiap hari mengurus uang milyaran, tapi untuk mengajak anak anda ke taman safari saja harus menabung setahun. Miris. Tapi anda tak berusaha mencari tahu, bagaimana orang lain, yang bisa bekerja dengan "santai" tapi memiliki income hingga ratusan juta per bulan.
Ketakutan memulai sesuatu yang baru, lebih banyak disebabkan karena pola pikir :
- Anda tak mau mencari tahu lebih banyak apa yang terjadi di luar anda. Untuk ini, saya menyarankan anda menonton kisah Chris Gardner dalam film "On Pursuit of Happyness", atau kisah Jordan Belford dalam "Wolf of Wallstreet".
- Anda terlalu takut memulai karena anda takut kekalahan. Sebut saja gagal. Padahal, dimana-mana kalau siap berhasil, juga siap gagal. Enaknya, di dunia ini kita bukan satu-satunya manusia. Kalau mau berhasil, kita tinggal meniru orang lain yang sudah berhasil. Simpel.
- Anda terlalu gengsi untuk mau mengakui keberhasilan orang lain, sehingga sulit untuk belajar. Ketika kita berkekurangan secara materi, alih-alih mau belajar dari orang lain yang sudah sukses, kita justru bersembunyi di balik kata-kata "syukur nikmat", "rejeki sudah ada yang ngatur" atau berbagai kata bernada "excuse" lain yang sebenarnya intinya kita malu, malas dan gengsi belajar dari orang lain yang sudah sukses.
- Anda terlalu banyak terbebani oleh masa lalu. Dulu saya bos besar di kantor, dulu saya berprestasi, dulu saya ahli ini atau ahli itu ; maka mencoba belajar hal yang baru menjadi aib.
Maka, di ruangan training ini, saya menemukan sebuah gambaran sebagian besar dari kita. Sehingga saya berkesimpulan, "Move On" bukan lagi soal kesempatan saja, tapi bagaimana kita mau menemukan dan memanfaatkan kesempatan itu.
Saya bilang kemarin," 1000 keinginan, 100 teori, 10 konsep akan kalah dengan 1 tindakan". Ayo Move On !
-
Pertanyaan yang mudah, dan jawabannya pun mudah. Anda tinggal buka buku rekening, atau pencet SMS bangking di hape anda...selesai. Pertanyaan selanjutnya, apakah saldo itu cukup untuk membiayai hidup anda 3 bulan, atau 6 bulan atau bahkan setahun pada kondisi anda "diputuskan" harus beristirahat tak bekerja.
Pertanyaan kedua yang dilontarkan pada peserta training adalah : "Pada 3-5 tahun dari sekarang, apakah anda akan melakukan pekerjaan yang sama dengan apa yang anda lakukan sekarang?".
Jawaban peserta, 100 % mengatakan TIDAK. ini cukup mengejutkan. Peserta training di gedung ber AC wangi, rata-rata berdasi dan berpakaian rapi ternyata ingin 3-5 tahun lagi mereka "terbebas" dari rutinitas yang mereka lakukan saat ini.
Saat ditanya mengapa mereka berfikir untuk "move on", jawabannya beragam dari ingin penghasilan yang lebih besar (supaya tabungannya lebih besar, katanya), ada yang ingin memiliki bisnis sendiri supaya bisa memiliki lebih banyak waktu luang, ada juga yang sekedar ingin berhenti berdesak-desakan di kemacetan Jakarta setiap hari.
Move On ... |
Maka saya kemarin bicara soal "Move On". "Move On" bukan soal pengalaman, pendidikan atau prestasi, dia hanya soal "cara pikir" (begiulah kawan saya, Handry Satriago, menterjemahkan kata "Mindset"). Anda sekarang keryawan sebuah bank, setiap hari mengurus uang milyaran, tapi untuk mengajak anak anda ke taman safari saja harus menabung setahun. Miris. Tapi anda tak berusaha mencari tahu, bagaimana orang lain, yang bisa bekerja dengan "santai" tapi memiliki income hingga ratusan juta per bulan.
Ketakutan memulai sesuatu yang baru, lebih banyak disebabkan karena pola pikir :
- Anda tak mau mencari tahu lebih banyak apa yang terjadi di luar anda. Untuk ini, saya menyarankan anda menonton kisah Chris Gardner dalam film "On Pursuit of Happyness", atau kisah Jordan Belford dalam "Wolf of Wallstreet".
- Anda terlalu takut memulai karena anda takut kekalahan. Sebut saja gagal. Padahal, dimana-mana kalau siap berhasil, juga siap gagal. Enaknya, di dunia ini kita bukan satu-satunya manusia. Kalau mau berhasil, kita tinggal meniru orang lain yang sudah berhasil. Simpel.
- Anda terlalu gengsi untuk mau mengakui keberhasilan orang lain, sehingga sulit untuk belajar. Ketika kita berkekurangan secara materi, alih-alih mau belajar dari orang lain yang sudah sukses, kita justru bersembunyi di balik kata-kata "syukur nikmat", "rejeki sudah ada yang ngatur" atau berbagai kata bernada "excuse" lain yang sebenarnya intinya kita malu, malas dan gengsi belajar dari orang lain yang sudah sukses.
- Anda terlalu banyak terbebani oleh masa lalu. Dulu saya bos besar di kantor, dulu saya berprestasi, dulu saya ahli ini atau ahli itu ; maka mencoba belajar hal yang baru menjadi aib.
Maka, di ruangan training ini, saya menemukan sebuah gambaran sebagian besar dari kita. Sehingga saya berkesimpulan, "Move On" bukan lagi soal kesempatan saja, tapi bagaimana kita mau menemukan dan memanfaatkan kesempatan itu.
Saya bilang kemarin," 1000 keinginan, 100 teori, 10 konsep akan kalah dengan 1 tindakan". Ayo Move On !
-
Comments
Post a Comment